BAB 38

253 51 11
                                    

"Arrgh.."

 Brak

Hoseok mengadu saat tubuhnya menyentuh lantai dingin, tapi itu terasa seperti tanah yang kering di kulitnya. Masih dengan tangan terikat juga mata tertutup kain, Hoseok mencoba untuk mendudukan tubuhnya dengan susah payah.

"Hiks.."

"Aah-"

"Haha, lihat jalang ini!"

"Fuck."

Hoseok bisa mendengar umpatan kasar itu, tubuhnya gemetar ia memundurkan tubuhnya hingga menyentuh dinding di belakangnya. Pria itu masih disana, menatap Hoseok.

"Bersikaplah dengan baik, atau kau yang akan menggantikan wanita menyedihkan itu." Ucapnya sebelum beranjak.

Hoseok menggeleng kecil, ia menyembunyikan wajahnya di antara lutut yang tertekuk hingga ke dada, "Hyung, aku takut." Bisiknya pelan.

Hoseok bisa merasakan jika kain di matanya kini pasti sudah basah karena ia menangis, jeritan serta ocehan orang-orang itu masih terdengar jelas. Sebelum akhirnya suara pintu besi terdengar di ikuti langkah kaki.

"Ada tawanan baru, ehh?" Ucap pria dengan tubuh sedikit pendek dari teman-temannya.

Ketiganya yang baru selesai bermain dengan wanita itu menatap sel yang di tempati Hoseok, "mm sepertinya dia pria."

"Tidak masalah, asalkan di masih punya lubang bodoh!"

Hoseok masih diam, ia hanya bisa berdoa dalam hatinya. Namun kini suara langkah mereka terasa semakin dekat. "Apa yang kalian lakukan, menjauh dariku!" Ucap Hoseok panik.

"Wah lihat, sajian yang sangat lezat."

Satu persatu dari mereka membuka baju, Hoseok sudah bergerak panik kala tangan itu menyentuh wajahnya.

"Tidak, jangan sentuh aku!"

Kain yang menutupi kedua mata tupai itu mereka tarik hingga terlepas, "Wah ternyata kau cantik."

Hoseok menggeleng dengan wajah yang sudah basah oleh airmata.

Brak

Tawa penuh kepuasan itu memenuhi indera pendengarannya, Hoseok berulang kali meronta saat tubuhnya di sentuh oleh tangan asing itu.

"Kumohon hentikan." 

"Hiks.."

Ikatan di belakang tubuhnya terlepas  Hoseok mendorong pria yang mengungkung tubuhnya.

Dak

Hoseok menentang pangkal paha pria itu, ia bangkit mencoba untuk meraih pintu besi di depannya.

"Argh, sial. Pegangi dia!" 

Brak.

"Akh.." Hoseok meringis saat kakinya di tarik hingga terjatuh.

Kedua tangannya memegang perutnya yang kini terasa sakit hingga ke belakang pinggangya, "s-sakit, hiks.."

"Fuck, darah."

"Cepat pergi dari sini!" Ucap salah satu dari mereka yang menyadari kini darah mengenang di lantai itu.

Kedua temannya mengangguk lalu pergi dari sana setelah kembali mengunci pintu itu.

"Siapapun, hiks.. t-tolong.." 

Hoseok meremat kain pakaiannya yang kini sudah bercampur dengan darah, keringat membasahi pelipis juga dahinya. Perutnya terasa seperti terkoyak, "Hyung, sakit sekali." Rintihnya sebelum gelap menyapa.

Lo$er Lo💜er (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang