Diperjalanan pulang
Gebby masih kepikiran tentang ucapan Mama Mahesa yang mengatakan bahwa Ia mirip dengan seseorang. Sampai membuat ia melamun. Dan tanpa sadar ternyata sudah sampai di rumahnya.
"By, udah sampe nih. Lo gak mau turun? Betah amat kaya nya, ya, di atas motor gua, haha," ujar Mahesa
"eh, ck iya iya gua turun nih. Makasih, Sa. Lo gak mau mampir? Mendung banget loh itu," ujar Gebby menawarkan kepada Mahesa untuk mampir
"eemm, kaya nya gak deh, By. Mau langsung pulang aja," ujar Mahesa
"ya udah hati-hati, Sa. Makasih," ujar Gebby
"i-yahh ujaannn,"
"eh, ayok neduh dulu di rumah gua. Cepet, Sa. Keburu basah baju Lo," ujar Gebby
Baru saja Mahesa akan berpamitan untuk langsung pulang. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya. Akhirnya Mahesa memutuskan untuk menunggu sampai hujan berhenti di rumah Gebby.
Rumah Gebby sebenarnya terbilang cukup besar. Namun terasa sepi. Satu hal yang ada di fikiran Mahesa saat ini, kemana Orang tua Gebby?
"Sa... Masuk dulu. jangan di luar, dingin," ajak Gebby
"lebih dingin lagi sikap lo, By, haha," ujar Mahesa bercanda
"paansi lo, Sa. Bentar gua buatin teh anget dulu. Lo duduk dulu aja," ujar Gebby
Mahesa tidak langsung duduk. Ia melihat-lihat seisi ruangan di ruang tamu. Sampai matanya terpaku pada foto yang terpajang di meja. Foto Gebby saat masih kecil, yang di samping kanan dan kirinya terdapat sepasang paruh baya. Mahesa yakin mereka orang tua Gebby. Namun, di mana mereka? Kenapa rumah ini terasa sangat sepi?
Baru saja Mahesa ingin menyentuh bingkai foto itu, tiba-tiba Gebby datang dan langsung mengambilnya.
"eh, By. Sorry gua gak sengaja liat foto lo tadi. Eemm Itu orang tua lo?" tanya Mahesa
"emm.. Duduk, Sa, di minum teh nya biar anget. Oh iya, nih handuk nya, baju lo sedikit basah kena hujan," ujar Gebby berusaha mengalihkan topik pembicaraan
"wih, makasih, By. Jadi ngerepotin deh gua," ujar Mahesa
"gak papa kali, Sa. Justru gara-gara lo anter gua pulang, jadi kehujanan gini," ujar Gebby tak enak hati
"ya elah, gak papa, By, lagian kan gua yang nawarin lo buat gua anter pulang," ujar Mahesa
"oh iya, supir lo mana? Kok gak ada? Pembantu lo juga," tanyanya
"supir sama pembantu gua rumahnya gak jauh dari sini, mereka pulang ke rumah, jadi ke sini pas jam kerja aja," ujar Gebby
Gebby memang sangat tertutup. Banyak hal-hal yang belum Mahesa tau tentang dirinya. Khususnya tentang keluarga Gebby.
"By, soryy. Lo sendiri di rumah ini?" tanya Mahesa dengan hati-hati
"hmm. Kaya yang lo liat," ujar Gebby cuek
"Orang tua lo kemana?" tanya Mahesa lagi
Karena belum juga mendapat jawaban, Mahesa pun langsung tidak enak hati, karena takut menyinggung Gebby. Saat menoleh ke arah Gebby, Mahesa melihat pandangan mata Gebby yang tiba-tiba kosong menatap lurus ke depan.
"eh sorry By. Kalo gak mau jawab juga gak papa," ujar Mahesa tidak enak hati
"Nyokap bokap gua ada. Tapi ga ada," ujar Gebby dengan raut wajah datar sembari mengingat memori tentang keluarga nya
Mendengar jawaban Gebby. Mahesa pun hanya mengernyitkan dahi nya bingung.
"maksudnya? Emm, orang tua lo... Cerai, By? Sorry," tanya Mahesa
"Orang tua gua gak cerai. Mereka utuh, mereka ada. Tapi mereka sibuk. Mereka bahkan gak pernah ada waktu buat gua. Pulang pun jarang. Makanya rumah gua rasanya sepi, kosong. Sama kaya apa yang hati gua rasain. Kosong tanpa kasih sayang dan waktu dari mereka," ujar Gebby tenang
"Lo pasti kesepian banget ya, By..." ujar Mahesa prihatin
Mendengar itu Gebby pun lantas menoleh menatap Mahesa.
"Gua kira lo bakl ngejudge gua," ujar Gebby
"ngejudge gua, kaya dia dulu," lanjutnya lagi dalam hati
"buat apa judge? Setiap orang itu udah ada ceritanya masing-masing. Buat gua, kalo gak bisa kasih masukan yang baik, seenggaknya jadi pendengar yang baik untuk orang itu. Tapi, By, mereka juga kan sibuk kerja buat lo. Buat masa depan lo. Supaya lo bisa capai apa yang menjadi cita-cita lo, sukses dan bahagia," ujar Mahesa
"Lo mau tau satu hal gak, Sa?" tanya Gebby dengan menatap mata Mahesa
mahesa pun tidak menjawab. Ia hanya menatap balik ke arah mata Gebby. Seolah bertanya kelanjutannya.
"kebahagiaan bagi gua itu gak bisa di bayar dengan apapun. Lo mau tau kebahagiaan terbesar bagi gua yang pengen banget gua capai?" tanya Gebby
"apa, By?" tanya Mahesa
"Ruang dan Waktu. Gua butuh mereka sebagai ruang untuk gua berkeluh kesah. Gua butuh waktu mereka untuk selalu ada di samping gua dan selalu bisa dampingin gua di posisi manapun. Bagi gua, itu adalah suatu kebahagiaan yang gak akan pernah bisa di bayar dengan apapun. Memang bener, orang tua gua kerja buat gua, Buat masa depan gua. Kebutuhan gua pun tercukupi. Tapi satu hal, Sa, untuk menuju masa depan bukan cuma uang yang di butuhin. Tapi juga mereka, orang tua gua. Mereka yang mampu kasih gua waktu nya. Mereka yang mampu kasih gua ruang nya. Gua sakit saat liat keluarga temen-temen gua harmonis, orang tua nya selalu ada buat mereka. Sedangkan gua? Sakit Sa. sakit!" ujar Gebby menggebu-gebu dengan sesenggukan dalam tangis nya.
Tanpa aba-aba Mahesa pun langsung membawa tubuh mungil Gebby dalam pelukannya. Di peluknya tubuh rapuh itu dengan erat dan hangat sembari terus mengelus dengan lembut seolah berkata bahwa semua akan baik-baik saja.
"sttt, It's okay, everything will be fine, Gebby. there is a cave. you are not alone" ujar Mahesa menenangkan Gebby dalam dekapannya
Semakin lama hembusan nafas Gebby pun semakin beraturan. Saat di lihat, ternyata Ia tertidur dalam dekapan Mahesa
"gak papa, ya. Ada gua, lo ga sendiri. Pasti lo Cape" ujar Mahesa sembari mengelus surai panjang Gebby dengan pelan karena takut Gebby terganggu
Setelah menggendong dan menidurkan Gebby di kamarnya. Mahesa pun bergegas pulang ke rumah. Biarlah, biar dirinya saja yang menyimpan semua nya. Ia berjanji akan menjadi teman baik untuk berbagi bagi Gebby.
Mungkin keadaan ini yang membuat Ia menjadi gadis dingin. Mahesa tau, tidak mudah jika harus kekurangan waktu dengan orang tua. Apa lagi, Gebby adalah anak perempuan yang butuh di lindungi. Sekarang Ia paham masalah yang di hadapi Gebby. Ia berjanji akan menjaga Gebby.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUANG WAKTU
Fiksi Remaja"Sikap dinginmu yang kian menghangat Bagai sang surya yang siap menampilkan sinarnya" ................................................................................. kisah tentang 2 remaja Dimana seorang lelaki yang baru saja pindah dan bertemu de...