29

893 84 14
                                    

Hai, aku kembali lagi setelah sekian lama😎😎

Tidak usah banyak cangcengcong, aku kembali dengan chapter 29. Semoga suka ya guys❤️



Ngaku siapa yang masih kobam??😂😂

Ngaku siapa yang masih kobam??😂😂

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

















Ternyata, waktu seminggu cepat berlalu. Hari ini adalah hari yang paling menegangkan selama Winter hidup. Ya, Olimpiade Matematika. Hidup dan matinya bergantung disini jadi ia harus berjuang keras. Winter sudah mempertaruhkan semuanya, semoga saja perjuangannya itu tidak sia-sia. Winter duduk di kursi dengan gugup. Telapak tangannya berkeringat dingin bahkan ia juga merasa mual saking gugupnya. Bahkan ini lebih parah dibanding rasa traumanya.

“Win, lo kenapa? Gugup banget?” Beomgyu menoleh dengan cemas. Botol air minum yang belum ia sentuh ia buka tutupnya lalu ia kasih ke Winter. “Minum dulu, biar rileks.”

“Tapi lo juga belum minum.” masing-masing peserta memang dikasih sekotak makanan dan air minum. Dan karena gugup, Winter meminumnya sampai habis. Makanya ia tidak tega mau minum miliknya Beomgyu.

It’s okay. Gue bisa beli nanti. Udah, minum aja.”

Meski tidak enak Winter mengambil botol itu lalu meminumnya sampai habis. Sayangnya itu tetap tidak membantu. Jantungnya makin tidak karuan. Winter semakin gelisah sendiri dan matanya berkaca-kaca. Terlebih ia harus menahan diri berada di keramaian. Ia tidak kuat lagi.

“Lo punya gejala panic disorder sepertinya. Masih rutin ke psikiater kan untuk kesembuhan trauma lo?” tanya Beomgyu pelan. Menepuk-nepuk pundak Winter bermaksud menenangkan.

“Tapi akhir-akhir ini gue menundanya karena mau fokus ke olimpiade.”

Beomgyu mengangguk paham. “Yaudah gapapa. Tenang, ya? Gak usah takut. Apapun hasilnya nanti, lo udah bekerja keras. Let it flow. Lo pasti bisa.”

Winter menggeleng kuat-kuat sambil terisak. Kalimat penenang itu tidak membantunya sama sekali. Kepalanya kali ini juga ikut pusing. “Gue takut banget…” lirihnya frustasi.

Yang ada Beomgyu kewalahan sendiri. Ia harus apa sekarang? Air mata Winter sudah mengucur deras disaat cewek itu menggenggam erat tangannya sendiri. Ekspresinya sangat gugup, cemas, dan takut. Menelepon Jaemin? Ia saja tidak punya nomornya. Memberitahu petugas? Tapi perlombaan akan dimulai dalam 5 menit. Sedangkan Winter kondisinya masih panik.

“Winter, tenang ya. Lo pasti bisa. Tarik nafas yang dalam lalu hembuskan. Lakukan berulang-ulang.”

Menuruti instruksi Beomgyu, Winter menarik nafasnya lalu mengeluarkannya pelan. Ia melakukan itu berulang kali sampai detak jantungnya lebih mendingan. Tidak sepanik tadi meski telapak tangannya masih dingin luar biasa. Tepat saat itu juga lomba dimulai dan petugas mulai memberikan soal ke masing-masing meja. Di ruangan ini ada 50 meja, yang berarti ada 100 orang yang berpartisipasi. 50 tim dari berbagai sekolah memperebutkan tiket gratis ke Universitas Seoul.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 19 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang