🦄Part 5🦄 [Dekat]

34 11 0
                                    

Drttt, ponsel Acha berdering menandakan jika ada yang menelfonnya. Dengan segera ia angkat panggilan tersebut, yang tanpa diduga itu adalah panggilan dari Haruto.

"Lagi apa?" suara berat khas pemuda itu terdengar di seberang sana. Acha menepuk pelan pipinya sendiri ingin membuktikan jika ini bukan mimpi, jantungnya berdetak dua kali lebih cepat. Pasalnya Haruto yang dingin dan tak suka dengannya itu tiba-tiba saja menelfon.

"I-ini beneran Haru?" gugup Acha bertanya memastikan, bisa jadi bukan Haruto, melainkan seseorang yang suaranya memang mirip dengan Haruto.

"Ya, lagi apa?" lagi-lagi Haruto bertanya 'Lagi apa' yang membuat Acha gugup setengah mati.

"Eumm cuma rebahan aja, Haru?"

"Oh, sama. Btw share alamat lo, besok gue jemput, setengah tujuh udah siap."

Deggg... Apa ini? Acha mengernyitkan keningnya, ia tak salah dengar kan? Haruto akan menjemputnya? What?

"Hei?"

"Ah iya iya, apa tadi?"

"Ckk bego! share alamat lo besok gue jemput," teriak Haruto sebelum akhirnya telponnya ia tutup secara sepihak.

Tanpa membuang waktu Acha langsung mengirimkan alamatnya pada Haruto, dan pesannya hanya centang biru.

"Astaga mimpi apa gue semalem, Makkkk anakmu pen jungkir balik, boleh gak Mak?" Teriak Acha layaknya memakai toa, ia kemudian berguling-guling di lantai, jungkir balik, salto, dan terakhir merangkak di dinding:)

"Kenapa gak sekalian lompat dari jendela?"

Acha berhenti, ia membalikkan badannya melihat siapa yang berbicara. Ia membelalakkan matanya kaget saat didapatinya sang Ibu yang tengah berkacak pinggang menatap horor padanya.

"Acha, kamu ini ya padahal anak gadis tapi kamar berantakan. Baru ditinggal seminggu tapi rumah udah kaya kapal pecah, kerjaan kamu seharian apa? Guling-guling sama senyum-senyum kaya orang stres seperti tadi?" cerocos Ibunya panjang × lebar × tinggi.

Jadi selama ini Acha tinggal sendiri, orang tuanya pergi ke luar kota selama seminggu, dan sekarang baru kembali. Padahal prediksi Acha orang tuanya akan kembali besok, tapi kenapa Ibunya tengah berada di depan pintu kamarnya sekarang.

"Ah, anu Bun." Acha menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Anu? Anu apa, Acha?"

"Ishh Bunda mah, Acha tuh capek Bun, paginya sekolah terus pulang sekolah harus ngerjain tugas, belum lagi---" Ucapan Acha terpotong.

"Alah palingan cuma rebahan doang,"

"Lah kok Bunda tau?" Yah memang benar sih, Acha sebenarnya cuma rebahan, dia mageran anaknya. Yang atas itu cuma alibi dia doang.

"Udahlah, beresin ini semua terus turun makan." Acha mengangguk menuruti ibunya, dengan terpaksa ia membersihkan kamarnya hingga kinclong tak ada debu sedikitpun.

Ia juga menata barang-barang dengan rapi, memasukkan pakaian kotor ke keranjang cucian, dan terakhir merapikan tempat tidurnya.

Setelah semua beres Acha bergegas mandi, dan makan malam bersama kedua orang tuanya. Dia mandinya pake vovo btw, becanda:v

Hello My Haru [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang