1.9 Lepas dan bahagia

74 4 2
                                    

Dira keluar dari kamarnya sambil memegang ponsel. Seperti biasa, keadaan rumah selalu sunyi. Dira duduk berleha-leha di ruang TV sambil memilah siaran enak apa yang akan di tonton.

Bunda datang mengucapkan salam. "Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam. Eh bunda. Kok cepet bsnget pulangnya?" tanya Dira menyalami Bunda.

Bunda tersenyum. "Gak papa. Dira liat di depan ada apa."

Kening Dira menyerit penasaran. "Apa, Bunda?"

"Liat aja dulu, Bunda mau mandi."

"Iya Bunda." Dira melangkahkan kakinya ke teras depan dengan jantung yang berdegub kencang. Pikiran Dira beradu menebak apa yang akan ia dapatkan.

Mulut Dira ternganga melihat satu motor matic yang ia suka. Dira berteriak kesenangan menghampiri motor matic itu. "Huaa Dira motor baru!" jerit Dira mengelilingi motor barunya dengan senyum mengembang.

Dira buru-buru kembali masuk untuk menemui Bunda. Beruntung Bundanya masih berada di dapur. Dira memeluk Bundanya. "Makasih Bunda."

"Hmm." Bunda menyahut. "Tapi jangan kelayapan lagi!"

Dira mengangguk melepaskan pelukannya lalu memberi hormat. "Siap bunda!"

"Jalan-jalan sana. Di rumah aja gak bosen?"

"Bosen si. Yaudah deh, Dira pergi dulu." Dira menyalim tangan Bunda. "Dira pamit ya bun."

"Iya hati-hati."

***

Hari libur ini akan sangat berarti, mungkin. Dira sedang bersiap di kamarnya. Terdengar suara ponsel Dira berdering membuat pemiliknya menoleh melihat siapa yang menelepon.

Dira mengambil ponselnya lalu menggeser layar menerima telfon dari sebrang. "Halo, assalamualaikum, kak."

"Wa'alaikumsalam. Lagi ngapain, Ra?"

"Ini, Dira mau pergi jalan-jalan."

"Ohh. Sama siapa?"

"Sendiri kak. Kenapa? Kakak mau temenin Dira?" Tampak kening Dira mengerut.

"Gak lah, Dira jauh."

Dira terkekeg. "Makanya deketan sini."

"Mau pergi sekarang?"

"Iya kak."

"Gak mau pergi sama temen aja?"

"Pergi sama temen?" Biasanya Dira suka pergi sendiri.

"Iya. Lebih seru. Kakak gak rela bocil kesayangan kakak ini pergi sendirian."

"Yaudah iya. Dira Sama Pipit Deh." Dira mengalah.

"Yaudah. Hati-hati, kakak mau kerja dulu."

"Semangat, kak!" seru Dira.

"Dih, sayangnya mana?" Tanda tidak terima.

Dira tersenyum kecil. "Iya. Semangat sayang, Dira berangkat ya."

"Iya. Jangan lupa baca doa."

"Siap komandan."

"He'em udah makan belum?"

"Kak. Dira mau berangkat nih," tegur Dira. Karna kalau dilanjutkan pasti sampai magrib.

"Hahaha iya sayang. Assalamualaikum. I Love you."

Dira menggeleng heran. "Wa'alaikumsalam love you too kak."

GARA-GARA GLOW UP Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang