Ada yang aku ubah ya guys🙃
Recommended Song :
NewJeans — Ditto
"Gue pulang dulu. Jagain nih bocil."
Belum sempat Jaemin mencerna ucapan Winter, Mark yang ada disampingnya tiba-tiba pamit ingin pulang. Mark agak membungkuk agar bisa melihat wajah Winter lebih jelas.
"Bocah, gue balik dulu. Kapan-kapan lo mampir bisa? Ayah sama Bunda nyariin lo terus." maksud Ayah dan Bunda disini itu orangtuanya Mark.
"Iya, kalau free gue kesana."
"Jaem, titip dia."
Jaemin mengangguk. "Iya, bang."
Sepeninggal Mark, rumah besar itu mendadak sunyi karena tidak ada yang membuka percakapan. Jaemin masih sibuk dengan pikirannya. Kenapa mendadak Winter menanyakan itu? Berciuman di bibir... apa Winter sudah siap?
"Minjeong, kenapa diam?"
"Kan aku nunggu jawaban kamu."
"Soal ciuman tadi?"
Winter mengangguk. Jantungnya berdegup kencang menanti jawabannya. Semoga tidak benar kalau Jaemin punya gadis pemuas nafsu diluar sana. Winter harap itu tidak benar.
"Kamu udah siap?"
Winter menegang. Siap? Kenapa Jaemin bertanya seperti itu? Tapi kalau ditanya siap, jujur Winter belum. Ia takut. Benar-benar takut. Ingatannya terus tertuju ke kenangan masa lalu yang membuatnya trauma. Winter tidak mau mengulang kejadian pahit itu, tapi di sisi lain ia juga ingin merasakan ciuman di bibir dengan Jaemin.
"Lihat, tanganmu bergetar. Kamu ketakutan, sayang." Jaemin menarik tangan Winter. Membuka telapak tangan itu yang mengepal erat. Saat menggenggamnya, Jaemin bisa merasakan keringat dingin disana.
"Aku gak takut." mata bulat itu bergerak gelisah. Apalagi saat satu tangan Jaemin menyentuh area lehernya. Tubuh Winter semakin bergetar. Sentuhan itu mengingatkan sentuhan orang gila yang menjamah lehernya dulu. Bahkan meninggalkan jejak disana. Apa Jaemin akan melakukan hal yang sama?
"Siapa yang melakukannya?"
"Hah?"
"Orang brengsek yang menyentuh lehermu dan bibirmu. Siapa bajingan itu?"
Winter menggigit bibirnya sendiri. Apa Jaemin sudah tahu? "Aku tidak paham apa yang kamu bicarakan."
Jaemin menghela nafas. Ia sudah mengetahui trauma yang Winter alami. Mark yang memberitahunya. Winter pernah dilecehkan. Winter bahkan sampai enggan keluar rumah. Dan parahnya, ia jadi takut berdekatan dengan lelaki. Selain Mark dan ayahnya sendiri, Winter tidak mau bertemu lelaki lain. Winter juga jadi makin sensitif. Dia akan mudah takut jika lehernya disentuh. Aksi pelecehan itu cukup membekas di ingatannya dan Winter sulit melupakannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Yours
Fanfiction[DIMOHON FOLLOW SEBELUM MEMBACA] ⚠️DILARANG PLAGIAT!!!!!!❌ "Orang-orang tahunya, hanya kamu yang cinta padaku. Hanya kamu yang punya rasa cinta paling besar. Tapi itu salah. Justru cintaku yang lebih besar darimu. I love you more." Winter yang bucin...