Chapter 4.3

81 8 8
                                    

Sore siang atau malam?

Aku harap mood kalian lagi bagus bestie!

Udah lama kita gak ketemu

Selamat membaca!



DIO membuka pintu kamar rumah sakit, lalu membantingnya dengan kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DIO membuka pintu kamar rumah sakit, lalu membantingnya dengan kencang. Hal itu membuat Luna yang tengah menutup kedua matanya terlonjak kaget.

Dengan segala kemarahan yang ada Dio menghampiri Luna. "Bisa kamu jelasin?" tanyanya dingin.

Jantung Luna berdegup kencang. Selalu seperti itu keadaannya, saat Dio meminta penjelasan padanya. "Tadi.. aku.." Luna menggantung perkataannya. Bingung harus menjelaskan dari mana.

Rahang Dio semakin mengeras. Bahkan matanya menyorot sangat tajam. "Aku minta penjelasan."

Luna menundukan kepalanya, ia tidak pernah berani menatap Dio. "Tadi habis angkat telepon mama.. aku dicegah masuk sama Aska.."

"Terus kenapa sekarang kamu ada di sini?" Dio mencoba menahan emosinya.

"Aku gak tau.. pas lagi ngomong sama Aska.. tiba-tiba perut aku sakit..," jelasnya dengan suara pelan.

Dio mendekatkan wajahnya ke arah Luna. "Aska bicara apa?" tak ada habisnya Dio mengintrogasi Luna saat ini. Percayalah, ia sudah muak sebenarnya.

"Soal.. " Luna meneguk salivanya.

Sedangkan Dio terus setia ada di posisinya. Biarkan saja dengan posisi ini, Luna tahu betapa kecewanya Dio. Biarkan Luna sadar bahwa sudah banyak hal-hal ganjil sedari dulu yang belum terungkap satu persatu.

"Soal perasaan dia..," lanjut Luna.

Mendengar balasan Luna, Dio semakin panas. Tangannya mengepal kuat, giginya saling beradu.

"Brengsek!" emosinya meluap. Ia percaya dengan kata-kata Luna. Tanpa disadari, Luna sudah menciptakan keganjilan yang lain. Luna berbohong.

Flashback On

Ponsel Aska bergetar pada kantong celananya. Ia melihat nama penelfon yang ada, ternyata dari atasan direktur kampus tempatnya mengajar. Dengan cepat memberi kode pada Freya untuk berdiri dan keluar mengangkat telpon tersebut.

Tapi, selang dua menit kemudian. Luna juga berdiri alibinya untuk mengangkat telfon yang masuk dari ibunya di sana. Dio yang melihat hanya menganggukan kepalanya.

Tapi, Luna berbohong. Nyatanya tidak ada panggilan masuk di telfonnya. Di luar ia hanya menatap punggung Aska. Senyumnya ia lebarkan.

Sebelum itu, Aska sengaja mengambil tempat yang lebih dekat dengan monilnya, sekaligus lebih jauh dari pintu depan rumah Danu. Luna hanya mengikuti saja sedari tadi. Alhasil, tidak ada satu pun orang yang melihat mereka.

Marriage Of Lies Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang