RJ 02

4.7K 686 115
                                    

Selamat membaca!

'*'

Masih berada di dalam kelas, Jendral sudah merasa sangat bosan. Memang benar, seharusnya dia tidak mengikuti Nusa yang bahkan terlihat sangat enjoy di kursinya. Saat melirik kearah Juno yang duduk di sebelah kirinya, bibir Jendral terangkat membentuk seringai kecil, Juno tengah bergumam aneh dengan ekspresi wajah yang cukup suram. Tidak perlu di ragukan, otak Jendral dan Juno bukan sebelas dua belas, tapi sebelas sebelas setengah.

"Baik, pelajaran sampai disini. Kita lanjutkan di pertemuan berikutnya," ujar dosen yang langsung berjalan keluar kelas.

Jendral dan Juno langsung tersenyum senang dan kembali memasukkan sebuah buku ke dalam tas mereka. Ketiganya berjalan keluar dari kelas, Nusa terlihat menatap layar ponselnya lalu mengedarkan pandangannya seperti mencari seseorang.

"Kenapa?" tanya Juno.

"Reilan," jawab Nusa yang langsung di mengerti kedua sahabatnya.

"Nah, itu dia!" seru Juno melihat seorang gadis berjalan mendekat.

"Gue ada tugas kelompok, balik duluan aja," ujar gadis bernama Reilanda Mayangsari itu. Kekasih dari Nusa, sudah menjadi sahabat dari Jendral maupun Juno. Memiliki sifat yang sebelas dua belas dengan Nusa, sangat pendiam namun memiliki mulut yang cukup pedas jika berbicara.

"Nanti pulangnya gimana?" tanya Nusa.

"Sama mereka," jawab Reilan menunjuk dua wanita yang datang bersamanya. "Kenalin, teman kelas gue."

"Hai!" sapa salah satunya.

"Hai," sapa Juno.

"Gue Natya, teman Reilan," ujar wanita berambut panjang. Dia terlihat berbisik pada Reilan. "Tadi kata lo teman-teman lo jelek, bohong banget." Reilan mengendikkan bahunya merespon ucapan Natya.

"Gue Juno," balas Juno. "Jangan di dengerin kalau dia ngomong, suka seenaknya. Btw, yang betah ya main sama batu kayak dia."

Natya dan gadis di sebelahnya tertawa kecil.

"Hai, aku Geya. Salam kenal," ujar wanita berambut pendek dengan senyum manis di hiasi dua lesung pipi. Tubuh yang mungil membuatnya itu terlihat sangat imut.

"Jendral," jawab Jendral yang berdiri paling dekat dengan Geya.

"Ih, kamu ganteng banget," ujar Geya tersenyum lebar.

Mereka semua terkejut, Natya segera membekap mulut Geya. "Haha, maaf. Ni bocah emang kalau ngomong agak ceplas-ceplos, maaf ya," kata Natya tersenyum kikuk.

Geya menepis tangan Natya. "Aduh, Nat. Mulut sama hidung aku jangan di tutup, dong. Kalau nanti gak bisa napas gimana?" ketus Geya.

"Ck, berisik," balas Natya. "Jangan keluarin sifat bego lo sekarang dong, Ge. Jaga image, jarang-jarang kita ketemu cowok ganteng," bisik Natya yang langsung di angguki Geya.

"Bener juga," balas Geya berbisik.

"Bener apanya?" tanya Juno ikut berbisik.

Kedua gadis itu menoleh dan tercengir, lalu menggeleng serentak. Reilan menggeleng jengah, bisa di bilang dia cukup tertekan mendapat teman berbeda sifat dengannya. Saat pertama kali masuk kelas, dia langsung di ajak berbicara panjang oleh Geya, yang membuat Reilan sedikit kesal adalah Geya yang terlihat seperti orang bodoh dengan otak lemotnya.

"Kita pergi," kata Reilan.

Nusa hanya mengangguk singkat. Berbeda dan dengan Juno yang mengacungkan jempolnya.

Ruang Jendral [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang