Dua tahun kemudian.
Kini Mahesa dan Gebby telah di karuniai seorang putra yang mereka beri nama Alfredo Dewangga, dengan nama panggilan Al. Kini putra mereka baru menginjak usia 1 tahun. Al memanggil Gebby dan Mahesa dengan sebutan Ayah dan Bunda.
Baby Al adalah anak yang aktif dan cepat tanggap. Ia pun memiliki paras yang tampan, warna kulit yang putih bersih, alis dan bulu mata yang lentik nan tebal dan jangan lupakan lesung di kedua pipinya.
Hari ini Gebby dan Mahesa berniat pergi berkunjung ke rumah Nenek Mahesa yang ada di Aceh. Namun, karena tak tega jika harus membawa Baby Al, akhirnya mereka pun berniat menitipkan Baby Al di rumah Oma nya-Mama Mahesa.
"kita berangkat dulu ya Ma, Pa. titip jagain Baby Al," pamit Gebby kepada mertua nya
"kalian hati-hati ya, gak perlu khawatir sama Baby Al. Mama pasti jagain kok," ujar Mama Mahesa
"Nak, Bunda pamit pergi dulu ya. Kamu sehat-sehat, yang pinter, jangan ngerepotin Oma sama Opa ya Sayang, anak pinternya Bunda," ujar Gebby sembari mengecupi pipi Baby Al
"Ayah pergi dulu ya, Nak. Sehat-sehat, kamu sama Oma dulu. Ayah sayang Al," ujar Mahesa berpamitan dengan putra nya
"Esa sama Gebby pamit ya, Ma, Pa. Titip Baby Al. Dia pasti nurut kok," ujar Mahesa berpamitan dengan Mama nya
"Mama sama Papa pasti jagain Sa, By. Kalian hati-hati, kabarin kalo udah sampe rumah Nenek ya," ujar Papa Mahesa
Setelah berpamitan, Mahesa dan Gebby pun berangkat. Namun sebelum itu, mereka menyempatkan mampir ke rumah orang tua Gebby untuk berpamitan juga.
"Ma, Pa. Iza sama Mahesa pamit mau ke Aceh, tapi Baby Al gak kita ajak. Kasihan nanti di perjalanan, jadi kita titipin di rumah Mama Anggun, nanti Mama jengukin Baby Al ya," ujar Gebby
"iya, nanti biar Baby Al, Mama dan Mama Ranti yang jaga. Kalian hati-hati di jalan," ujar Mama Gebby
"kita pamit ya Ma, Pa. Assalamualaikum," pamit Mahesa
"waalaikum salam, hati-hati ya," ujar Papa Gebby
Kemudian mereka pun berangkat menuju bandara. Gebby dan Mahesa yang duduk di kursi penumpang ke 2 dan di supiri dengan supir pribadi mereka. Saat di perjalanan menuju bandara, Gebby menyempatkan untuk menelfon Karin dan mengabari bahwa Ia dan Mahesa akan pergi ke Aceh.
"iya, Rin. Baby Al di rumah Mama Anggun, gua cuma sama Mahesa ke Aceh, paling sekitar 5 hari di sana. Ya udah ini gua lagi di jalan mau ke bandara, see you," ujar Gebby kemudian menutup panggilan sepihak
Mereka pun menikmati perjalanan, menyetel lagu dan ikut menyanyikan lagunya. Sampai akhirnya, Mahesa merasa ada yang aneh dari gerak gerik supirnya.
"kenapa, Pak?" tanya Mahesa
"di depan ada truk ngebut banget Pak, rem mobil ini blong," ujar sang supir dengan panik
"hah, yang bener, Pak. Ta-"
Belum sempat Mahesa menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba Gebby teriak sembari memeluknya dari samping dan terasa benturan keras dari arah samping mobil mereka karena Pak Andi sempat banting stir.
"Sayang! Pak awas!" teriak Gebby sembari memeluk Mahesa saat truk di depannya itu menabrak mobil yang mereka tumpangi hingga membuat mobil mereka mental dan berguling beberapa kali
Brak!
Terlihat dari keadaan mobil yang parah. Namun, ternyata Pak Andi masih sadar. Ia pun melihat ke sekeliling luar mobil, sudah banyak orang yang berusaha menolong. Ia pun teringat dengan kedua majikannya, kemudian menoleh ke arah Gebby dan Mahesa. Alangkah terkejutnya saat Ia melihat Gebby dan mahesa sudah terkulai lemas dengan luka yang parah di bagian-bagian tubuhnya. Ia melihat kepala Gebby pun mengeluarkan banyak darah, lantas Ia langsung menelfon Cahyo-Papa Mahesa.
"halo, Pak." ujar Sang supir dengan gemetar
"ada apa Ndi? Andi?"
"parah Pak. Bu Gebby dan Pak Mahesa, Pak. Kecelakaan, Pak," ujar Andi patah-patah
Mendengar kabar itu, Papa Mahesa pun langsung mematung. Sangat terkejut bukan main, baru saja satu jam yang lalu kedua anaknya berpamitan. Tiba-tiba Ia sudah mendapatkan kabar yang membuatnya bagaikan di sambar petir di siang bolong.
Tak banyak bicara, Papa Mahesa pun langsung meminta Andi mengsharelock tempat kejadian. Beliau pun langsung mengabari orang tua Gebby dan langsung berangkat ke rumah sakit, karena memang ternyata saat ini Gebby dan Mahesa sudah berada di rumah sakit.
Sesampainya di rumah sakit, mereka pun langsung menuju ruang UGD dan menunggu sampai Dokter keluar. Beberapa menit kemudian, Dokter pun keluar dan langsung memberikan kabar ke mereka.
"Dok, gimana anak saya?" tanya Mama Gebby
"innalilahi wa innailaihi roji'un, maaf Pak, Bu. kami sudah melakukan yang terbaik. Tapi maaf, saudara Gebby dan Mahesa tidak bisa kami selamatkan," ujar Dokter
"Gak! Gak mungkin! Pa anak kita masih hidup, baru tadi mereka pamitan sama kita kan?!" histeris Mama Mahesa
"Baby Al, Pa. Gimana dia nanti," tangis Mama Gebby
Mereka pun langsung masuk ke ruang UGD. Saat melihat kedua anak mereka yang sudah tak bernyawa, mereka pun langsung histeris tak menyangka atas kepergian kedua anak mereka. Sangat menyakitkan kabar yang mereka dapat ini.
Setelah dinyatakan meninggal, mayat Gebby dan Mahesa pun di bawa pulang ke rumah untuk segera di kebumikan.
Karin yang mendengar sahabatnya pergi untuk selamanya pun tentu langsung histeris. Semua orang merasa kehilangan atas kepergian mereka. Sangat amat kehilangan.
Setelah di mandikan dan di shalatkan, jasad Gebby dan Mahesa pun segera di makamkan. Mereka dikebumikan menjadi satu dalam 1 liang lahat.
Setelah di makamkan, orang tua Mahesa dan Gebby serta sahabat-sahabatnya pun tidak langsung pergi dari makam. Jujur mereka semua merasa ini hanya mimpi, rasanya seperti tidak nyata.
"lo berhasil buktiin ke kita bahwa cinta sejati itu nyata Sa, Za. Gua gak nyangka secepat ini. Semuanya kaya mimpi. Gimana sama Al nanti, gimana kalo suatu saat dia nanya tentang Bunda dan Ayah nya. Gua janji akan ada buat Al hiks," ujar Karin sesenggukan
"perjalanan kalian dari awal gak gampang. Sampai akhirnya kalian menghembuskan nafas terakhir dengan berpelukan. Itu adalah hal yang lebih dari cinta sejati. Suatu saat kalo Al nanya, gua bakal ceritain sebaik dan setulus apa kalian waktu masih hidup untuk orang-orang di sekitar kalian," ujar Wisnu
"Mama gak percaya ini. Mama masih gak nyangka Esa, Gebby,"
Tangisan pun kembali pecah saat Mama Mahesa dan Gebby menangis sembari memeluk makam Gebby Mahesa.

KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG WAKTU
Fiksi Remaja"Sikap dinginmu yang kian menghangat Bagai sang surya yang siap menampilkan sinarnya" ................................................................................. kisah tentang 2 remaja Dimana seorang lelaki yang baru saja pindah dan bertemu de...