BAB 3

682 90 3
                                    

Jam menunjukkan pukul 12 siang, Hoseok segera bersiap setelah melahap sarapannya. Atau mungkin makan siangnya, karena ia baru selesai dengan crofel nya di jam 12.

Setelah dapurnya rapih kembali Hoseok melihat penampilannya dicermin dahulu sebelum berjalan keluar appartement. Surai madunya bercahaya ketika terkena sinar matahari, ia terpaksa mengenakan sebuah turtle neck yang menutupi leher di cuaca panas ini karena bercak merah yang sialnya memenuhi setiap jengkal lehernya tak lupa juga dengan blazer berwarna serupa yang membungkus tubuh rampinh namun berisi miliknya.

 Surai madunya bercahaya ketika terkena sinar matahari, ia terpaksa mengenakan sebuah turtle neck yang menutupi leher di cuaca panas ini karena bercak merah yang sialnya memenuhi setiap jengkal lehernya tak lupa juga dengan blazer berwarna serupa ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ia memegang sebuah agenda hitam dan juga dompet kulit di tangan kiri nya sedangkan tangan kananya meraih kunci mobil di dalam saku. Hoseok memakai masker hitam untuk menutupi wajah nya, "Ahh.. shit!" umpatnya merasakan perih di holenya kala ia mendudukkan bokongnya.

"Padahal aku sudah mengobatinya tadi, tapi ini masih terasa menyakitkan." Ucap Hoseok kesal sembari meremat erat stir.

Mobil Lamborgini gallardo itu ia bawa untuk memecah jalanan Seoul, mobil yang baru saja sang suami hadiahkan padanya beberapa hari yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Lamborgini gallardo itu ia bawa untuk memecah jalanan Seoul, mobil yang baru saja sang suami hadiahkan padanya beberapa hari yang lalu.

Sebelum benar-benar meninggalkan basement appart Hoseok menghubungi sekertarisnya. "Apa Idol yang kau rekomendasikan sudah datang?"

Jawaban di seberang panggilan membuat ia mengangguk sembari berdehem pelan, Hoseok segera menancap gas semaksimal mungkin agar segera sampai di perusahannya. Toh jika ia menabrak mobil/pun pembatas jalan Suho dengan uangnya akan menyelamatkannya pikir Hoseok.

***
Mata boba itu berbinar juga mulutnya yang tak henti berucap takjub kala ia memasuki perusahaan besar dan mewah itu, interior ruangan di lantai satu sangat stylist dan modern hanya ada meja resepsionist dan beberapa kursi untuk menunggu disana.

Kala memasuki lantai 2 matanya melirik kesegala arah, di sana berbagai jenis model pakaian terpampang nyata di matanya belum lagi label harga yang menempel di sana mencapai ratusan bahkan jutaan won.

Jungkook hanya datang dengan managernya Namjoon, mereka berdua memasuki perusahaan itu di pandu oleh Irene, sekertaris juga orang yang sudah menawari kontrak dengannya.

Lo$er Lo💜er (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang