BAB 21

348 67 24
                                    

Hoseok berjalan santai melintasi trotoar, kaos putih membungkus tubuhnya yang mulai berisi lihatlah rona di kedua pipi tupainya sudah kembali.

Ia menatap kosong taman di depannya, banyak anak kecil juga sepasang kekasih yang sedang bercengkrama disana.

"Jungkook." Bisik Hoseok pelan kala ingatan itu kembali menerjang, Hoseok berbalik ia berjalan cepat menuju toilet umum yang tak jauh dari sana.

"Hoeekk."

Hoseok mengeluarkan semua sarapannya pagi ini, keringat membasahi dahi juga pelipisnya. Tangannya membasuh wajah juga sisa muntahan di sudut bibirnya.

Hoseok menatap pantulan dirinya di cermin, pipinya yang tirus kini kembali mengembul lucu seperti tupai yang tengah mengunyah kacang, ia bisa merasakan perubahan tubuhnya yang drastis.

"Apa aku mulai bahagia sekarang?" Ucapnya pelan.

Kekehan kecil itu memenuhi kamar mandi, beberapa orang yang berada di sana sedikit menyernyit bingung mendengar suara tawa itu.

Prang

Tetesan darah jatuh menuruni lantai berwarna putih itu, setelah puas melontarkan kekesalannya lewat pukulan kaca Hoseok keluar dengan wajah datarnya.

Brak

"Gunakan matamu sialan!"

Hoseok mendongak balik menatap tajam pria yang menabrak bahunya, "kau tidak salah bicara, hah?"

Hoseok mengepal erat sampai akhirnya pukulan itu tercipta, ia kesal mood nya benar-benar buruk.

Terjadi pergulatan di antara mereka sampai akhirnya Hoseok sendirilah yang terkapar di sudut, beberapa memar menghiasi wajah cantiknya.

"Ck,"

Pria itu berdecih sebelum akhirnya pergi tanpa merasa bersalah,

"haha. Ck hiks.."

Hoseok menutup wajahnya, "menyebalkan."

Langkah kaki itu terdengar tergesa, beberapa pria berkeliling di dalam mansion besar mencari keberadaan seseorang yang kini membuat seorang Kim Suho menggeram marah.

"Tidak becus, kalian hanya menjaga 1 orang, sialan." Ucapnya marah.

Ujung revolver berwarna silver itu kini tengah tertunjuk pada salah satu kepala bodyguard yang tengah bersujud dengan tubuh gemetar, "maaf, Tuan."

Bunyi pintu utama membuat semuanya menoleh tak terkecuali Suho yang menarik pelatuk senjata itu, menimbulkan bunyi memekakkan telinga.

Mata mereka saling bersitatap sebelum akhirnya Hoseok berlari masuk menaiki tangga menuju lantai 2, aroma darah yang pekat membuat perutnya terasa mual.

Sekarang hanya cairan bening yang keluar dari mulutnya, perutnya benar-benar mual seperti di aduk-aduk. Rasanya sangat sama ketika ia menaiki wahana rollercoaster, pening di kepalanya membuat Hoseok limbung.

"Hoseok!"

Tok tok tok

"Hoekk.."

Raut khawatir kini tercipta di wajah Suho, karena sebelum Hoseok berlari pergi ia bisa melihat jika wajah cantik itu di penuhi lebam di mata juga sudut bibirnya.

Suho menunduk melihat tangannya yang masih memegang revolver kesayangannya, ia berjalan keluar dari kamar.

"Bersihkan semuanya!"

"Jangan ada aroma darah sedikitpun di mansion ini." Perintahnya.

Kini setelah kejadian beberapa minggu yang lalu, Hoseok kembali tinggal bersama Suho setelah pria itu melayangkan surat perceraiannya dengan Seulgi. Tentu saja tanpa sepengetahuan puterinya Kim Jenny yang ia pindahkan ke Swiss untuk menempuh pendidikan.

Lo$er Lo💜er (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang