Hoseok penasaran, pasalnya mansion ini terdengar sangat sepi. Bahkan suara kicauan burungpun tak terdengar sama sekali dari balik cermin besar yang terbalut tirai hitam itu. Ia sudah memakai sebuah dress putih yang mirip seperti baju rumah sakit.
Tirai itu ia sibak, sorot mentari membuat penglihatannya sedikit kabur. Hoseok membuka mulutnya kecil kala melihat keluar, "hutan?"
Jemari itu menyentuh pelan cermin yang kini terasa dingin di tangannya, Hoseok mengetuk kecil. Bisa ia pastikan jika cermin itu lebih tebal pada umumnya. Yang ia lihat hanya hamparan pohon tinggi yang mengelilingi mansion.
"Bagaimana bisa, Suho Hyung membuat mansion di tengah hutan seperti ini?" Ucapnya pelan sembari menggeleng kecil.
Hoseok kembali berjalan ke ranjang setelah ia mengambil sebuah buku yang ada di salah satu lemari.
Siang itu ia habiskan dengan membaca sebuah novel romansa di tengani camilan yang ia minta setelah mandi yang sudah tersedia di atas nakas.
**
"Bagaimana situasi disana?"
"Mansion nya terletak di tengah hutan, ada 3 gerbang sebelum sampai di mansion. Masing-masing gerbang di jaga 10 orang."
Pria yang tengah memangku laptop itu mengangguk, "habis semua, jangan biarkan ada yang tersisa."
Pasukan MS 13 yang menempati 5 bus dengan total 40 orang masing-masing bus mulai berjalan untuk menerobos masuk, bunyi nyaring mesin mobil serta tembakan menggema membuat sebagian burung terbang menjauhi area itu.
"Tuan Lucas-"
"Aku tahu, siapkan pasukan! Jangan biarkan mereka menyentuh mansion." Perintahnya.
Salah satu bawahannya yang masih mengatur nafas itu mengangguk paham, membunyikan sirine yang terletak di beberapa pos di sekitar mansion. Menandakan jika ada penyerangan.
"Kalian jaga lantai atas, tempat dimana Tuan Hoseok berada. Beritahu Tuan Kim secepatnya!"
Lucas mengambil senjatanya, berjalan di ikuti Beberapa bawahannya bersiap untuk menyerang pasukan MS 13 yang sudah sampai di gerbang terakhir mansion.
"Kuharap kita bisa bertahan sebelum Tuan Kim tiba." Bisik Lucas kala melihat berapa banyak orang yang keluar dari bus itu.
Ia tak habis pikir bagaimana bisa mansion ini di lacak, padahal jelas mansion ini bahkan tak terdaftar di peta Hong Kong.
Pertempuran itu memecah khasnya keheningan hutan, suara tembakan serta teriakan menggema.
Hoseok yang asik membaca menatap jendela, "kenapa para burung itu terbang menjauhi mansion?" Ucapnya meletakkan buku di ranjang.
Hoseok berjalan semakin mendekat, rasa takut kini memenuhi dadanya. Rasa sunyi ini membuatnya was-was.
Ia mendial nomor sang suami, menggigit jari takut. Suara dering itu berbunyi, namun sudah 4x tapi telponnya tak di angkat.
"Hyung kenapa kau tidak mengangkat telponnya?" Ucap Hoseok menatap layar ponselnya.
"Ssh, Akh.."
Hoseok menunduk, tangannya memegang perutnya yang tiba-tiba saja kram. "Ugh, tidak apa-apa Baby."
Hoseok terduduk masih dengan mengelus perutnya yang mulai relax. "Hahh Baby takut hm? Maafkan Papa ya."
Tak
Hoseok menegakkan kepalanya kala benda dingin itu menyentuh kepala belakangnya, "Lu-lucas?"
"Ck, ikut aku dengan tenang. Atau kau ingin kepala mu meledak disini."
Hoseok menelan ludah, keringat kini membasahi pelipisnya. Ia takut, "Akh."
Tangannya di tarik paksa untuk bangkit, ia berjalan atau lebih tepatnya di seret paksa keluar dari sana. Hoseok menatap takut, lantai putih mansion kini banjir oleh cairan merah.
"Hiks," Isakan itu lolos dari bibirnya.
Hoseok menutup mulutnya.
Brak.
Pintu belakang itu di banting keras, Hoseok duduk dengan perasaan takut yang semakin menjadi.
"Hyung kau dimana?" Batinnya.
Hoseok hanya diam saat mobil itu berjalan menjauhi mansion.
"Aku tidak menyangka kau akan lebih tenang saat di bawa pergi."
Hoseok menegakkan kepalanya, menatap pria di depannya dengan mata yang berkaca, "kemana kau akan membawa ku?"
"Kenapa kau melakukan semua ini?"
Hoseok meremat sisi pakaian bawahnya.
Pria dengan topeng itu berbalik, matanya melihat kilauan di leher Hoseok.
"Jangan sentuh aku, sialan."
Hoseok meronta saat tangan pria itu mencoba untuk menyentuhnya, "diamlah!"
Pria itu geram, ia mencekal tangan Hoseok dengan satu tangannya di atas kepala. Hoseok memalingkan wajahnya takut, tangan yang di balut kain itu menyentuh lehernya.
Sreet
"Kau sudah tidak membutuhkan ini, Sweetie." Ucapnya menarik kasar kalung yang melingkar di leher Hoseok, kembali pada posisi duduknya lalu membuang kalung itu keluar jendela.
"Tidak, jangan membuangnya!"
Hoseok melihat keluar jendela, ia mengigit bibir bawahnya.
"Kau brengsek."
"Diam dan duduk dengan tenang! atau aku akan mengikatmu juga menyumpal mulut kasar mu itu."
Wajah Hoseok memerah menahan kesal, namun kini juga dada sesak karena takut. Ia hanya bisa menuruti ucapan pria itu agar tidak mendapatkan masalah, berharap jika suaminya datang untuk menjemputnya pulang.
Pria itu menatap Hoseok lekat, "kau pikir dengan mengingat jalan yang kita lewati kau bisa mengabari suami mu itu?"
Hoseok yang tengah memperhatikan jalanan itu kini menoleh, jelas sekali raut keguguran di wajah cantik itu.
"Sudah ku duga," Pria itu menarik sebuah kain hitam di kantongnya.
"Tidak, hentikan!" Ucap Hoseok kala pria itu menutup kedua matanya, karena risih dengan gerakan random itu ia mengikat kedua tangan Hoseok di belakang tubuhnya.
"Ini jauh lebih baik."
"Jalankan mobilnya lebih cepat!" Perintahnya.
**
"Dia menyadarinya." Desah Yoongi kecil, ia menutup laptop di pangkuannya.
"Apa maksudmu, Yoon?"
"Aku yakin, Daniel melepaskan kalung pelacak itu. Kau lihat titik merah ini, diam tak jauh dari tempat awal Hoseok tinggal." Ucapnya menjelaskan kembali, membuka laptop itu.
"Apa pesawat ini tidak bisa berjalan lebih cepat?" Yoongi memekik, padahal ini baru satu jam perjalanan mereka menuju Hongkong.
"Ck, kau pikir ini arena balapan?" Ucap Min Ho yang memang tak jauh duduk dari Yoongi.
Keheningan menyelimuti mereka, Yoongi yang masih sibuk dengan laptopnya. Sehun yang tengah mengasah tajam pisau lipat kesayangannya. Min Ho kini memikirkan strategi untuk menyerang pasukan MS 13.
"Aku yang akan mengambil alih dari sini Jungkook."
"Tidur dengan tenang." Bisikan Key itu membuat Jungkook memejamkan matanya.
Mata bambi itu berkilat tajam, barret M82 tepat di bawah kakinya. Ia meraih senjata itu.
"Hmm kupikir ini akan berat, ternyata tidak."
Krak
Suara itu membuat semuanya menoleh tak terkecuali Sehun.
Jungkook mengarahkan senajatanya ke depan, seolah tengah membidik.
Seringai di bibir cherry itu tertarik, "oke prince, aku akan membawa mu pulang." Bisiknya.
13:03/01/22
KAMU SEDANG MEMBACA
Lo$er Lo💜er (END)
FanfictionHanya tentang seorang pemuda berusia 17 tahun yang jatuh cinta pada seorang pengusaha kaya raya. ⚠️BXB Jeon Jungkook Dom! Jung Hoseok Sub! Genre : Romance, Family, Angst 18+, sedikit bumbu blood. Start : 24/10/21 🥇BDSM 28/11/21