0.1 Panggilan baru untuk Dira

172 13 5
                                    

Nyatanya Dira tidak bisa memejamkan matanya, nyatanya bayangan wajah 'dia' memuhi isi kepala Dira

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nyatanya Dira tidak bisa memejamkan matanya, nyatanya bayangan wajah 'dia' memuhi isi kepala Dira. Nyatanya Dira belum move on, setelah dua tahun belakangan ini dia menghilang dan kembali saat dunia Dira terasa tak ingin memilikinya lagi. Kini malah berganti keadaan, Dira ingin dia.

Dua tahun tak ada kabar membuat Dira diam-diam menjaga hatinya, memasang tembok besar untuk siapapun. Tidak ada yang boleh memasuki rongga hatinya, tapi hanya karna sebuah foto dan dua pesan singkat tadi mampu menghancurkan tembok itu seketika.

Dia semakin tampan saja. Jari-jemari Dira ingin sekali mengetikkan balasan pesan untuk dia. Namun, tangannya malah terasa kaku dan dingin serta debaran jantung yang kian menjadi-jadi. Dira ingin mengutarakan rindunya, ingin berbagi waktu seperti dua tahun silam. Namun, sangat terasa tak mungkin. Dira dan dia tak akan pernah bersama, hal yang sangat mustahil jika terjadi.

Dira memutuskan untuk mendirikan sholat, hanya Allah lah tempat sebaik-baik mengadu. Jam sudah menunjukkan pukul dua malam, sejauh ini Dira belum juga bisa tidur. Efek dari dia benar-benar mengganggu Dira, buktinya Dira sampai termenung dengan pandangan kosong menatap langit-langit kamarnya.

Dira tersadar segera mengerjabkan matanya berulang kali, mengusap wajah serta menampar wajahnya untuk mengembalikan jiwa Dira yang tadi seakan direnggut. Dira pun menghabiskan malamnya dengan membaca al-qur'an, sangat menenangkan membaca kitab suci itu. Setelah membaca sekitar tiga halaman, Dira melanjutkan dengan belajar sampai matanya lelah menghadapi huruf-huruf penuh artian barulah Dira tertidur lelap.

***

Seperti janji tadi malam, kini semua orang tengah bersiap untuk pergi. Dira sendiri sudah siap dengan pakaian tertutupnya, ia pun mulai berjalan ke luar menuju semua orang. Cuaca pagi hari ini terlihat cerah, udara yang bagus.

Semuanya sudah lengkap, dan mereka pun berangkat dengan kendaraan masing-masing. Dira menaiki motornya bersama dengan kak Tina berboncengan. Ada yang naik kereta dan ada yang naik mobil, terserah dengan mereka saja.

Dira mencoba menghilangkan semua bayangan tentang dia dengan cara ini, melupakan apa yang harus ia lupakan. Karna tanpa sadar ia telah berharap pada bintang yang tak pernah bisa digapai.

"Dek, mantan kamu makin ganteng yah." Dalam hati Dira mendecih, mengapa malah kak Tina berkata seperti itu?

"Iya Kak," jawab Dira seadanya. Kereta dan mobil dari keluarga Dira berhenti di Mall besar kotanya. Mereka berpencar dengan kubu masing-masing. Dira pamit pada Bundanya untuk berjalan sendirian, setelah  Dira membujuk-bujuk akhirnya Bundanya mengizinkan asal mengatifkan handphone.

Dira mengelilingi Mall dengan senyum mengembang, Mall memang tempat yang menyenangkan. Dira memutuskan untuk membeli minuman sebagai penghilang hausnya. Apa lagi selain es coklat?

Saat selesai membeli dan memiliki minuman kesukaannya, Dira duduk di bangku yang sudah disediakan di Mall. Dira meminum minumannya dengan santai, matanya meneliti keadaan sekitar, kakinya ia gerakkan maju mundur dengan senyum manis yang ia tampilkan.

GARA-GARA GLOW UP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang