Chapter 2.3

73 14 9
                                    

Haii bestiee!

Udah seminggu kita gak ketemu

Jadi, gimana hari ini?

Berat ya? Kalo cape, ayo istirahat dulu

Selamat membaca part ini!



DALAM dingin yang sama ditempat yang berbeda, Luna sedang menunggu pesanan makanannya di sebuah tempat makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DALAM dingin yang sama ditempat yang berbeda, Luna sedang menunggu pesanan makanannya di sebuah tempat makan. Ia datang sendiri di malam seperti ini, sebelum pergi ia juga sudah mengabari Dio, tapi sayang pesan yang ia kirimkan sepertinya belum masuk ke dalam ponsel Dio.

Meskipun sedikit antre, Luna akan sabar menunggu. Ini juga karena permintaan si kecil yang ada dalam perutnya. Sesekali ia mengusap tangannya yang sedikit dingin.

"Lama banget sih, bisa kedinginan di sini," gerutunya kesal.

Saat tengah mengusap lengannya pelan, sebuah jaz berwarna navy mendarat di kedua bahunya. Rasa hangat masuk ke dalamnya, parfum yang berasal dari jaz ini tidak asing bagi Luna.

"Aska? Kamu di sini ngapain?" tanya Luna saat melihat Aska berada di belakangnya.

"Mampir buat Freya sama Ghena," balas Aska singkat.

"Mau makan bareng di sini gak sama aku?" tawar Luna dengan mata yang berbinar-binar.

"Enggak, keburu malam nanti."

Jika dilihat nomor antrean Aska dan Luna tidak beda jauh. Mungkinkah Aska memang hanya mampir untuk Freya dan Ghena? Atau ada maksud lain?

Sudah lima belas menit mereka berdua menunggu. Seringkali Luna sangat suka mencium bau parfum pada jaz Aska. Menurutnya itu sangat candu.

"Parfum nya masih sama ya kaya dulu," Celetuk Luna disela-sela hening mereka berdua.

Aska hanya menganggukan kepalanya pelan, lalu segera bangkit saat nomor antreannya sudah dipanggil. Bukan langsung pulang, Aska malah berdiri di luar toko.

Saat melihat Luna keluar, Aska menyodorkan payung pada Luna. "Pakai, aku antar."

Luna menerima payung tersebut dan langsung bergegas membukanya lalu berjalan ke arah mobil Aska. Senang bukan kepayang, ia jadi bisa duduk kembali ke kursi favoritenya.

"Aku kangen duduk di sini." Luna terang-terangan.

Sedangkan Aska hanya fokus pada jalanan raya di depan sana. Bukan tidak ingin merespon perkataan Luna, hanya saja sekarang status mereka berbeda. Mereka sudah punya kehidupan masing-masing. Tidak akan ada lagi cerita bagi mereka dalam buku yang sama.

Marriage Of Lies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang