🦄Part 21🦄 [Teruntuk Acha]

16 4 0
                                    

"Teruntuk Acha, maaf. Maaf karena aku gak sempat pamitan langsung sama kamu, tapi ini bener-bener mendadak, aku harus kembali ke Jepang. Cha, aku gak tahu kapan aku kembali, dan apakah aku akan kembali. jadi tolong jangan cari aku, lupain aku, dan jangan cintai aku lagi. Kamu itu cewek yang baik Cha, kamu pasti akan nemuin cowok yang jauh lebih baik dari aku. Aku yakin suatu saat nanti akan ada cowok yang menyayangimu lebih dari aku, bahagia terus ya, aku sayang kamu. Oh ya satu lagi, kamu jangan nangis, aku gak mau ngeliat bidadari aku ngeluarin air matanya. I love you, Acha. Kamu cewek pertama yang berhasil buat aku jatuh cinta, selamat tinggal."

-Haruto-

Tak terasa air mata Acha mengalir begitu saja saat membaca surat yang diletakkan Haruto di atas mejanya. Ia menolehkan pandangannya ke belakang menatap meja Haruto yang kosong, ia meremas kuat surat itu menahan sesak di dadanya.

Kakinya melemas, badannya bergetar hebat. Pandangannya sayu, ia berusaha meyakinkan dirinya sendiri bahwa ini hanyalah sebuah mimpi.

"Acha." Panggil Qinzie memasuki kelas bersama Tasya, dan Vina.

"Lo udah tahu Haruto kembali ke Jepang?" tanya Vina ragu-ragu, takut dapat menyinggung.

Acha mengangguk, ia memeluk erat tubuh Vina menyalurkan emosinya di sana. Teman-temannya turut bersimpati dan mencoba menenangkannya.

"Cha, udah ya. Banyak murid-murid yang ngeliatin kita," ucap Vina, Acha melepas pelukannya.

"Gue ke toilet," tukas Acha segera keluar dari ruangan kelas itu, ia berjalan menunduk melewati siswa siswi yang menatap heran dirinya.

Acha menatap pantulan dirinya di cermin yang terlihat sangat berantakan, matanya sembab akibat tak dapat menahan air matanya untuk tak keluar.

"Haru, Haru kenapa ninggalin Acha?"

"Apa Haru gak cinta lagi sama Acha? Atau Haru punya yang lebih baik dari Acha?" 

"Bukannya Haru bilang Haru sayang sama Acha, tapi kenapa Haru ninggalin Acha?"

"Ini udah yang keberapa kalinya Haru nyakitin Acha, Acha sakit Haru. Acha gak bisa kuat,"

Tangis Acha kembali pecah, ia bermonolog menyenderkan punggungnya pada dinding toilet. Ia menggigit bibir bawahnya kuat agar tak mengeluarkan isak.

Jemari mungilnya meremas rok yang ia kenakan, ia memejamkan matanya meredam emosi yang hampir tak terkontrol. Tak lama terdengar suara ketokan pintu dari luar.

"Acha lo gak papa kan?" teriak teman-temannya seraya terus menggedor.

"Gue gak papa," sahut Acha terdengar lirih.

"Ayo kembali ke kelas,"

"Kalian duluan aja,"

"Lo seriusan kan gak papa?"

"Iya, tunggu aja di kelas bentar lagi gue nyusul," kata Acha kemudian mencuci wajahnya pada wastafel. Setelah merasa agak mendingan, Acha keluar dari toilet itu yang ternyata teman-temannya masih menunggu di sana.

"Kok kalian masih di sini? Kenapa nggak duluan?"

"Kita khawatir sama lo bego." Tasya menoyor kepalanya.

Hello My Haru [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang