Prilly berlari di koridor rumah sakit. Air mata terus mengucur dipipi nya.
Didepan ruang UGD, terdapat Gritte sedang duduk menundukkan kepalanya. "Te..." panggil Prilly lirih. "Prill" balas Gritte terkejut dengan keadaan Prilly yang agak berantakan. "Ali... Ali ngga papa kan Te?" ucap Prilly. "Pril... Lo-" ucap Gitte terpotong. "Bilang sama gue Ali ngga papa kan Te? Dia baik baik aja kan? Yang lo bilang di telfon itu cuma akal-akalan lo biar gue cepet balik ke rumah sakit kan Te?" ucap Prilly histeris. "Prill, lo harus tenang. Bokap lo udah tanganin Ali" ucap Gritte menarik Prilly agar duduk disebelahnya dan mendekapnya agar merasa lebih tenang. "Ali ngga papa Te. Dia sehat sehat aja. Tadi malem kita masih jalan berdua Te, kita nonton, kita makan, kita-" Prilly tak sanggup lagi melanjutkan kata katanya. "Iya iya... Ali ngga papa. Lo tenang yaa..." ucap Gritte sambil mengusap lengan Prilly. Prilly pun menangis histeris di dekapan Gritte.
"Prill" panggil seseorang. Prilly dan Gritte langsung mendongak dan mendapati Ghina yang memanggil Prilly. "Prill, gue... Gue minta maaf" ucap Ghina menunduk dan meneteskan air matanya. Prilly yang masih shock dengan keadaan saat ini tak bisa berkata apa-apa. Ia hanya bisa menangis di pelukan Gritte. "Ghin, ini bukan salah lo. Ini salah Al, bukan lo" ucap Gritte. "Tapi, gue minta maaf atas nama Al. Karna gue cinta sama dia" ucap Ghina. "Huftt... Oke oke lo cinta sama Al. tapi ngga gini caranya Ghin. Lo nggak boleh terbutakan sama yang namanya cinta. Mau bagaimanapun pelakunya tetep Al, bukan lo. Jadi Al tetep harus minta maaf ke Ali dan Prilly. Bahkan lo ngga tau kan rencana Al buat nyelakain Ali sekarang ini?" ucap Gritte. "Tapi Te-" ucap Ghina terhenti karena Papa Rizal keluar dari UGD dan Prilly langsung menghampiri ayahnya.
"Pa, Ali ngga papa kan Pa?" tanya Prilly. Papa Rizal hanya diam dan menatap putrinya sendu. "Pa? Kenapa Papa diem aja? Jawab pertanyaanku Pa! Ali ngga papa kan Pa?" tanya Ali sedikit berteriak sambil menggoyang badan Papa Rizal. "Prilly..." ucap Papa Rizal lalu menghapus air mata Prilly sedih. "Kamu yang sabar ya..." lanjutnya. "Kenapa Pa? Apa yang terjadi sama Ali?" tanya Prilly sekali lagi. "Ali koma Prill" ucap Papa Rizal dan seketika Prilly jatuh pingsan.
***
"Ghin..." panggil Al pada Ghina yang sedang menunggu Prilly bersama Gritte karena Prilly belum juga tersadar setelah pingsannya. "Ada apa?" balas Ghina cuek tak seperti biasanya yang penuh dengan perhatian. "Gue mau ngomong sama lo" ucap Al. "Kita ngobrol diluar" jawabnya tanpa melirik Al sedikitpun. Ghina memandang Gritte meminta izin dan dibalas anggukan oleh Gritte tanda mengizikannya.
Mengapa Al terlihat baik baik saja? Walaupun dia yang menabrak Ali tapi hanya luka kecil yang ia dapatkan, berbeda dengan Ali hingga menyebabkan dia koma sekarang.
"Mau ngomong apa?" tanya Ghina. "Gimana keadaan Ali?" tanya Al. "Kenapa lo celakain dia?" bukan menjawab, Ghina justru bertanya pada Al. "Karna gue cinta sama Prilly" jawaban singkat yang langsung menusuk hati Ghina. Tapi ia berusaha kuat. Ia lebih memilih sahabat daripada lelaki yang dicintainya ini. Ia tak percaya bahwa lelaki yang ia puja hingga saat ini melukai hati sahabat lamanya. "Segitunya lo usaha buat dapetin cinta Prilly? Nyakitin hati dia dengan nyelakain pacarnya, laki laki yang paling dia cinta, dan itu sahabat lo sendiri Al?" ucap Ghina. Al hanya menunduk menyesali perbuatannya. Ia terlalu terobsesi dengan Prilly. "Gue... Gue nyesel sekarang. Gue baru sadar kalo apa yang gue lakuin sekarang ngga bener. Gue salah langkah. Ngga seharusnya gue celakain sahabat gue kaya gini. Apa Ali sama Prilly masih bisa maafin gue? Bantu gue Ghin" ucap Al. "Lo tau Al, dulu, gue memang cinta sama lo. Gue rela lakuin apa aja buat lo. Tapi untuk sekarang tindakan lo udah bikin gue kecewa. Bikin gue mikir mikir lagi buat cinta sama lo. Lo udah celakain sahabat lo sendiri yang sekaligus nyakitik sahabat gue. gue ngga bisa bantu lo. Bahkan gue ngga yakin apa Prilly masih nganggap gue sebagai sahabatnya atau enggak. Dan gue makin ngga yakin apa Prilly dan Ali mau maafin lo atau enggak. Karna lo udah terlambat. Ali, sahabat lo, dia koma, karena ulah lo" ucap Ghina lalu masuk kedalam ruangan ditempat Prilly dirawat. Meninggalkan Al yang terdiam kaku karena ucapan Ghina tadi. 'Ali, koma, karna gue?' itu yang ada dibenak Al. Al merutuki kebodohannya. Tubuh tegapnya yang tadinya bersandar didinding perlahan luruh hingga terduduk dilantai. Al menangis.
YOU ARE READING
She Is Mine
FanfictionKisah cinta seorang Dokter dan Musisi yang merangkap menjadi CEO. Seperti apa kisah mereka? Baca aja!! Beberapa part aku private. So, follow aku dulu kalau mau baca lengkap cerita ini. Thank's!!