🦄Part 15🦄 [Pantai]

33 7 0
                                    

Brukkk ... Dirga terjatuh dengan tak elitnya, kakinya tersandung batu saat dirinya tengah bermain kejar-kejaran bersama Rendi. Sontak saja hal itu menjadi bahan tawaan teman-temannya, bagaimana tidak, tubuhnya telungkup dengan wajah yang dipenuhi pasir pantai.

"Yahahaaa, nyungsep njir." Tawa Alden memukul-mukul Zian yang berada di sampingnya.

"Gak usah mukul-mukul gue juga bangsat." Erang Zian mendorong Alden untuk menjauh.

"Ya maaf," tukas Alden.

"Ptttt, mau nangkap apaan lo tadi sampe rela nyungsep gitu?" ledek Rendi tertawa puas, apalagi saat melihat wajah cemberut Dirga ia semakin tak bisa menahan tawanya.

"Mau nangkap ikan darat dia," celetuk Qinzie menimpali.

Plakkk Kepalanya dijitak oleh Vina. "Mana ada ikan darat woe," seru Vina.

"Oh iya ya, ikan kan di air." Qinzie menjawab dengan wajah polosnya.

"Goblok." Sahut Tasya menggelengkan kepalanya.

"Anjir receh banget kalian asu." Zian yang awalnya hanya menyimak tadi kini ikut tertawa karena kerecehan teman-temannya.

"Ketawa nomor satu, temen jatuh gak ditolongin." Dengus Dirga menepuk-nepuk pakaiannya yang penuh dengan pasir.

"Ya salah sendiri siapa suruh nyungsep," timpal Haruto yang baru datang bersama Acha. Mereka tadi berfoto-foto dulu di sekitar villa sebelum akhirnya menyusul yang lain ke pantai.

"Kurang ajar lo Tono," gerutu Dirga, ia menghentak-hentakkan kakinya kesal seraya berjalan mendekati air laut untuk membasuh muka.

"Dirga awas nanti lo nyungsep lagi," teriak Acha terkekeh.

"Ckkk awas aja kalian," balas teriak Dirga, ia berdecak malas, dan itu kembali mengundang tawa bagi mereka yang melihatnya.

"Mau main lagi gak?" tanya Rendi.

"Gak ah males." Jawab Dirga duduk di bawah batang kelapa, ia juga menyenderkan punggungnya ke sana.

"Takut nyungsep lagi ya?" tanya Rendi lagi berniat menggodanya.

"Yak Rendi monyet!" pekiknya menatap tajam Rendi yang tengah menahan tawa.

"Udah deh guys kasian si Dirga, liat tuh air matanya hampir berlinang," ejek Tasya tertawa pelan, Dirga mendelik mendengarnya.

"Heh mana ada," sangkal Dirga tak terima.

"Ada tuh," ucap Tasya, Dirga memilih untuk tak menanggapinya, beberapa detik kemudian ia baru mengeluarkan suaranya kembali.

"Kok gue merasa terbuli ya," tutur Dirga, tentu saja hal itu kembali mengundang gelak tawa teman-temannya.

"Iya lo terbuli, maafkanlah teman-temanmu ini," tawa Zian mewakili mereka semua.

Dirga melirik sinis, jika ia menjawabnya pasti akan semakin panjang, jadi ia memilih untuk mendiamkannya saja. Namun, dalam hati ingin sekali ia berkata kasar.

Setelah insiden nyungsep, dan tertawa sampai perut sakit, kini mereka semua tengah bersantai di pondok pinggiran pantai. Mereka makan bersama, dan berbincang-bincang hal yang tidak berfaedah.

"Tau gak kenapa tayo itu warnanya biru?" tanya Rendi mengangkat sebelah alisnya. Mereka semua menggeleng kompak.

"Gak tahu," balas Acha.

"Ya karena kalo kuning namanya tayi," tawa Rendi pecah, ia bahkan sampai tersedak sambal terasi.

"Anjir," umpat Zian.

Hello My Haru [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang