Chapter 2.1

111 15 10
                                    

HaloOo!

Gimana kabarnyaa bestie?

Hari ini jadwal update, btw

Sebelum membaca, absen dulu bestie!



"SAYA tinggal ke belakang," ucap Arya seraya menepuk pelan bahu Dio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SAYA tinggal ke belakang," ucap Arya seraya menepuk pelan bahu Dio.

Arha's Cafe itu nama cafe milik Arya, hanya cafe mungil berwarna coklat tua dipinggir jalan. Saat jam dinding menunjukkan pukul 4 sore, Arya sengaja mempertemukan Dio dengan Hani.

"Dio, jelasin semuanya, selama 7 tahun kamu gak ngasih penjelasan ap-" perkataan Hani terpotong dengan cepat.

"Gak ada yang perlu dijelasin," tegas Dio.

Hani berdecak pelan. "Ck, dengan mudahnya kamu bilang kaya gitu Dio."

"Apa yang kamu lihat dari wanita lugu dan polos itu? Jelas aku lebih baik Dio," ujarnya.

Dio melirik tajam ke arah Hani yang tengah menatapnya. "Jaga ucapanmu, jelas Luna lebih baik dari dirimu!"

"Apa kamu benar-benar suka tipe wanita sepertinya?" tanya Hani, tapi Dio hanya memperhatikan Hani sedari tadi.

Hani mengulum senyumnya, mendekatkan wajahnya ke arah Dio. "Dio, aku tau kamu tidak suka wanita sepertinya, aku lebih memenuhi kriteria wanita idamanmu, jadi bisakah kamu menceraikan dirinya?"

Dio bangkit dari kursinya, rahangnya sudah mengeras dan jari jermarinya sudah mengepal kuat. "Cukup Hani!" bentaknya.

Arya yang melihat pertengkaran tersebut sedikit khawatir, ia takut jika Hani akan terluka. Bukan terluka secara fisik, namun terluka batinnya, hatinya akan hancur jika Dio sudah tak ingin lagi berbicara dengannya.

Hani ikut bangkit dari kursinya, lalu menatap lekat wajah milik Dio. "Gampang kan caranya? Jadi lakukanlah, aku akan sabar menunggu dirimu."

"Gila kamu Hani! Berbicara denganmu memang hanya akan membuat kepalaku panas! Jangan pernah ganggu aku atau pun Luna, jangan coba-coba menyentuh Luna!" ancam Dio yang sudah sangat geram dengan kelakuan Hani.

"Setelah kemarin pertemuan kita di tempat dulu, apa kamu menjadi tidak waras Hani?"

"Aku waras, kamu yang tidak waras karena menikahi wanita itu kan." Hani menekankan setiap kata-katanya.

Duahari lalu, saat Hani pergi dan pulang dengan perasaan berkecamuk itu karena perbuatan Dio. Dio yang tak ingin menjelaskan apapun. Padahal Hani sangat ingin mendengarkan penjelasan Dio.

—Flashback On—

Hani tengah duduk di kursi dekat pohon besar menunggu Dio datang untuk menepati janjinya. 5 menit sudah tak terasa Dio yang ia tunggu datang juga.

Marriage Of Lies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang