*via telpon*
Riri : Li, lo dimana??
Ali Dijalan kak...
Riri : Oh ya udah... Kirain kamu ilang tadi
Ali : Hahaha... Nggak lah kak... Emang kenapa?? Ada jadwal??
Riri : Nggak kok li... Lo free hari ini... Puas-puasin deh sono maen...
Ali : Hahaha... Bisa aja lo kak... Ya udah, gue dijalan nih, gue matiin ya telpon nya?!
Riri : Iya deh... Ati-ati li
*via telpon over*
Ciiiittttt!!!! Suara rem yang begitu menggema ditelinga. Sebuah mobil hampir ditabrak oleh sebuah truk. Truk itu berhasil menghindar dari kecelakaan itu, namun mobil tadi membanting setir hingga menbark sebuah pohoh. Darah mengalir di hidung, kepala dan kaki pengemudi mobil itu yang tak lain adalah Ali.
***
Saat seorang dokter mengemasi barang-barang nya dan bersiap untuk pulang, tiba-tiba pintu ruangannya diketuk. "Masuk..." ucap dokter cantik itu. "Dok, ada korbn kecelakaan dok... Lukanya lumayan parah, dan harus ditangani sekarang" ucap salah seorang suster. "baik, sudah dibawa ke ICU??" tanya dokter itu sambil mengambil stetoskop nya. "Sudah dok..." jawab suster itu. "Baiklah..." ucap dokter itu cantik itu dengan nama Prilly Latuconsina di jas putihnya.
Setibanya di ICU, Prilly langsung memeriksa korban kecelakaan itu. Ali, Ali lah pasien yang ditangani Prilly saat ini.
2 jam kemudian, Prilly sudah selesai membalut kepala Ali, kaki dan juga beberapa bagian ditangan dengan perban. "Pindahkan dia ke ruang inap. Lalu catat hasil pemeriksaan dan letakkan dimeja kantorku, akan aku periksa besok pagi" ucap Prilly anggun namun tegas. "Baik dok" jawab suster itu. Prilly pun keluar dari ruang ICU saat itu. Diluar ia disambut dengan kepanikan keluarga Ali. "Bagaimana keadaan anak saya dok??" ucap mama Resi, ibu dari Ali dengan air mata berlinang. "Tenang dulu bu... Pasien tidak papa... Saya sudah meminta perawat untuk memindahkannya ke ruang inap. Mari ikut keruangan saya untuk lebih jelasnya" ucap Prilly. "Baik dok..." jawab mama Resi. "Ma, kakak ikut" ucap Alya, kakak Ali. "Iya, Riri, kamu tolong tunggu Ali ya..." ucap mama Resi pada Riri manajer Ali.
Mama Resi dan Alya pun mengikuti Prilly ke ruangannya. "Jadi, gimana dok??" tanya mama Resi. "Begini bu... Terdapat luka ringan di kepala dan beberapa bagian tangannya. Tapi, ada luka yang cukup parah di bagian kakinya. Mungkin pasien tidak bisa berjalan beberpa waktu kedepan. Untuk pemeriksaan yang lebih optimal, pasien diperkenankan dirawat di rumah sakit selama beberapa hari kedepan" jelas Prilly. "Tidak bisa berjalan dok?? Apa dia lumpuh??" tanya mama Resi. "Tidak. Pasien tidsk mengalami kelumpuhan atau semacamnya, hanya luka-luka saja. Tapi jika dipaksakan untuk berjalan, akan berakibat fatal nantinya" jawab Prilly. Mama Resi yang endengarnya bisa bernafas lega. "Lalu, apa dia mengalami gagar otak atau semacamnya dok??" tanya Alya. "Tidak juga... Tidak ada kemungkinan dia akan mengalami gagar otak" jelas Prilly. "Alhamdulillah..." ucap mama Resi dan Alya. "Setelah pasien dipindahkan ke ruang inap, kelarga bisa menjenguk pasien" ucap Prilly. "Baik dok, terima kasih..." ucap Alya mengajak mama Resi keluar dari ruangan Prilly.
Saat Alya dan mama Resi keluar dari ruangan Prilly, tiba tiba iphone Prilly berbunyi tanda ada telepon masuk. Ia meraihnya dan ternyata itu dari papa Rizal, ayahnya.
*via telpon*
Prilly : Halo pa...
Papa : Halo sayang... Kamu masih lama nggak dirumah sakit??
YOU ARE READING
She Is Mine
FanfictionKisah cinta seorang Dokter dan Musisi yang merangkap menjadi CEO. Seperti apa kisah mereka? Baca aja!! Beberapa part aku private. So, follow aku dulu kalau mau baca lengkap cerita ini. Thank's!!