Bab 22: Terbongkar

3 1 0
                                    

Saat ini, Gebby dan Mahesa sedang berada di bandara. Mereka sedang menunggu kedatangan Papa dan Mama Gebby yang akan pulang hari ini. Sebentar lagi Mama dan Papa nya sampai.

Setelah beberapa lama, akhirnya Mama dan Papa Gebby pun sampai.

"halo, Sayang. Gimana kabar kamu?" tanya Mama Gebby sembari memeluk putri nya

"baik, Ma." ujar Gebby lalu beralih memeluk Papa nya

"apa kabar, Mahesa?" tanya Papa Gebby

"alhamdulillah, baik Om," ujar Mahesa sembari menyalimi Mama dan Papa Gebby

"udah lama Om gak ketemu Mama Papa kamu, gimana mereka, baik kan?" tanya Papa Gebby

"baik juga, Om. Tadi Papa sama Mama titip salam buat Om dan Tante," ujar Mahesa menyampaikan salam Mama dan Papa nya.

"waalaikum salam," ujar Mama Gebby sembari tersenyum

"salamin balik ke Papamu. Nanti kita harus buat acara dinner bareng," ujar Papa Gebby

"siap Om," ujar Mahesa

Setelah itu, mereka pun pulang menuju rumah Gebby.
Saat sampai di rumah Gebby, Mahesa pun menyempatkan untuk mampir dan mengobrol dengan Papa dan Mama Gebby.

"gimana hubungan kalian?" ujar Papa Gebby menggoda

"ehehe, baik kok Om," ujar Mahesa

"Iza bandel gak, Sa?" tanya Mama Gebby

"nggak, Tan. Mahesa selalu awasin setiap detik kok haha," ujar Mahesa membuat Mama Papa Gebby tertawa mendengarnya

"kamu ini bisa aja," ujar Mama Gebby

"bulan depan sudah UAS kan, Sa?" tanya Papa Gebby

"iya Om. Gak kerasa, tiba-tiba udah mau lulus aja," ujar Mahesa

"jadi gimana, ada niatan mau lanjut ke mana?" tanya Papa Gebby

"soal itu, Mahesa ada niatan mau lanjut di Jepang, Om." ujar Mahesa

Memang, Mahesa sudah pernah membahas hal ini dengan Gebby. Tentu Gebby merasa sangat sedih, namun Ia juga tidak bisa egois. Bagaimana pun juga, masa depan Mahesa lebih penting.

"Om dukung semua keputusan kamu, selagi itu bener. Fokus cari ilmu dan buktiin kalo kamu bisa sukses dengan hasil kamu sendiri," ujar Papa Gebby menasihati Mahesa

"iya, Om. Makasih, Mahesa bakal ingat pesan, Om," ujar Mahesa

Setelah itu, Mahesa pun segera pamit pulang karena Mama nya sudah menunggu di rumah. Mama nya meminta Mahesa untuk di antarkan ke butik.

Setelah mengantarkan Mama nya ke butik, Mahesa pun kembali pulang ke rumah nya. Karena kelelahan, sesampainya di rumah Ia pun langsung terlelap dalam tidur nya.

Keesokan harinya
saat di sekolah, seperti saat istirahat Mahesa, Gebby, Karin dan Wisnu sedang makan di kantin. Tiba-tiba seseorang datang menghampiri mereka, sudah bisa di tebak siapa orang itu. Tentu saja, itu adalah Gladis. Ia menghampiri Mahesa dan yang lainnya, lalu duduk di samping kiri Mahesa. Di mana di samping kanan Mahesa ada Gebby yang sedang memakan nasi goreng nya.

"ekehm, gua punya sesuatu buat kalian," ujar Gladis tanpa basa basi saat sudah duduk di samping kiri Mahesa

"mau buat ulah apa lagi kali ini?" tanya Wisnu dengan nada ketusnya

Gladis pun tidak menanggapi ucapan yang di lontarkan oleh Wisnu, Ia kembali menoleh dan fokus kepada Mahesa. Merasa diri nya di tatap seperti itu, Mahesa pun lantas menoleh ke arah Gladis dan menaikkan sebelah alisnya seolah berkata, "apa?".

"Mahesa, aku mau mastiin ke kamu," ujar Gladis

Mahesa pun memilih untuk tidak menanggapi Gladis dan kembali memakan nasi goreng nya. Namun, saat baru saja suapan berikutnya akan masuk ke dalam mulutnya, gerakkannya tiba-tiba berhenti karena pertanyaan yang di lontarkan Gladis kepada nya.

"beberapa tahun yang lalu Tante Anggun ngalamin kecelakaan, right?" tanya Gladis sembari melirik ke arah Karin

Karin yang di lirik seperti itu pun mulai merasa was-was. Ia takut jika apa yang di katakan Gladis kala itu adalah faktanya. Ia tahu jika seseorang itu menabrak orang yang sedang berjalan. Namun, Karin tidak tahu pasti siapa yang telah di tabraknya dan apakah orang itu sedang hamil atau tidak. Karena saat itu, orang terdekatnya yang tidak sengaja menabrak orang lain itu langsung pergi begitu saja.

"tau dari mana lo?" tanya Mahesa dengan tatapan tajamnya

Ia hanya tidak nyaman jika masa lalunya itu di ingat lagi, terlebih tidak lama dari itu juga diri nya di hianati oleh kekasih dan sahabatnya sendiri.

Bukannya menjawab pertanyaan Mahesa, Gladis justru menoleh ke arah Karin.

"beberapa tahun lalu juga, orang terdekat lo ada problem karena nabrak orang kan, Rin?" tanya Gladis kepada Karin

Karin pun bungkam. Ia bingung, Ia bahkan tidak tahu harus menjawab apa.

"maksud lo apa, Dis?" tanya Gebby

"maksudnya, gua cuma mau ngasih tau ke kalian kalo yang nabrak Tante Anggun itu orang terdekat Karin," ujar Gladis sembari menatap Karin

"orang terdekat? Siapa?" tanya Wisnu

"Mama nya Karin, coba tanya deh sama anaknya. Beberapa tahun yang lalu kan Mama dia gak sengaja nabrak orang di sekitar supermarket dan dari info yang gua dapet juga, tepat hari itu kejadian di mana Tante Anggun ngalamin kecelakaan yang ngebuat kandungannya keguguran dan rahimnya harus di angkat. Bener kan, Sa?" tanya Gladis

Mahesa pun masih bungkam. Otaknya tak bisa berfikir jernih, Ia kaget bukan main saat mendengar penjelasan Gladis barusan. Tapi memang benar, jika orang yang menabrak Mama nya kala itu melarikan diri.

"bohong! Jangan percaya, Sa. Dia aja gak punya bukti," ujar Karin membantah

"kalian mau bukti? Nih liat," ujar Gladis sembari menyodorkan ponselnya yang berisikan video rekaman CCTV di sebuah supermarket beberapa tahun yang lalu dan memperlihatkan mobil pajero berwarna putih yang melaju dengan kecepatan lumayan cepat, lalu menabrak seorang wanita yang sedang berjalan di tepian, yang di yakini bahwa itu adalah Mama Mahesa. Sesaat di mana mobil itu menabrak Mama Mahesa, terlihat kepada wanita yang muncul dari jendela mobil dan menoleh ke arah Mama Mahesa yang sudah tergeletak tak berdaya. Terlihat bahwa wanita yang menyumbulkan kepalanya itu adalah Mama Karin.

"Rin... Itu mobil Tante Suci kan, Rin?" tanya Gebby masih tak percaya

"Za, dengerin dulu. Sa pliss, gua minta maaf atas nama nyokap gua. Tapi jujur, sumpah gua gak tau siapa orang yang di tabrak nyokap gua waktu itu, Sa. Waktu nyokap gua pulang, Dia histeris dan bilang kalo dia takut di penjara karena abis nabrak orang," ujar Karin menjelaskan kepada Mahesa dan yang lainnya

"gu-gua gak tau harus gimana, tapi jujur gua kecewa, Rin," ungkap Mahesa

Gebby masih diam tak berkutit dan sibuk dengan isi kepala nya.

RUANG WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang