Part 37 "Wake Up!"

17.2K 1.1K 30
                                    

Pukul 06.00 Prilly terbangun dari tidurnya. Bukan dikamarnya. Melainkan ia tertidur di ruang kerjanya. Semalam ia terus menangisi Ali. Papa Rizal dan yang lainnya sudah memaksa Prilly untuk pulang dan beristirahat di rumah, namun Prilly menolak dan bersikeras untuk menemani Ali. Hingga akhirnya Raja memaksanya untuk beristirahat di ruang kerjanya saja. Dan Prilly menurut.

Tok tok tok

"Masuk" ucap Prilly dengan suara khas bangun tidurnya. "Kak..." ucap orang itu yang ternyata adalah Raja. "Ya? Kenapa Ja?" tanya Prilly. Wajahnya masih tampak sembab. Raja mendekati Prilly yang masih terduduk lemas disofa tempatnya tertidur tadi. "Kakak pulang dulu ya..." ucap Raja yang sudah duduk disebelah Prilly sambil mengelus kepala Prilly. "Tapi Ali-" ucap Prilly dipotong oleh Raja. "Bang Ali ngga bakal kenapa-napa. Tenang aja, ada Kak Alya sama Bang Aldo yang jagain Bang Ali. Sekarang kita pulang, lo istirahat sebentar. Nanti kita balik lagi kesini nemuin Bang Ali. Gue yakin setelah kita pulang nanti Bang Ali bakal bangun, dan orang pertama yang dia cari adalah lo kak. Makanya lo harus bersih bersih dulu, dandan yang cantik, terus pake parfum biar wangi. Masa nanti pas Bang Ali bangun liat lo kucel gini. Bisa ilfeel ntar" ucap Raja berniat menggoda Prilly namun tak berhasil. Tak terlihat seulas senyum di bibir Prilly.

Beberapa saat Prilly terdiam dan hanya melamun. Tiba tiba dia menangis memeluk Raja. "Ja... Kenapa ini terjadi lagi sama Ali Ja? Kenapa harus dia bukan gue aja?" ucap Prilly menangis. Raja melihat Prilly iba. "Kak... Lo ngga boleh kayak gini. Ini udah kehendak Tuhan kak... Kita Cuma tinggal ngikutin aja. Lagipula Bang Ali ngga kenapa-napa kan?!" ucap Raja sambil mengelus kepala Prilly yang ada dalam pelukannya. Prilly hanya diam dan menanggapi ucapan Raja dengan menangis. "Udah, sekarang kita pulang ya... Lo juga butuh istirahat. Gue ngga mau lo kecapean. Lo belum makan dari semalem, gue juga ngga mau maag lo kambuh lagi. Ya?" ucap Raja lalu mengecup puncak kepala Prilly sayang. Bagi Raja, Prilly adalah segala galanya. Walaupun dia seorang adik, tapi dia ingin melindungi kakaknya dari segala bahaya yang ada. Dia tidak mau ada orang yang menyakiti hati kakaknya sekalipun itu orang tuanya. "Yuk... Kita pulang" ajak Raja. Prilly mengangguk. "Ja, gue mau pamit sama Ali sebentar ya..." ucap Prilly. "Iya. Yuk, gue anter" ucap Raja.

***

Tampak Alya dan Aldo duduk didepan ruang UGD. Alya yang tadinya bersandar dibahu Aldo terkesiap melihat Prilly berjalan kearahnya. "Hai Pril" sapa Alya lalu merangkul Prilly. "Hai Kak..." balas Prilly lesu. 'Kemana Prilly yang selalu ceria? Ya Tuhan... Li, cepet sadar dong. Prilly butuh lo' batin Alya dengan mata berkaca-kaca. "Gimana Ali Kak? Dia udah bangun kan?" tanya Prilly. Alya hanya menggeleng lemas. Prilly menghelas nafasnya dan tersenyum tipis. Sangat berat bagi Prilly untuk menampakkan senyum itu. "Ya udah, aku liat Ali dulu ya kak. Mau pamit sebentar" ucap Prilly. Alya hanya mengangguk sedih melihat keadaan Prilly saat ini.

Setelah Prilly masuk ke UGD. Lolos lah air mata Alya yang sedari tadi ditahannya. "Kapan Ali bangun Do?" tanya Alya yang sudah ada dalam dekapan Aldo. "Yang sabar ya... Sebentar lagi Ali pasti bangun kok" ucap Aldo menenangkan kekasihnya. "Kasihan Prilly. Dia ngga seceria biasanya. Cuma Ali yang bisa ngembaliin semuanya seperti semula. Kamu liat sendiri gimana keadaan Prilly tadi. Keadaan Prilly ngga jauh dari keadaan Ali sekarang. Walaupun dia sadar tapi aku tau hatinya lebih buruk dari pada keadaan fisiknya hari ini" ucap Alya. "Iya aku tau. Kita berdoa aja semoga Ali cepet sadar" ucap Aldo lalu mengecup puncak kepala Alya. Sedangkan Raja hanya melihat sepasang kekasih itu yang turut iba melihat kesedihan Prilly hari ini. Ia senang ada banyak orang yang menyayangi dan melindungi kakak tersayangnya.

***

"Hai Baby..." sapa Prilly pada Ali yang belum juga membuka matanya. "Betah banget sih tidurnya. Malesan nih, sukanya bangun siang. Hihihi" ucap Prilly mencoba menghibur dirinya sendiri. "Oh aku tau, kamu pasti lagi mimpiin aku ya? Jadi ngga bangun bangun karena kamu kangen sama aku" ucap prilly. "Tapi aku juga kangen sama kamu Li. Kamu ngga kasian sama aku?" lanjutnya dengan nada sedih. "Mungkin bener apa kata Raja. Aku harus bersih-bersih dulu supaya kamu bangun. Kamu ngga mau bangun karena aku berantakan kan?" ucapnya kembali semangat dan yakin bahwa Ali akan bangun sebentar lagi. "Ya udah, aku pulang dulu ya sayang... Mau mandi dulu biar nanti waktu kamu bangun aku udah wangi, hihi" ucap Prilly lalu mengecup kening Ali lama. "Aku pulang ya... Dan kamu harus janji, setelah aku balik lagi kesini, aku mau liat kamu udah sadar dan peluk aku nanti. Aku kangen pelukan kamu Li... I love you" ucap Prilly lalu mengecup kening Ali lagi dan meninggalkan Ali.

***

Sudah 1 minggu Ali dalam koma nya. Selama itu pula Prilly dengan setia menunggu Ali. Bahkan ia meminta tolong pada Ghina untuk menangani pasien pasiennya selagi Ali belum terbangun. Ia hanya ingin merawat Ali saat ini.

Sekarang Prilly duduk disamping bangsal Ali sambil menggenggam tangan kekasihnya itu. Kenapa kecelakaan itu berdampak begitu parah pada Ali. Padahal dulu, pertemuan pertamanya dengan Ali disaat ia menangani Ali hanya semalam Ali tak sadarkan diri. Dan kini? Sudah seminggu penuh Ali tak sadarkan diri.

"Sayang... Bangun" ucap Prilly terisak. Entah sudah berapa ratus kali Prilly meminta Ali untuk bangun dari tidur panjangnya itu. "Aku mohon... Bangun" lanjutnya lagi. "Ngga ada yang ngingetin aku makan. Ngga ada yang peluk aku kalau aku kedinginan. Ngga ada yang antar jemput aku kerja. Ngga ada yang cium aku. Ngga ada yang marahin aku. Ngga ada lagi yang cinta sama aku kaya kamu" ucap Prilly terisak. "ALI BANGUN!!!" karena frustasi Prilly pun berteriak dan menenggelamkan wajahnya dileher kekasihnya yang terbaring itu sambil terisak. Dan seketika... Ali membuka matanya.

"P... Pri... Prill..." panggil Ali lemah. Mendengar suara itu tentu sajja Prilly terkejut. "Ali?" ucap Prilly langsung mengangkat kepalanya dari sisi Ali. Dan dibalas senyuman oleh Ali. Ya, Prilly sangat merindukan senyuman itu. ia mendesah lega. "Kamu bangun Li!!!" ucap Prilly histeris lalu memeluk Ali. "Tunggu sebentar sayang" ucap Prilly lalu mengecek keadaan Ali. Lalu tersenyum bahagia setelahnya.

Setelah itu Prilly berlari keluar dari ICU. Diluar keluarga mereka menatap Prilly bingung karena Prilly tersenyum walaupun air mata masih menetes dipipinya, ingat itu adalah air mata bahagia. "Prilly, kamu kenapa sayang?" tanya Mama Ully. Mungkin karena ia terlalu bahagia, Prilly tak bisa berucap apa apa. Dengan cepat ia memeluk Mama Ully erat untuk mengekspresikan kebahagiaannya saat ini. "Prilly jelasin dulu sama mama kamu kenapa? Ali ngga papa kan?" tanya Mama Ully sambil melepas pelukan erat Prilly. Bukan menjawab, Prilly malah tersenyum bahagia dan terkekeh kecil. "Ali bangun ma"

***

Kini Ali sudah dipindah ke ruang rawat. Semua keluarga sudah berkumpul disana. Ramai sekali. Mama Ully, Papa Rizal, Mama Resi, Raja, Alya, Aldo, Chelsea, Kevin, Kirun, Gritte dan Ghina. Prilly? Tak pernah ia melepaskan tatapan dan genggaman tangannya dari Ali. Senyum juga terpancar diwajah cantiknya itu. tidak seperti seminggu terakhir ini.

"Kamu kenapa sih liatin aku kaya gitu?" tanya Ali. Prilly menggeleng. "I... I just..." ucap Prilly tak bisa berkata dan menunduk. Ali mengangkat dagu Prilly agar menatapnya "I just?" tanya Ali. "I just miss you" jawab Prilly. "So much" lanjutnya. Dan Ali langsung tersenyum bahagia. "Berapa lama aku tidur?" tanya Ali. "A week" jawab Prilly. "Dan apa yang kamu lakuin waktu aku tidur?" tanyanya lagi. "Just waiting for you to wake up" jawab Prilly sambil menatap Ali.

"Lo harus liat gimana berantakannya Prilly waktu lo ngga sadar Li" ucap Kirun. "Hampir kaya monster, mungkin lebih parah dari lo" ucap Kevin. "Disuruh makan susah, liat aja badannya makin kurus gitu" ucap Raja. "Nangis tiap hari, ngga pernah senyum, kerjaanya Cuma ngelamun. Histeris minta lo bangun" ucap Alya. "Ngga pernah pulang. Tidur di ruang kerjanya. Pulang Cuma buat mandi sama ganti baju aja" ucap Papa Rizal. "Ngga rawat pasiennya. Semua diserahin sama gue. Cuma lo yang mau dia rawat" ucap Ghina. "Nyalahin dirinya sendiri karena ngerasa ngga bisa jaga kamu" ucap Mama Resi. Dan mereka semua terkekeh mengingat apa yang dilakukan Prilly akhir akhir ini tanpa Ali.

Mendengar itu semua Ali menoleh pada Prilly yang hanya menundukkan kepalanya, mungkin malu. "Really? Itu yang terjadi sama kamu selama aku koma?" tanya Ali pada Prilly. Prilly hanya diam tak berucap atau bergerak sama sekali. "Kalo ditanya itu dijawab dan liat orang yang nanya, bukan nunduk dan diem aja" ucap Ali mengangkat dagu Prilly. Prilly menghelas nafasnya pelan. "Iya, itu yang terjadi sama aku karena ngga ada kamu" ucap Prilly. Ali menatap Prilly nanar. "Sepertinya mereka butuh waktu berdua dulu" ucap Papa Rizal dan semua mengangguk setuju dan meninggalkan ruangan Ali satu persatu.

"Kenapa?" tanya Ali pada Prilly. Prilly hanya menggeleng dengan mata berkaca. "Ngga perlu aku jawab kamu pun udah tau jawaban aku Li" ucap Prilly. "Karna kamu ngga ada" lanjutnya sambil meneteskan air mata. "Kamu ngga semestinya kaya gitu Prill" ucap Ali. "Terus apa yang harus aku lakuin Li? Ngejalanin aktivitas aku seperti biasa sedangkan aku kepikiran kamu yang Cuma tidur ngga ngapa ngapain disini. Iya? Dan aku ngerusak semua kerjaan aku? Gitu?" ucap Prilly sedikit emosi. Ali pun mendekapnya. "Ngga... Bukan itu yang aku mau" ucap Ali sambil mengelus kepala Prilly yang ada di dadanya. "Aku butuh kamu. Jangan pergi lagi..." pinta Prilly sambil terisak dalam dekapan Ali. "Iya, maaf. Janji ngga akan pergi lagi dari kamu" ucap Ali lalu mengecup kening Prilly. 

She Is MineWhere stories live. Discover now