Pukul 5 pagi Prilly sudah terbangun dari tidurnya. Ia menatap Ali yang masih tertidur sambil memeluknya. Prilly mengusap kepala Ali lalu mencium puncak kepala Ali. Perlahan ia melepaskan tangan Ali yang melingkar di pinggangnya. Lalu ia beranjak untuk mandi.
30 menit kemudian, Prilly sudah rapi dan wangi tentunya. Dilihatnya Ali masih tertidur. Ali tergolong pria yang manja dan sedikit pemalas. Prilly pun memutuskan untuk menyelesaikan beberapa pekerjaannya yang belum sempat ia selesaikan.
Saat Prilly sedang menggarap pekerjaannya, tiba tiba Ali terbangun. "Bie..." panggil Ali. "Iya sayang..." balas Prilly masih tetap fokus dengan lembaran lembaran kertas dihadapannya. Saat Prilly sedang fokus fokusnya, tiba tiba ada tangan melingkar di bahunya. "Good morning" ucap Ali sambil mencium bahu Prilly. "Hei... Good morning" balas Prilly sambil mengecup pipi Ali. "Kamu udah mandi ya?? Kok wangi banget" ucap Ali. "Udah dong... Tadi kamu tidur pules banget soalnya, aku tinggal mandi deh. Kamu kecapekan ya tidurnya ampe nyenyak banget gitu" ucap Prilly mengelus pipi Ali. "Hmm..." guman Ali lalu meletakkan kepalanya dibahu Prilly. "Mandi gih!!" Ucap Prilly. "Okey..." balas Ali lalu pergi untuk mandi.
Saat Ali sedang mandi mama Resi mengetuk pintu kamar Ali. Lalu Prilly membukanya. "Ada apa ma??" Tanya Prilly. "Ali mana?? Kita sarapan yuk dibawah. Kaia udah nungguin di meja makan tuh" ucap mama Resi. "Ohh... Mama sama Kaia sarapan duluan aja nggak papa... Ali masih mandi soalnya. Nanti biar Prilly sarapan sama Ali " ucap Prilly. "Oh gitu, ya udah, mama sama Kaia sarapan duluan ya... Oh ya, maaf ya prill nanti mama sama Kaia nggak bisa nganter kamu ke bandara. Soalnya ada perlu sama keluarganya Aldo" ucap mama Resi. "Oh ya nggak papa ma... Santai aja..." ucap Prilly. "Nanti kalo kalian berangkat ke bandara, suruh Ali kunci pintu ya" ucap mama Resi. "Okey ma!!" Ucap Prilly. "Ya udah, hati hati ya nak di Bali nya" ucap mama Resi. "Iya ma..." ucap Prilly. Lalu mama Resi pun berlalu.
Selang beberapa menit kemudian, Ali selesai mandi. "Siapa tadi bie??" Tanya Ali. "Itu mama. Nyuruh kita sarapan. Tapi aku suruh mama sarapan duluan aja sama kak Alya tadi" ucap Prilly. "Ohh..." ucap Ali hanya ber-oh ria. "Eh ya, nanti mama sama kak Alya ada perlu sama keluarganya bang Aldo. Jadi nanti kalo kita berangkat, suruh kunci pintu" ucap Prilly. "Okey" balas Ali. "Ya udah, sarapan yuk!!" Ajak Prilly. "Yuk!!" Balas Ali lalu merangkul Prilly ke ruang makan.
***
"Bie, aku baru inget, seminggu lagi udah setahun kita pacaran" ucap Ali sambil mengunyah sarapannya. "Oh iyaa!! Ya ampun sayang, aku baru inget juga!!" Ucap Prilly sambil menepuk keningnya. "Tuh kan, kamu mah gitu. Nggak inget kapan kita jadian" ucap Ali manyun. "Bukan gitu sayang... Kamu sendiri juga baru inget tadi kan" ucap Prilly. "Iya sih... Tapi kan...." ucap Ali dipotong Prilly. "Halah alesan aja kamu" ucap Prilly. "Ya kan gara gara tiap hari sama kamu terus jadi nggak inget kapan hari jadi kita. Soalnya bagi aku, tiap kita bareng bareng itu sama aja kayak hari jadi kita" ucap Ali sambil tersenyum menampakkan giginya. "Ih gombal!!" Ucap Prilly terkekeh. "Biarin, lagian gombal cuma sama kamu doang kan, nggak sama yang lain. Emang kamu mau aku gombal sama cewek lain?!" Ucap Ali. "Heh!! Big no!! Nggak ada gombal gombal sama cewek lain!!" Ucap Prilly. "Hihihi... Iya sayang... Galak amat sih..." ucap Ali. "Oh, atau nanti kalau aku di Bali kamu mau genit genitan ama cewek?!" Ucap Prilly. "Apaan sih?! Ya nggak lah" ucap Ali. "Bener?! Janji?!" Ucap Prilly. "Janji dokter Prilly ku sayang..." ucap Ali mencium singkat pipi Prilly.
"Oh ya bie, nanti kalau kita nikah, kamu mau pestanya kayak gimana??" Tanya Ali tiba tiba. "Hah?? Apaan coba udah ngomongin kita nikah?! Kaia aja baru kemaren tunangan sayang..." ucap Prilly. "Ya nggak papa dong, kan kita rencanain dari sekarang. Biar nanti waktu kita mau nikah nggak pusing pusing lagi mikirnya" ucap Ali. "Iya juga sih. Aku pengen kita nikah itu di pantai. Suasananya kan enak, sejuk gimana gitu. Trus nanti kita juga bisa liat sunset. Jadi ada romantis romantisnya gitu" ucap Prilly sambil membayangkan suasana pernikahan yang ia impikan. Ali hanya tersenyum melihat ekspresi Prilly saat membayangkan suasana pernikahan impiannya. "Jadi kamu pengen resepsi pernikahan kita nanti dipantai, gitu?!" Ucap Ali. "Ya gitu deh... Eh tapi ini cuma impian aku aja loh... Kalo nggak kayak gitu juga nggak papa, yang penting aku bisa sama kamu" ucap Prilly. "Oh, jadi udah bisa ngegombal yah?! Ternyata dokter juga bisa ngegombal, belajar dari mana??" Ucap Ali. "Dari pacarnya" jawab Prilly membuat mereka tertawa. "Eh jangan deh, dari calon suaminya ajah" ucap Prilly dengan ekspresi seperti anak kecil membuat mereka tertawa lagi. "Dasar!!" Ucap Ali sambil mencubit hidung Prilly.
***
Kini Ali dan Prilly sudah dalam perjalanan menuju bandara. "Bie, inget lho ya, disana nggak boleh capek capek, nggak boleh tidur malem malem, nggak boleh telat makan, dann....." ucap Ali. "Dan apa??" Tanya Prilly. "Dan nggak boleh kecentilan sama cowok disana" ucap Ali. Sontak Prilly tertawa karena ucapan kekasihnya yang begitu protektif ini. "Kamu juga loh... Kalo bangun jangan siang siang, nggak boleh males malesan kalo lagi kerja" ucap Prilly sambil mengusap pipi Ali. "Iya iya. Kalo ngelirik cewek dikit, boleh dong?!" Ucap Ali menggoda Prilly. "Boleh kok, boleh" ucap Prilly. "Yang bener bie??" Ucap Ali. "Iya bener... Tapi jangan salahin aku kalo aku bawa pulang bule ganteng dari Bali" ucap Prilly. "Eh kok gitu sih!!" Protes Ali. "Impas dong! Kamu udah aku bolehin ngelirik cewek loh" ucap Prilly. "Ya tapi sama aja kalo kamu ngelirik cowok disana" ucap Ali. "Ya terserah kamu, kalo kamu bisa jaga mata genit kamu itu dari cewek lain, aku bakal jaga hati aku cuma buat kamu doang" ucap Prilly. "Iya iya. Nggak ngelirik cewek lain deh. Jadi, kamu, nggak ada lirik lirik cowok disana. Ngerti?!!" Ucap Ali tegas. "Iya sayang..." ucap Prilly.
***
Setibanya di bandara, Ali menemani Prilly menunggu Gritte. Karena ii baru pukul 08.00, mereka menunggu Gritte di cafe bandara. Tak lama kemudian, yang ditunggu tunggu pun datang. "Prill, sorry telat. Biasa, macet" ucap Gritte. "Iya nggak papa, lagian ini masih jam 8. Kita berangkat jam 9.15 kan?!" Ucap Prilly. "Iya sih.." ucap Gritte.
Tiba tiba iphone Ali berbunyi. Ternyata Andi menelponnya. Dengan segera ia mengangkat telpon itu.
*via telpon*
Ali : Halo om
Andi : Li, lo lagi dimana?? Bisa ke kantor sebentar nggak?? Ada yang musti kita bicarain sekarang
Ali : Penting banget ya om? Ali lagi di bandara nemenin Prilly mau ke Bali hari ini. Kalo agak siangan gimana om??
Andi : Aduh, gimana ya li, ini penting banget soalnya
Ali : Oh gitu, ya udah, Ali ke studio sekarang
Andi : Oke, thanks ya li... Salam buat Prilly
Ali : Iya om
*via telpon over*"Kenapa sayang??" Tanya Prilly. "Itu bie, aku disuruh ke kantor sekarang sama om Andi. Katanya ada yang mau dibicarain" ucap Ali lesu. "Oh, ya udah... Buruan gih berangkat, ntar keburu siang makin macet" ucap Prilly. "Beneran nih?? Kamu gimana??" Ucap Ali. "Ya ampun Ali, kan ada Itte sayang..." ucap Prilly. "Ya udah, aku ke kantor dulu ya... Jaga diri kamu baik baik di Bali. Te, gue titip Prilly ya" ucap Ali. "Beres li" ucap Gritte. "Ya udah aku pergi ya sayang... Sampe jumpa 3 hari lagi... Kalo kamu udah balik ke Jakarta, jangan lupa telpon aku, nanti aku jemput" ucap Ali. "Iya..." ucap Prilly. "Bye..." ucap Ali mencium kening Prilly. "Bye... Hati hati" ucap Prilly lalu mencium pipi Ali. Ali pun berlalu.
Kini Prilly dan Gritte menunggu panggilan pesawat mereka sambil mengobrol membicarakan pekerjaan mereka. "Eh te, kemarin gue dikasi tau sama papa. Katanya ada dokter yang mau pindah ke rumah sakit kita" ucap Prilly. "Oh ya?? Berarti bener dong yang gue denger kemaren" ucap Gritte. "Jadi lo udah tau??" Ucap Prilly. "Cuma denger dari orang orang aja sih. Tapi yang gue denger kemaren cuma rencana aja, jadi beneran ada dokter yang mau pindah ke rumah sakit kita?!" Ucap Gritte. "Ya gitu deh... Cuma gue nggak tau orang nya yang mana. Surat pindah nya sih udah gue tanda tanganin tapi gue nggak sempet baca isinya. Abisnya banyak banget file file buat di Bali ini" ucap Prilly. "Oh gitu... Cewek apa cowok??" Tanya Gritte. "Cowok" jawab Prilly singkat.
Tak lama kemudian, Prilly dan Gritte pun berangkat ke Bali karena pesawat menuju Bali sudah harus berangkat saat itu. Dan keindahan kota Bali sudah menanti mereka. Selamat tinggal kota Jakarta.
YOU ARE READING
She Is Mine
FanfictionKisah cinta seorang Dokter dan Musisi yang merangkap menjadi CEO. Seperti apa kisah mereka? Baca aja!! Beberapa part aku private. So, follow aku dulu kalau mau baca lengkap cerita ini. Thank's!!