BAB 25

342 64 5
                                    

Yoongi tahu jika Suho mengikutinya, jadi ia sengaja pergi menuju apartemen pribadinya yang sudah lama tak ia datangi. "Sialan." 

Yoongi meraih ponselnya yang tak henti bergetar, "Halo?"

"Tuan, pria yang kemarin dia bersikukuh ingin pergi dari Mansion. kami sudah melarangnya tapi ia tetap ingin pergi."

Yoongi menghela nafas, "berikan telponnya."

"Baik Tuan."

"Hoseok, tetap di mansion!" Bentak Yoongi.

Hoseok tersentak, ia menggeleng kecil. "Tidak, aku harus pergi."

"Hyeong, ku mohon." Kini bisa mereka lihat, mata tupai itu berkaca. 

Para pelayan juga beberapa bodyguard yang menghalangi Hoseok terdiam kaku mendengar tangisan itu.

"Aku harus, hiks. Hyeong.."

Yoongi terdiam mendengar Hoseok yang memohon padanya, kenapa? kenapa Hoseok sampai menangis seperti itu.

"Baiklah, jaga dirimu." Pada akhirnya hanya itu yang bisa Yoongi ucapkan.

"Jangan biarkan Suho tahu, kau tau maksudku Hoseok."

Hoseok mengangguk kecil, "aku boleh pergi, jangan menghalangi!" Ucap Hoseok sembari menyerahkan ponsel itu.

Kepala maid menerima ponsel itu, sedikit berbicara pada sang tuan sebelum akhirnya. "Biarkan dia."

Hoseok berjalan ke pintu utama, berlari menjauh dari Mansion tempatnya tumbuh. Ia akan merindukan semua kenangan hari ini, bagaimana sang kakak masih menatap dengan dengan sedikit kasih sayang. Walaupun begitu Hoseok tetap bersyukur, setidaknya tidak akan ada orang yang terluka lagi karenanya, "aku akan baik-baik saja, Hyeong."

"Aku dan juga bayi ini." Hoseok memegang perutnya yang masih rata itu, tersenyum kecil sembari berlari menuju halte bus terdekat.

Butuh cukup lama untuk sampai, karena ia harus menaiiki 3 bus untuk sampai ke Mansion Kim. Katakanlah jika Hoseok bodoh, Ia hanya memakai celana piyama juga kaos putih saat menuju pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul 11 malam. 

Tubuh putih Hoseok semakin pucat karena cuaca dingin, ia masuk ke dalam Mansion dengan tubuh menggigil kedinginan. Membuat beberapa maid berhamburan panik menghampirinya dengan handuk kecil, selimut tebal juga sebaskom air hangat.

"Tuan, kemari!"

"Oh astaga, anda dingin sekali."

Hoseok duduk di sofa dengan kedua kakinya yang di rendam dalam air hangat, secangkir coklat hangat di sajikan di depannya, "coklat hangat bisa menghangatkan tubuh anda, Tuan." 

Hoseok menatap cangkir itu lama, "bisa tolong buatan teh saja?" Ucapnya menatap maid yang baru saja mengantar coklat itu.

Sang maid mengangguk, ia berjalan cepat menuju dapur setelah itu kembali dengan segelas teh hangat.

Hoseok tersenyum kecil kala hangat kini menjalar keseluruhan tubuhnya yang mendingin, "aku ingin pergi ke kamar. Kalian bisa beristirahat."

Mereka semua mengangguk paham, Hoseok berjalan menuju lantai 2 tempat kamarnya dan Suho berada. Tangannya memutar knop pintu, Hoseok diam. Selimut yang terlampir di baunya merosot turun.

Hoseok tidak bisa menjelaskannya rasanya seperti sakit atau mungkin sesak, Ia membungkuk kecil. "Maaf menganggu." Ucapnya lalu berlari pergi.

"Tidak, Hoseok!"

Suho mendorong Seulgi yang berada di atas tubuhnya, "brengsek menyingkir dariku!"

Seulgi mendesis kecil kala tubuhnya menghantam lantai, ia datang ke Mansion tanpa ada yang tau sengaja datang tengah malam karena tahu sekali jika para penjaga hanya tersisa sedikit. Menyelinap masuk ke kamar Suho.

Lo$er Lo💜er (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang