🦄Part 13🦄 [Kembali]

31 9 0
                                    

Karena sebuah rasa yang baru Haruto sadari sekarang, ia jadi bertekad untuk mendapatkan Acha kembali. Tak peduli tentang apapun, ia benar-benar mencintai gadis itu.

"Acha gue sayang lo." Monolog Haruto menatap lurus pada bangku Acha yang hanya terdapat sebuah tas di sana, yah karena Acha masih mengobrol dengan Zian.

"Tuh kan bener suka lo sama Acha," celutuk Alden yang lagi-lagi mengagetkannya karena muncul tiba-tiba.

"Bisa gak sih lo gak usah muncul tiba-tiba kaya setan gitu?" gerutu Haruto kesal.

"Yaya maaf," ucap Alden cengengesan. Tak lama kemudian bel berbunyi membuat murid-murid berhamburan memasuki kelas, begitupun dengan Acha, ia masuk bersama Zian. Hal itu tentu saja membuat Haruto muak melihatnya.

Beberapa menit kemudian Bu Ijah selaku guru bahasa inggris juga memasuki kelas. Mereka akan melakukan ulangan dadakan hari ini, banyak murid mengeluh karena tak sempat belajar terlebih dahulu.

Sedangkan Acha ia tak mempermasalahkan tentang itu, yang ia keluhkan sekarang adalah kotak pensilnya yang lupa ia bawa, yang berarti penanya juga tidak dibawa. Ia bingung harus minjam pena dengan siapa sekarang, bertanya pada teman-temannya juga hanya sia-sia, mereka biasanya cuma membawa satu pena.

Di tengah kebingungannya, Haruto yang tampak peka pun menyodorkan salah satu penanya. Acha menolehkan kepalanya.

"Gak perlu, makasih." Cetusnya kemudian menghampiri bangku Zian, ia ingat jika pak ketu biasanya membawa lebih dari satu pena.

"Ada apa, Acha?" Tanya Buk Ijah membagikan lembar soal.

"Gak papa kok, Buk. Cuma minjem pena," jawab Acha.  

Ulangan dadakan pun dilaksanakan, mereka diberi waktu 45 menit untuk mengerjakan. Haruto merasa soal itu sangat mudah karena ia berasal dari luar negeri, sebelum belajar bahasa Indonesia ia lebih dulu mempelajari bahasa Inggris.

"Heh Tono sttt," panggil Dirga dengan nada suara berbisik.

"Sssttt Tono," panggilnya lagi sebab Haruto yang tidak mendengar.

Haruto menolehkan kepalanya, ia mengernyit bingung seolah-olah bertanya ada apa? Dirga memberi isyarat untuk meminta jawaban dengan menunjuk-nunjuk kertas ulangannya.

"Cih ogah," tolak Haruto tak ingin memberikan jawabannya.

"ptttt," tawa Rendi selaku teman sebangku Haruto yang tengah menyalin lembar jawaban miliknya.

"Njir Rendi dikasih, gue kagak." Dirga menautkan bibirnya, Haruto malah menampilkan ekspresi ingin muntah. Namun, karena Dirga terus memelas ia pun akhirnya memberikan contekan itu.

"Wah makasih Tono, lo emang ter the best deh." Dirga mengacungkan jempolnya, ia kemudian menyalin lembar jawaban itu bersama Alden teman sebangkunya.

***

Malam ini langit sangat sepi, tak ada satupun bintang di sana. Bahkan bulan pun tak terlalu nampak. Haruto memasang helm-nya, ia akan pergi ke rumah Acha untuk menebus kesalahan yang pernah ia perbuat beberapa hari yang lalu. Ia juga ingin memperbaiki semuanya.

Haruto menancapkan gas-nya, malajukan motor dengan kencang. Tak berapa lama ia sudah berada di depan gerbang rumah Acha, ia pun memencet bel.

Acha menautkan kedua alisnya saat melihat siapa yang datang.

"Buat apa Haru ke sini?" tanya Acha dengan sangat datar.

"Kalo gak penting lebih baik pulang, aku gak nerima tamu," sambung Acha hendak kembali menutup pintu.

Hello My Haru [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang