Seperti ucapan Papa Gebby kala itu, akhirnya acara dinner pun akan di adakan di restaurant ternama di kota Bandung. Mama Papa Gebby dan orang tua Mahesa pun sudah berada di sana sejak 15 menit yang lalu. Namun, Gebby dan Mahesa baru sampai. Setelah sampai, Gebby dan Mahesa pun langsung duduk di 2 kursi yang berada di samping Papa Gebby.
"akhirnya ketemu juga kita, Ram," ujar Papa Mahesa kepada Papa Gebby
"iya bener, sibuk kerja jadi susah bagi waktunya," ujar Papa Gebby
"makanya lah, Ram. Istirahat, harta udah melimpah gitu masih aja sibuk kerja lo," ujar Papa Mahesa membuat mereka semua pun tertawa
"haha lo ini ada-ada aja. Kerja dan cari nafkah untuk keluarga itu kan wajib, Yo. Gak peduli harta udah sebanyak apa, selagi badan masih kuat ya harus lanjut terus. Apalagi anak gua perempuan, buat masa depan nya gua gak akan kenal cape," ujar Papa Gebby
"benar memang, tapi emang nya lo gak cape. Gua liatnya aja cape Ram," ujar Mama Mahesa
"cape itu pasti, Nggun. Tapi untuk keluarga, apa sih yang gak haha," ujar Papa Gebby
"lagian kan nanti Gebby bakal nikah dan ikut sama suami nya, Ram," ujar Papa Mahesa
"iya, Yo. Tapi kan gak mungkin kalo gua ngelepas anak gua gitu aja ke suami nya. Sebagai orang tua bakal ngelakuin apa aja supaya anak nya hidup enak, bener gak?" tanya Papa Gebby kepada Papa Mahesa
"wahh bener-bener haha. Gua juga gitu kok, suka lupa waktu kalo udah kerja buat keluarga hahaha," ujar Papa Mahesa
"jadi gimana nih?" tanya Papa Gebby
"gini, Ram. Anak kita kan udah tumbuh dewasa, bulan depan pun udah kelulusan. Bukan gua gak percaya sama anak-anak kita, tapi setelah kejadian kemaren di mana teman mereka buat masalah. Gua jadi ragu takut mereka kenapa-kenapa, terlebih dari apa yang gua liat, anak itu nekat banget. Gua cuma takut Gebby yang kena imbasnya, karena dia ngerasa kalo Gebby yang udah ngerebut Esa," ujar Papa Mahesa
"huufftt, sebenernya itu yang dari kemaren gua fikirin, Yo. Anak gua ini cewek, gua takut dia kenapa-kenapa." ujar Papa Gebby
Gebby pun semakin bingung dengan alur pembahasan Papa nya dan Papa Mahesa. Namun, Ia hanya diam dan mendengarkan saja.
Tentang kejadian yang Gladis lakukan saat itu, Papa Mahesa langsung menelpon Papa nya. Karena menurut beliau, jika di biarkan takut semakin menjadi. Terlebih sikap Gladis saat tidak terima dan histeris seperti saat itu.
Saat mendengar penjelasan dari Papa Mahesa, Papa Gebby hanya meminta kepada Papa Mahesa agar mengingatkan Gladis saja. Tidak perlu di beri hukuman yang berat. Bagaimana pun juga, gladis masih seorang anak remaja yang labil.
"gua pribadi gak bisa maksa atau ngelarang pilihan anak gua selagi itu baik. Tapi, di sini gua selaku wali dari Mahesa mau meminta izin sama lo dan istri lo sebagai orang tua dari Gebby. Menyampaikan niat baik Mahesa dan gua sekeluarga. Esa, silahkan kamu bicara," ujar Papa Mahesa
"niat aku mau minta izin untuk melamar Gebby, Om. Mungkin menurut Om masih terlalu dini buat kita. Tapi aku akan pastiin gak akan main-main sama Gebby dan akan selalu jaga putri, Om. Untuk saat ini aku dan Gebby bisa tunangan dulu dan untuk jenjang selanjutnya bisa di bicarain nanti setelah lulus sekolah. Kebetulan aku juga mau lanjut kuliah di Jepang, aku gak mau kalo harus ngebuat Gebby nunggu tanpa kepastian," ujar Mahesa bersungguh-sungguh
Gebby yang mendengar itu pun langsung tertegun kaget. Antara bahagia dan tak menyangka karena sebelumnya Mahesa tidak ada pembahasan mengenai hal ini sama sekali dengan nya.
"Om hargai keputusan kamu dan Om salut sama kamu, Mahesa. Tapi apa yang bisa kamu lakuin untuk meyakinkan Om bahwa kamu mampu menjaga putri Om?" tanya Papa Mahesa
"nyawa saya, Om. Saya akan jaga Gebby sekuat saya, bahkan kalau nyawa saya yang harus jadi taruhannya, saya siap!" ujar Mahesa tegas
Mama Mahesa dan Mama Gebby pun tersenyum haru melihat kesungguhan Mahesa.
"Om tidak bisa memutuskan, yang berhak memutuskan dan menerima nya hanya Iza," ujar Papa Gebby
"By.... Bersediakah kamu bertunangan denganku?" tanya Mahesa
Gebby pun mengangguk yakin sembari tersenyum sampai tanpa sadar air matanya sudah menetes.
"bersedia. Aku siap." ujar Gebby
Setelah itu, Mahesa mengeluarkan sebuah cincin permata dan memakaikannya di jari manis Gebby. Sangat pas nan apik di jari Gebby.
"akhirnya kita sebentar lagi bakal jadi besan ya Nggun," ujar Mama Gebby
"iya, ya ampun terharu gua," ujar Mama Mahesa
"sekarang kalian udah tunangan. Bukan hal yang bisa di jadikan main-main lagi. Papa harap kalian saling menjaga satu sama lain, dalam hubungan yang langgeng itu kuncinya saling percaya dan terbuka," ujar Papa Gebby memberi nasihat kepada Gebby dan Mahesa
Mama Mahesa dan Mama Gebby pun bangun dari duduknya, kemudian memeluk Mahesa dan Gebby satu per satu guna mengucapkan selamat.
"selamat ya, Sayang. Harus bisa lebih dewasa lagi, jangan cuek-cuek. Semoga kalian punya hubungan yang sehat dan langgeng ya. Jaga hati kalian satu sama lain, cinta sejati itu yang saling melengkapi, saling mengajarkan kebaikan dan mencintai sampai akhir hayat," ujar Mama Gebby kepada putri nya dan Mahesa
"selamat anak cantik nya Mama Anggun. Sekarang panggilnya kaya Esa ya, Mama dan Papa. Kalo nanti Esa nya nakal, bilang sama Mama. Biar Mama cubit anak nya," ujar Mama Mahesa sembari memeluk Gebby
"ingat, Esa. Yang cantik parasnya itu banyak di luar sana. Tapi yang perlu kamu cari, kamu pertahankan dan kamu jaga bukan hanya cantik parasnya, tapi juga hatinya. Kalo kamu cari yang cantik wajahnya memang ada ribuan bahkan lebih, tapi belum tentu hatinya juga cantik. Cantik itu bisa memudar di makan usia," ujar Papa Mahesa kepada putra nya
"Mahesa, Om cuma mau bilang. Kamu harus bisa buktikan bahwa cinta sejati itu nyata. Cinta yang layak di jaga dan di perjuangkan itu benar-benar nyata. Jadi jaga putri semata wayang, Om. Om percaya sama kamu dan jangan rusak kepercayaan yang udah Om kasih ke kamu," ujar Papa Gebby
Gebby dan Mahesa pun hanya mengangguk dan tersenyum menanggapi nasihat dari orang tua mereka.
Mahesa janji akan selalu mengingat nasihat-nasihat itu. Dan akan membuktikan bahwa cinta sejati itu nyata dan benar adanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG WAKTU
Fiksi Remaja"Sikap dinginmu yang kian menghangat Bagai sang surya yang siap menampilkan sinarnya" ................................................................................. kisah tentang 2 remaja Dimana seorang lelaki yang baru saja pindah dan bertemu de...