🦄Prolog🦄

173 32 6
                                    

"Ehh guys, gue denger-denger bakal ada anak baru yang pindah ke sekolah kita, dan gue denger-denger juga dia pindahan dari Jepang njirr," ujar Vina.

"Hah seriusan? Cowok apa cewek?" antusias dari Qinzie dan Tasya.

"Cowok," jawab Vina yang membuat mereka saling bertatapan lalu mengulum senyum, kecuali Acha.

"Wah pasti ganteng nih, pokoknya dia harus jadi pacar gue." Teriak Tasya seraya menaiki kursi yang sedari tadi didudukinya.

"Stres," cibir Acha yang melihat bagaimana kelakuan sahabat-sahabatnya ini.

"Biasalah, cogan euyy dari Jepang pula." Qinzie menarik dagu Acha berniat menggodanya. Namun, Acha malah jengkel dibuatnya.

"Iya kalo beneran cogan, kalo kagak gimana?" Tanya Acha mengangkat alisnya sebelah menatap ke-tiga orang itu.

"Ya kalo kagak buat lo aja, Cha," sahut mereka tertawa ngakak melihat raut wajah jengkel Acha sekarang.

"Cih, Acha mandang fisik orangnya," ujar Acha membongkar fakta dirinya sendiri.

Kelas yang mulanya gaduh kini mendadak diam, termasuk Acha dan kawan-kawan. Pak Setiyo kini sudah berada di ambang pintu, melangkahkan kaki dan mendaratkan bokong tepat di kursi guru.

"Baiklah anak-anak sebelumnya bapak ingin bertanya bagaimana kabar kalian sekarang? Kalo baik ya alhamdulillah, kalo nggak ya berarti tidak beruntung yahahah gaje,"

Murid-murid di kelas itu hanya bisa tercengir aneh melihat pak Setiyo yang makin hari makin tidak waras.

"Ok, ok lupakan. Di sini duduknya bapak di sini ya karena bapak tidak berdiri, masa gitu aja gak tahu," ujar pak Setiyo ngawur.

"Pak, bapak sakit, ya?" Tanya Zian pelan, yang selaku ketua kelas di sana.

"Nggak kok, bapak sehat-sehat aja. Makasih loh Zian udah nanyain keadaan bapak, bapak jadi terhura toh." Pak setiyo mengambil tisu yang ada di laci meja, menggosok-gosokkannya pada mata untuk menghapus jejak air mata, padahal air matanya saja tidak ada, drama macam apa ini.

"Pak." Baru saja Qinzie mengangkat tangan tapi sudah duluan di potong ucapannya oleh pak Setiyo.

"Udah ah Qinzie, bapak tahu kamu pasti mau goda-goda bapak 'kan. Istigfarlah wahai anak muda, saya sudah punya istri." Ucap pak Setiyo dengan mengelus dada dan menggelengkan kepala.

"Astagfirullahalazim, Pak. Siapa juga yang mau sama bapak-bapak, selera saya berkelas." Qinzie juga ikut menggeleng-gelengkan kepalanya menatap pak Setiyo yang pede-nya tingkat dewa.

"Udah-udah, balik ke topik awal kenapa saya ke sini," serius pak Setiyo. "Ekhmm baiklah anak-anak jadi di sini saya akan memperkenalkan siswa baru, silahkan masuk," lanjut pak Setiyo seraya mempersilahkan murid baru itu untuk memasuki kelas.

Tap ... tap ... tap .... Suara deru langkah kaki murid baru itu, seisi kelas menganga dibuatnya. Wajah tampan dan coolnya merupakan perpaduan yang sempurna.

"Ehh anjirr pangeran gue,"

"Glowing banget njir, insinyur gue,"

"Huaa mak, menantumu udah ketemu,"

Seperti itulah histeris ciwi-ciwi di kelas tersebut, visualnya benar-benar memikat hati kaum hawa.

"Anjirr ternyata ganteng toh, pake banget lagi." Acha menjatuhkan rahangnya pada meja, matanya tak beralih menatap intens murid baru itu.

"Haruto," ujar murid baru itu memperkenalkan diri, singkat padat dan jelas.

"Baiklah Haruto silahkan duduk di bangku yang kosong." Tunjuk pak Setiyo pada bangku di belakang Acha dan Vina.

Mengetahui jika Haruto duduk di belakangnya, dengan antusias Acha memutarkan badan ingin memperkenalkan diri pada murid baru ini.

"Hai aku Acha," Acha mengulurkan tangannya seraya tersenyum manis pada sosok Haruto yang berada di depannya. Uluran tangannya sia-sia, Haruto tak menggubris, ia terpaksa menarik kembali tangan mungil itu.

"Cih sombong," umpatnya dalam hati.

"Yahahaaa kasian yang kagak ditanggepin wkwkk," Vina tertawa terbahak-bahak di samping Acha, dasar teman laknat.

"Biarin, suatu hari juga bakal ditanggepin, siapa coba yang akan nolak pesona seorang Acha." Acha mengibas-ngibaskan rambutnya menggunakan tangan, menyombongkan diri.

"Heleh, sok-sok'an njir," cibir Vina.

---------------------♡---------------------

Berawal dari kedatangan murid baru itu, membuat pertahanan Acha untuk tak mengenal cinta runtuh seketika, nyatanya ia telah terjebak dalam pesona Haruto, si dingin. Namun, tampan.

"Aku suka kamu, Haru."

Hi, selamat datang di cerita Hello My Haru. Ayo ikutin terus kisah mereka, semoga suka, see you in the next chapter💜

Hello My Haru [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang