𝚃𝚎𝚗𝚝𝚊𝚗𝚐 𝚍𝚞𝚊 𝚑𝚊𝚝𝚒 𝚖𝚎𝚗𝚓𝚊𝚍𝚒 𝚜𝚊𝚝𝚞 𝚍𝚊𝚕𝚊𝚖 𝚒𝚔𝚊𝚝𝚊𝚗 𝚜𝚊𝚔𝚛𝚊𝚕.
-𝓑𝔂. 𝓻𝓲𝓪𝓯𝓲𝓽𝓻𝓲𝓪411, 𝙼𝚊𝚛𝚛𝚒𝚊𝚐𝚎 𝚘𝚏 𝙻𝚒𝚎𝚜
Pernikahan seringkali dianggap salah satu ritual paling sakral yang harus dijalani sepasang ins...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HARI Sabtu, sehabis Isya tepatnya seperti planning Aska dan Freya dua hari lalu pergi ke rumah Danu untuk ikut tasyakuran anak kedua dari Ella. Sejak lima menit lalu mereka sudah sampai pada tujuannya.
Bukan hanya mereka, Dio dan Luna pun juga hadir di sana. Mengingat bahwa Dio adalah rekan kerja Danu, sudah pasti Danu akan mengundangnya. Ditambah Hani dengan Arya yang turut ikut, itu juga karena Danu mengundang Hani. Karena sampai sekarang Hani masih menjadi karyawan di salah satu perusahaannya.
"Makasih ya Freya sudah mau dateng, Ibu seneng bisa ketemu," ungkap Ibu Danu dengan sangat antusias mengambil tempat di sebelah Freya.
Freya langsung mencium punggung tangan ibu Danu. "Sama-sama Ibu."
"Ghena, salim sama eyang putri dulu." Freya menegur Ghena yang saat datang malah langsung menghampiri Danu.
Ghena yang mendengar ucapan Freya, bergegas menghampiri Freya. Lalu langsung menyalimi ibu Danu.
Ibu Danu membelai rambut Ghena dengan pelan. "Ini Ghena ya? Om Danu sering cerita tentang Ghena ke eyang putri."
Sedangkan Ghena hanya memamerkan sederet giginya yang kecil.
"Mau duduk sama mama atau papa?" tanya Freya pada Ghena yang terlihat bingung.
Ditengah kebingungannya, tangan Danu dengan cepat meraih tangan mungil milik Ghena yang tergelantung. "Sama om Danu mau?" tawar Danu dengan senyumannya.
Ghena membalasnya dengan anggukan kecil. Setelahnya mereka mengambil tempat duduk di sebelah kakak iparnya. Dengan posisi Danu memangku Ghena.
"Ibu pengen banget punya cucu Frey, tapi Danu sama Tia belum mau punya keturunan. Padahal usia pernikahan mereka gak beda jauh sama kamu." Ibu Danu mulai menjelaskan keinginannya selama ini.
Freya menggenggam tangan Ibu Danu. "Bu, mungkin aja Allah emang belum ngasih, ibu sabar aja ya. Nanti dikasih, mas Danu sama Tia mungkin punya rencana lain," ujar Freya
Ibu Danu menatap Freya dengan lekat. "Coba aja dulu Danu gak memilih Tia, mungkin sekarang ibu udah punya mantu kaya kamu."
"Semuanya sudah terlewat bu, lagi pula sekarang mas Danu bahagia sama Tia," balas Freya seraya tersenyum kecut. Dia juga sebenarnya menginginkan hal itu, tapi apa boleh buat takdir malah setuju jika dirinya dengan Danu dipisahkan.
"Danu itu pintar bohong Frey, di luar kelihatan bahagianya. Padahal gak sama sekali, kemarin Tia malah pergi tanpa pamit sama Danu. Ibu kadang mau negur, tapi Danu selalu ngasih pengertian ke ibu," lanjut ibu Danu. Ia terus berkeluh kesah pada Freya. Tanpa memikirkan Tia yang notabenenya adalah menantunya berjarak dua orang darinya.