Malam ini, Ali dan Prilly hanya bersantai di ruang tengah. Mereka tengah menonton tv disofa. Prilly duduk disebelah Ali dan bersandar pada dada bidang Ali. Sedangkan Ali merangkul Prilly dan menumpukan kepalanya diatas kepala Prilly. "Li..." panggil Prilly. "Apa sayang??" Tanya Ali. "Kamu balik ke Indonesia kapan??" Tanya Prilly. "Besok" jawab Ali singkat yang membuat Prilly terkejut dan duduk tegap. "Besok??" Tanya Prilly. "Iya. Kenapa??" ucap Ali. "Nggak papa" jawab Prilly manyun. "Heh!! Kok gitu mulutnya" ucap Ail sambil mendekatkan wajahnya ke wajah Prilly. "Nggak papa" ucap Prilly memalingkan wajahnya. "Ngambek nih??" ucap Ali. "Nggak" jawab Prilly. "Yakin??" ucap Ali. "Iya" jawab Prilly. "Kok manyun gitu?? Liat sini dong" ucap Ali menark dagu Prilly. "Bercanda kok... Aku pulangnya sama kamu... Kalourusan kamu udah selesai, kita pulang sama-sama" ucap Ali membuat Prilly tersenyum. Lalu Prilly langsung memeluk Ali erat membuat Ali harus menangkap Prilly dan menahan tubuhnya agar tidak terjatuh kebelakang. "I love you" ucap Prilly. "I love you more sayang..." ucap Ali. Lalu Prilly melepas pelukannya. Namun tangannya masih melingkar indah dileher Ali.
"Belakangan ini kamu sering banget bilang 'I love you' gitu ke aku??" Tanya Ali. "Emang kenapa?? Nggak boleh?? Ya udah" ucap Prilly lalu melepaskan tangannya dari leher Ali. Belum sepenuhnya terlepas, Ali sudah menariknya lagi ke hadapannya. "Boleh... Boleh banget malah... I love you. I love you. I love you. I love you" ucap Ali membuat Prilly tertawa.
Karena gemas, Ali mencubit hidung Prilly sambil menggigit bibir bawahnya. "Aww... Sakit..." rintih Prilly manja. "Uuu... Cakit yah?? CIni-cini..." ucap Ali seperti seorang anak kecil. saat Ali mengelus hidung Prilly, Prilly melihat luka ditangan Ali. Luka itu ada karena Ali memukul tembok sebab frustasi kemarin. "Tangan kamu kenapa??" Tanya Prilly menatap mata Ali tajam. "Eee... Ini... Ini... Itu... Nggak papa kok..." ucap Ali. "Nggak papa apanya?? Orang tangan kamu sampe memar kaya gini. Kenapa bisa kayak gini??" Tanya Prilly. "Nggak papa kok sayang..." ucap Ali. "Tunggu bentar disini!! Aku ambilin obat dulu" ucap Prilly lalu pergi. Ali tersenyum sambil menggelengkan kepalanya melihat tingkah Prilly yang selalu memarahinya jika terjadi sesuatu padanya. Terlebih lagi Prilly merupakan seorang dokter. Ia sellu memperhatikan keadaan orang-orang terdekatnya.
Beberapa menit kemudian, Prilly kembali sambil membawa kotak merah. "Sini tangannya!!" ucap Prilly sambil menarik tangan Ali lalu mengobatinya. "Aww...!! Sakit bie!!" rintih Ali. "Biarin!! Siapa suruh bikin tangan kamu luka kayak gin!!" ucap Prilly memarahi Ali. "Lain kai jangan gini!! Aku nggak suka ya kamu gini lagi!! Pake nggak diobatin lagi!! Kalo sampe infeksi gimana??" cerocos Prilly membuat Ali gemas. "Cerewet banget cih....!!" Ucap Ali sambil menarik pelan hidung Prilly. "Jangan galak-galak dong ibu doktel... Nanti paciennya takut cemua gimana??" ucap Ali menirukan suara anak kecil. "Apaan sih!!" ucap Prilly sambil tertawa.
Lalu Prilly menyandarkan kepalanya dibahu Ali. Dan Ali menyatukan kepalanya dengan Prilly. "Makasi ya li..." ucap Prilly tiba-tiba. "Makasi buat??" Tanya Ali. "Makasi udah bikin aku ngerti tentang apa itu Cinta" ucap Prilly. "Iya sama-sama... Aku juga berterima kasih sama kamu... Karena kamu, aku bisa ngerasain gimana rasanya jatuh cinta, ngerasain gimana rasanya dicintai seorang wanita, dan mencintai seorang wanita..." ucap Ali. "Cinta. Menurut kamu, cinta itu apa??" Tanya Prilly. "Cinta itu adalah ketika aku bahagia. Ketika aku sedih, kecewa, marah, nangis, ketawa, ataupun tersenyum. Tapi, aku ngerasain itu kalau kamu ada disamping aku. Kalo kamu nggak ada disamping aku, nggak nemenin aku, itu semua cuma perasaan biasa yang bisa kita rasain setiap saat. Tapi, kalau aku ngerasain itu karena kamu dan karena ada kamu, itu baru yang namanya Cinta" jawab Ali membuat Prilly terharu. Melihat Prilly yang menangis itu membuat Ali bingung. "Kenapa nangis?? Aku salah ngomong ya?? Maaf maaf..." ucap Ali sambil menghapus air mata Prilly. Prilly menggeleng. "Nggak... Aku nggak papa kok... Cuma terharu aja sama jawaban kamu tadi..." ucap Prilly. Lalu Ali menariknya kedalam pelukannya dan mencium puncak kepala Prilly. "Mm li...!! Besok anterin aku ke rumah sakit tempat aku tugas ya?!" ucap Prilly. "Iya... Mau ditemenin sekalian??" ucap Ali. "Nggak usah deh kayaknya... Soalnya besok acaranya tu lama, ntar kamu kelamaan nungguin aku" ucap Prilly. "Ya udah... Tapi..." ucap Ali. "Tapi apa??" Tanya Prilly. "Awas aja kalo kamu sampe genit-genit ke cowok lain!!" ucap Ali. "Ihhh... Kok ngomongnya gitu...!! Nggak lah sayang..." ucap Prilly. "Ya kan cowok disini ganteng-ganteng. Apalagi besok kamu pasti ketemu sama dokter-dokter ganteng" ucap Ali cemburu. "Uu... Jadi abangnya Alicious cemburu nih??" goda Prilly. "Nggak...!! Siapa juga yang cemburu!!" ucap Ali. "Bener nih nggak cemburu??" ucap Prilly. "Nggak" jawab Ali. "Ya udah... Kalo gitu besok aku mau kenalan sama dokter-dokter ganteng" ucap Prilly. "Heh!! Nggak!! Nggak boleh!! Nggak ada kenalan-kenalan sama cowok" ucap Ali. "Loh?? Kenapa?? Kan tadi kamu bilang kamu nggak cemburu" ucap Prilly. "Ihh!! Kamu gitu ihh!!!" ucap Ali melepaskan rangkulannya. "Ehh... Kok marah beneran sih?? Tadi kan aku bercanda doang sayang..." ucap Prilly sambil memeluk leher Ali dan mencium pipi Ali.
Bukan Ali namanya jika tidak luluh dengan pelukan dan ciuman Prilly. Ali selalu luluh jika Prilly memeluk dan menciumnya. Lalu ia menghadap ke arah Prilly dan tersenyum jail. Perlahan ia menempelkan bibirnya pada bibir Prilly. Mulanya hanya berupa sentuhan, namun lama kelamaan ciuman itu berubah menjadi lumatan. Ali menggigir pelan bibir Prilly agar Prilly membuka mulutnya. Setelah itu ia bermain dengan lidah Prilly. Terdapat senyum kecil di bibir Prilly dalam ciuman itu. Seorang Ali bisa luluh jika diperlakukan seperti itu.
Perlahan, Ali mendorong tubuh Prilly hingga Prilly tertidur disofa. Lalu Ali menindihnya tanpa melepas ciumannya. Tangan Prilly yang masih melingkar dileher Ali itu perlahan mengelus tengkuk Ali. Dan Ali mengelus pipi mulus Prilly. Lalu Prilly melepaskan ciumannya. "Kenapa dilepas??" Tanya Ali. Prilly menggelengkan kepalanya. "Kenapa??" Tanya Ali lagi. "I love you" bisik Prilly tepat ditelinga Ali. Ali tersenyum mendengar bisikan Prilly. "I love you too... Love you always" balas Ali membisikkan itu ke Prilly dan mencium telinga Prilly lagi.
Prilly tertawa kecil mendengar bisikan Ali. Lalu ia mencium pipi Ali. "Ah lama!!" ucap Ali lalu memagut bibir Prilly.
YOU ARE READING
She Is Mine
FanfictionKisah cinta seorang Dokter dan Musisi yang merangkap menjadi CEO. Seperti apa kisah mereka? Baca aja!! Beberapa part aku private. So, follow aku dulu kalau mau baca lengkap cerita ini. Thank's!!