2 hari setelah Ali sadar, hari ini ia dibawa pulang oleh keluarganya. Mengapa begitu? Rengekan Ali pada Prilly membuatnya terpaksa membolehkan Ali untuk menjalani perawatan dirumah saja. Lagipula ia punya dokter pribadi bukan (Prilly)?
"Ngga sabaran banget mau pulang" ucap Prilly yang baru saja masuk keruang rawat Ali. Dilihatnya Ali tengah siap untuk pulang walaupun ia duduk dikursi roda saat ini. Prilly mendekati Ali dan mengecup kening Ali lalu mendorong kursi roda Ali keluar ruang rawatnya. "Mama mana bie?" tanya Ali. "Mama nunggu dimobil sayang... Tadi abis tebus resep kamu" jawab Prilly sambil mendorong kursi roda Ali menuju parkiran untuk menemui Mama Resi. "Kamu yakin nggak ikut pulang?" tanya Ali mendongakkan wajahnya menatap Prilly. Prilly menggeleng. "Banyak yang harus aku kerjain hari ini. Kamu tau kan udah berapa kerjaan yang aku tinggal selama kamu disini? Kalo udah selesai, aku janji nanti mampir kerumah sebelum pulang" ucap Prilly lalu mengecup kening Ali lagi. "I'll miss you" ucap Ali merengek seperti anak kecil. Mendengar itu, Prilly terkekeh kecil. "Sayang, otak kamu ngga ada masalah lho karna kecelakaan kemarin. Kenapa jadi manja banget gini?" ucap Prilly sambil terkekeh lagi. "Ih kamu mah. Orang lagi kangen malah diledekin" ucap Ali manyun. "Hey... Haha. Oke, oke, I'll miss you too. Lagian kamunya aneh. Ngga biasanya kamu manja banget sampe jadi anak kecil kaya gini sayang..." ucap Prilly. "Ya aku kan lagi sakit, dimanjain dong... Bu dokter gimana sih!" pinta Ali. "Iya iya... Nanti bu dokter manjain kalo bu dokternya udah selesai kerja ya? Sekarang, kamu pulang dulu. Istirahat" ucap Prilly ketika mereka sudah tiba diparkiran.
"Udah semua Prill?" tanya Mama Resi menghampiri mereka. "Udah ma. Maaf ya Prilly ngga bisa ikut pulang sekarang. Banyak kerjaan soalnya" ucap Prilly. "Iya ngga papa sayang... Ali aman kok sama mama" ucap Mama Resi dilanjutkan dengan tawa kecilnya. "Ya udah kalo gitu. Prilly masuk dulu ya ma, ada rapat 30 menit lagi" ucap Prilly berpamitan dengan Mama Resi. "Iya sayang" balas Mama Resi. "Hey, aku kerja dulu ya... Kamu pulang dan istirahat dirumah. Makan yang teratur dan jangan lupa minum obat. No soft drink for this week, get it?" ucap Prilly layaknya seorang ibu menasehati anak laki lakinya. "Okeyy..." jawab Ali pasrah. "Have a good day sweety" ucap Prilly lalu mengecup pipi dan kening Ali dan kembali masuk kedalam rumah sakit. Namun sebelum Prilly melangkahkan kakinya, Ali menarik tangan Prilly dan mengecup bibirnya membuat pipi Prilly bersemu merah.
***
Pukul 23.00 dan Prilly masih bertahan di ruang kerjanya sejak tadi pagi. Ia memijit pangkal hidungnya merasakan pening. Rupanya terlalu banyak perkerjaan yang ia tinggalkan selama ini demi merawat Ali. Bahkan bantuan Ghina hanya membantu 20% saja. Bagaimana tidak? Prilly harus memeriksa semua laporan pasiennya selama 2 minggu belakangan ini, mencocokkan jadwal photoshoot dengan jam kerjanya dirumah sakit, dan sebagai anak dari pemilik rumah sakit terbesar di Jakarta Prilly harus memeriksa semua laporan dari beberapa bagian rumah sakit ini. Ditengah kepusingannya mengurus segala pekerjaan yang ada, iphone Prilly tiba tiba berbunyi. Prilly mengangkat telfon itu tanpa melihat siapa yang menelfonnya selarut ini.
"Halo?" ucap Prilly. "Sayang, dimana?" ucap seseorang disana yang ternyata adalah Ali. "Ali? Kenapa belum tidur sayang? Ini udah malem lho. Tadi udah makan? Obatnya udah diminum kan?" ucap Prilly. "Hey, kamu belum jawab pertanyaanku. Dimana kamu sekarang? Aku ngirim pesan daritadi ngga dibales sama sekali. Kamu sibuk? Banyak kerjaan ya?" tanya Ali. "Aku masih dirumah sakit. Ya gitulah. Kerjaan aku numpuk banget Li. Dan harus lembur malem ini" ucap Prilly lalu mendesah lelas sambil menyandarkan kepalanya dikursi kerjanya dan memijit pangkal hidungnya. "Aku minta maaf ya... Mungkin gara gara aku juga kamu jadi ninggalin semua kerjaan kamu dan jadi numpuk banget sekarang. Aku pengen banget bantu kamu tapi aku ngga faham sama sekali tentang dunia kedokteran. Kalau aku bantu kamu yang ada kamu harus kerja dua kali karena aku rusak semuanya" ucap Ali panjang lebar. Prilly tertawa kecil mendengarnya. "Ini bukan salah kamu. Ngga ada hubungannya sama kamu juga kok. Jadi kamu tenang aja ya..." ucap Prilly menenangkan Ali. "Ya aku khawatir karna dari tadi pagi kamu belum pulang. Padahal kamu udah janji sama aku mau mampir kerumah. Aku nungguin kamu dari tadi tau" ucap Ali menggerutu. "Hahaha... Iya deh iya maaf sayang... Aku ngga bisa mampir kerumah buat cek keadaan kamu hari ini. Mungkin besok aku bisa mampir kerumah sebelum meeting" ucap Prilly. "Meeting? Lagi? Ya Tuhan, sayang... Kapan kamu free nya?? Aku juga pengen dimanja sama kamu" ucap Ali. Dan itu membuat pikiran Prilly bertambah tanpa Ali sadari. Dengan kesibukannya saat ini membuat waktunya dengan Ali akan berkuran kedepannya. Ya Tuhan... Hidup ini terlalu rumit! "Janji deh, besok aku kerumah kamu. Kalo perlu aku nginep dirumah kamu besok" ucap Prilly. "Serius?? Janji ya sayanggg....!!! Nginep dirumah aku pokonyaaaa......!!!" rengek Ali. Diam diam Prilly tersenyum. Inilah penyemangatnya ditengah kesibukannya saat ini. Semua bebannya terasa terbang karena rengekan manja Ali yang sudah lama tak didengarnya. "Iya iya aku janji. Ya udah kamu tidur gih. Aku mau ngelanjutin kerjaan aku" ucap Prilly. "Yah... Ya udah deh. Selamat kerja sayang... Jangan malem malem ya pulangnya. Kamu itu dokter, dokter juga manusia, bisa sakit juga, jadi jangan lupa istirahat, ok?" ucap Ali. "Iyaa..." jawab Prilly. "Ya udah, good night sayang... Semangat ya kerjanya biar cepet selesai dan bisa manjain aku. Love you" ucap Ali. "Love you too" balas Prilly dan telfon pun terputus.
YOU ARE READING
She Is Mine
FanfictionKisah cinta seorang Dokter dan Musisi yang merangkap menjadi CEO. Seperti apa kisah mereka? Baca aja!! Beberapa part aku private. So, follow aku dulu kalau mau baca lengkap cerita ini. Thank's!!