🦄Part 23 [Mading]

20 5 0
                                    

Siswa-siswi semuanya tengah berkerumunan di depan mading, entah ada apa hingga mereka sangat antusias dan bersorak sorai seperti itu.

Acha melangkahkan kakinya mendekati, keningnya berkerut bingung, pasalnya di sana juga ada teman-temannya yang terlihat senyam senyum menyadari kehadirannya.

"Ada apa?" tanya Acha bingung pada segerombolan adik kelas sebelum ia sampai di depan mading.

"Kak Acha beruntung banget deh dicintai sama orang yang gantengnya kaya anime, romantis lagi." Bukannya menjawab pertanyaan Acha, salah satu adik kelas itu malah mengatainya beruntung. Acha semakin mengernyit bingung.

"Emangnya ada apa ya, Dek?" tanya Acha lagi.

"Kakak pergi aja ke sana, nanti kakak akan tahu sesuatu yang bakal bikin kakak bahagia, banget malah," kata adik kelas itu sebelum akhirnya mereka pergi dari sana.

Tanpa basa basi lagi Acha langsung berlari ke sana, ia menerobos kerumunan itu. Matanya membola sempurna, jantungnya seperti berdetak dua kali lipat. Namun, perlahan ujung bibirnya terangkat membentuk sebuah garis lengkung yang sangat manis.

"Untukmu, Acha, gadis pemilik mata hazel yang berhasil membuatku jatuh cinta. Cha, boleh aku jujur? Aku sayang banget sama kamu, kamu satu-satunya orang yang berhasil buat aku jatuh cinta. Entah kenapa saat liat kamu aku sering salting sendiri. kamu cantik, Cha, kamu juga baik, makasih udah bikin aku jatuh cinta.

Cha, boleh gak kita jadi selamanya? Bukan hanya sebatas sementara, lalu pergi karena alasan masing-masing. Cha, aku ingin kita abadi.

Tahu gak ketakutan terbesar aku? Aku takut kamu pergi, aku takut kehilangan kamu, dan aku takut gak akan bisa nemuin sosok kaya kamu lagi, kamu itu orang kedua yang bener-bener aku sayangi setelah mama aku. Jadi, jangan pergi ya.

I Love You, Acha Ghia Ananda."

Acha tersenyum haru membaca sebuah surat yang dituliskan Haruto, dapat ia pastikan wajahnya memerah bak kepiting rebus sekarang. Jadi, ini alasan orang-orang bersorak-sorai dan berkerumun di sini.

"Nikah yok nikah," teriak orang-orang yang membuat wajah Acha semakin memerah.

"Kak Acha orang terberuntung yang pernah aku kenal!" pekik salah satu adik kelas berambut sebahu itu.

"Makasih," balas Acha tersenyum kikuk.

"Ekhmmm," dehem Zian membuat banyak orang menyingkir memberi mereka jalan untuk lewat. Zian terlihat keren dengan tangan yang ia  masukkan ke dalam saku celana, begitupun dengan Haruto, Alden, Dirga, dan Rendi, semua siswi berteriak histeris dengan ketampanan mereka. Terlebih Haruto, rambut yang tersisir rapi dan wajah dinginnya menjadi perpaduan yang indah.

"Hi sayang," sapa Haruto tersenyum manis pada Acha.

"Buat kalian semua gue mau ngasih tahu, Acha itu cuma punya gue, dan akan selamanya jadi milik gue. Gue sayang banget sama dia, gue cinta dia. jadi jangan pernah berpikir untuk jadi orang ketiga!" peringat Haruto cetus, wajahnya berubah datar, tatapan dingin ia layangkan. Seketika para Harufans patah hati mendengarnya.

"Nah dengerin tuh, jangan jadi perusak hubungan orang," timpal Vina.

Orang-orang semakin banyak yang bersorak sorai, ini adalah momen terlangka yang pernah ada.

***

"Itu Haru tulis sendiri?" Acha bertanya setelah mereka berdua berada di rooftop sekolah.

Hello My Haru [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang