🦄Part 29🦄 [Menyebalkan]

15 5 0
                                    

"Cha!" panggil seseorang dari arah belakang, Acha membalikkan badannya guna melihat siapa yang memanggil.

"Owh lo, Al. Kenapa?"tanya Acha pada Alden yang kini berdiri di depannya sembari tercengir lebar.

"Lo cantik banget hari ini, Cha." Puji Alden memainkan rambut Acha yang terurai.

"Anjir pasti ada maunya tuh," celetuk Tasya yang hendak memasuki mobilnya. Saat ini mereka tengah berada di parkiran untuk kembali ke habitat masing-masing.

"Hehe tau aja lo, Sya. Dua jempol buat lo," Alden mengacungkan kedua jempolnya. Namun, tiba-tiba saja lengannya dicubit oleh Acha.

"Cepetan bangsat, mau apa lo?" gertak Acha geram, pasalnya Alden sangat bertele-tele. Padahal saat ini ia ingin cepat-cepat pulang, ia ingin mengajak Haruto vc-an sekaligus menanyakan tentang siapa gadis yang ada di foto itu.

"Yeww sabar Cha, galak banget kaya singa. Ntar cepet tua tahu rasa," delik Alden mengusap-usap lengannya.

"Astaga lo mau apa Alden? Cepetan bisa?" Acha mengatur napasnya dan sedikit merendahkan intonasinya.

"Gue nebeng ya, soalnya motor gue di bengkel," kata Alden tercengir yang membuat Acha mendengus malas. Ia berdecak lalu membuka pintu mobilnya menyuruh Alden untuk masuk. Alden dengan girang sontak memeluk Acha sebelum ia memasuki mobil merah itu. Dan semua hal itu dilihat oleh Sean, matanya memanas seakan tak suka dengan pemandangan itu.

Di dalam mobil Alden yang mengendara, dan karena bosan Acha memutar lagu Strawberry Moon milik soloist papan atas Korea, Lee Ji-Eun, atau yang lebih dikenal dengan nama IU.

"Eh Cha," papar Alden memecah keheningan.

"Apa?" Acha menaikkan satu alisnya.

"Gue mau curhat nih, dengerin ya," ujar Alden antusias, Acha mengangguk mengiyakan.

"Jadi gini, di kelas gue itu ada yang namanya Alda."

"Trus?" tanya Acha.

"Trus kayanya gue itu suka deh sama dia Cha. Dia cantik walaupun orangnya jutek."

"Bagus sih lo suka sama seseorang, jadi gue gak berpikir lo belok," spontan Acha yang membuat Alden mengerem mendadak. Badan Acha terhuyung ke depan, untuk saja ia memakai sabuk pengaman.

"Anjir lo ya, yakali gue belok," protes Alden tak terima dirinya dikatai belok oleh Acha. Ya wajar sih karena selama ini Alden tidak pernah mengatakan jika ia menyukai seseorang, dan ini adalah yang pertama kalinya.

"Lo juga anjir, gak usah ngerem mendadak juga bangsat. Kalo gue gak pake sabuk pengaman trus kejedot tadi gimana?" omel Acha kesal.

"Ya salah sendiri," ucap Alden tak mau kalah.

"Asu banget lo," sungut Acha.

"Nyenyenyenye gak denger suara monyet," tukas Alden, sungguh ingin sekali Acha menendang pria ini. Dari dulu sampai sekarang Alden tak pernah berubah, selalu mancing emosi. Acha harus ekstra sabar menghadapi seseorang seperti Alden, untuk saja di dunia ini hanya ada satu Alden. Bagaimana kalau ada dua? Tiga? Bahkan empat? Mungkin Acha akan bunuh diri.

Setelah dari perkomplekan rumah Alden, Acha  merabahkan tubuhnya di sopa sembari melihat kalender di ponselnya. Sebentar lagi adalah ulang tahun Haruto, Acha tersenyum sendiri serta memikirkan kejutan apa yang akan ia berikan. Dirinya mungkin akan mengambil cuti sementara untuk terbang ke Jepang, agar bisa merayakan ulang tahun Haruto.

Acha menjadi sangat bersemangat dan tak sabar menunggu hari itu tiba, ia sangat merindukan sosok Haru-nya. Ia sengaja tak jadi menghubungi Haruto untuk memberinya kejutan, bahkan dirinya juga melupakan jika ia ingin bertanya perihal gadis di foto itu.

Hello My Haru [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang