Bab 6: Kerja Kelompok

11 1 0
                                    

TRIINGGG!

Bel istirahat pun berbunyi. Di kelas XII MIPA 2, tampak Bu Rahma-Guru Agama, yang masih mengajar. Namun, sesaat bel istirahat terdengar, Bu Rahma pun mengakhiri kelas dengan memberikan tugas kepada anak muridnya.

"karena bel istirahat sudah bunyi, coba kalian buka buku paket halaman 127. Tolong kalian kerjakan dan buat kelompok. Satu kelompok minimal 4 orang, di kumpulkan minggu depan. Kalau begitu kalian boleh istirahat." ujar Bu Rahma

"baik Buu!!" ujar semua murid dengan serempak

Setelah Bu Rahma pergi, murid-murid yang lain pun langsung sibuk berdiskusi. Sama hal nya dengan 3 remaja ini.

"Kita kurang 1 orang lagi nih. Gimana kalo ajak wisnu aja?" tanya Karin kepada Gebby dan Mahesa

"boleh, biar ada kawan cowok nya nih gua," ujar Mahesa

"Lo gimana Za? Boleh ga gua ajak Wisnu gabung?" tanya Karin meminta persetujuan

"serah. Gua ngikut aja," ujar Gebby cuek

Setelah itu, Karin pun menoleh ke arah Wisnu yang masih bingung dan berdiam di tempatnya.

"Nu! Sini! Lo belum dapet kelompok kan? Bareng kita aja. Kebetulan kurang 1 orang lagi," ujar Karin sedikit berteriak

"oh boleh deh, kalo gitu gua ikut gabung kalian ya. Thanks," tutur Wisnu sambil jalan menghampiri mereka

"yaelah santai, Bro. Sekalian nemenin gua, ga enak kalo cowok sendiri haha," ujar Mahesa

"bisa ae lo, Sa," ujar Wisnu

Mendengar itu Gebby hanya memutarkan bola mata malas, sedangkan Karin malah ikut tertawa.

"gimana kalo pulang sekolah nanti kita mulai kerjain nih tugas. Biar cepet kelar," ajak Karin

"mau ngerjain di mana?" tanya Gebby

"di rumah gua aja, gak papa," ujar Mahesa

"oke, di rumah lo ya," ujar Wisnu

"siap aman, bro," ujar Mahesa

Setelah lima belas menit waktu istirahat pun selesai. Guru pun sudah masuk dan pelajaran pun di mulai. Sekitar satu jam setengah dengan mata pelajaran IPA, akhirnya bel pulang pun berbunyi. Mahesa, Karin, Gebby dan Wisnu pun langsung bersiap ke rumah Mahesa untuk kerja kelompok seperti yang mereka bilang tadi.

Setelah sampai di rumah Mahesa, mereka langsung di persilakan masuk oleh wanita paruh baya. Terlihat, Seperti nya Ia adalah pembantu di rumah Mahesa. Mungkin, Beliau adalah Ibu Pembantu yang pernah Mahesa ceritakan kala itu kepada Karin dan Gebby.

"Mama mana, Bu?" tanya Mahesa setelah masuk ke dalam rumah

"belum pulang, Sa. Mungkin sebentar lagi juga pulang," ujar bu Rinda

Setelah mendengar jawaban bu rinda. Mahesa pun hanya menganggukan kepala dan naik ke atas untuk berganti pakaian.

walaupun Bu Rinda adalah seorang pembantu. Mahesa dan keluarga nya selalu memperlakukan bu Rinda seperti keluarga nya sendiri. Mahesa juga memanggil nya dengan sebutan Ibu. Karena memang, Bu Rinda sudah bekerja dari sebelum Mahesa lahir. Jadi tak heran, jika Bu Rinda di perlakukan dengan sangat baik layaknya keluarga.

"teman-teman nya Mahesa, ya, Nak? " tanya Bu Rinda kepada mereka bertiga

"iya Bu. Kita mau ngerjain tugas kelompok di sini. Boleh kan, Bu?" tanya Gebby sembari tersenyum ramah

Walaupun sifat Gebby cuek kepada banyak orang. Namun, bukan berarti Ia tak punya sopan santun, hingga akan bersikap yang sama cuek nya seperti sikap diri nya kepada teman-teman nya selama ini. Ia masih memiliki rasa hormat kepada orang yang lebih tua darinya.

"boleh atuh Neng geulis. Sok atuh mangga, duduk dulu. Biar Ibu siapkan minumnya, ya," ujar Bu Rinda

Di persilakan duduk seperti itu, mereka pun dengan serempak mengangguk dan langsung duduk di sofa ruang tamu.

"duh, jadi ngerepotin Bu" ujar Karin

"euleuh-euleuh, gapapa atuh Neng geulis. Namanya tamu mah harus di sadiakeun jamuan. Yaudah tunggu dulu ya," ujar Bu Rinda dan setelah nya meninggalkan mereka menuju dapur

Ternyata Bu Rinda adalah orang sunda. Terlihat dari caranya berbicara. Logat sunda yang masih kentara ketika mengobrol dengan lawan bicaranya.
Pantas saja keluarga ini memperlakukan Bu Rinda dengan sangat baik. Ternyata memang Bu Rinda ini ramah sekali orangnya

"nahh.. Minuman datang. Ibu bawakan jus jeruk sama camilan buat Neng geulis sama si Bujang ganteng ya. Sok atuh di icip. Tong isin," ujar Bu Rinda

"makasih ya Bu. Maaf jadi ngerepotin" ujar Gebby dengan rasa tidak enaknya

"Heu euh, teu ngerepotkeun atuh. Yaudah, Ibu ke belakang dulu, masih ada kerjaan hehe," ujar Bu Rinda

Mereka pun tersenyum menanggapi Bu Rinda yang sekarang sudah berjalan menuju ke dapur lagi.

"yaudah, yok mulai," ujar Mahesa yang baru saja turun berjalan di anak tangga setelah berganti pakaian.

Kaos hitam pendek, jeans selutut dan jam di tangan nya. Perfect, sangat perfect. Melihat itu Gebby pun langsung terpaku dengan tatapan nya yang tertuju pada Mahesa. Cool, satu kata yang mendeskripsikan Mahesa saat ini.

Karin yang duduk di sebelah Gebby pun sadar, bahwa sahabatnya itu sedang menatap kagum ke arah Mahesa. Ia pun tersenyum kecil.

"heh bengong aja! Terpesona ya lo haha," ujar Karin

"Apaansi, ga kok. Udah cepet kerjain," elak Gebby

Melihat sikap Gebby yang saat ini sedang salah tingkah seperti itu, Mahesa pun hanya tersenyum penuh arti.

"udah, ayok mulai kerjain." ujar Wisnu tiba-tiba

"jadi, disini tugasnya itu di suruh cari dan jelasin ayat di Al-qur'an, bagaimana agar manusia bisa lebih bersyukur dengan apa yang udah di miliki nya," ujar Karin membacakan soalnya

Setelah 10 menit mereka mencari. Akhirnya, Gebby mendapatkan ayat tersebut dan langsung menjelaskannya kepada yang lain.

"dalam Surah Ar-rahman, terdapat ayat yang ketika membacanya terus di ulang-ulang sebanyak 31 kali, yaitu di ayat ke 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, 36, 38, 40, 42, 45, 47, 49, 51, 53, 55, 57, 59, 61, 63, 65, 67, 69, 71, 73, 75, dan 77.
Yang bunyi nya:
فَبِأَيِّ آلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Yang artinya : "maka nikmat tuhan manakah yang kalian (manusia/jin) dustakan?"
Maksudnya adalah Manusia adalah makhluk paling sempurna yang allah ciptakan. Paling sempurna dari apapun. Mau hewan ataupun jin, Manusia adalah yang paling sempurna. Maka dari itu, harus banyak-banyak bersyukur. Karena banyak banget kasus, di mana orang-orang kurang bersyukur dengan apa yang udah mereka punya. Memang benar kalau manusia adalah makhluk paling sempurna, tapi harus paham juga, kalau sejatinya dalam kesempurnaan itu pasti tetep ada setitik kekurangan. Jadi, jangan hanya karena satu kekurangan membuat kita jadi insecure dan ga bersyukur," ujar Gebby menjelaskan ayatnya

RUANG WAKTUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang