RJ 20

2.2K 374 36
                                    

Sebelum baca tekan vote dulu ya

'*'

Lebih dari tiga puluh motor terparkir di depan rumah Jendral, banyak remaja laki-laki duduk santai di atas motor masing-masing. Jendral keluar dari rumah dan menatap teman-temannya.

"Gue rasa segini cukup," ujar Juno menepuk pundak Jendral.

"Banyak banget," ujar Jendral tidak percaya. "Lo yakin? Lo temui mereka dimana?"

Jendral menatap teman-teman SMA yang baru saja dia temui lagi, bahkan dia rasa beberapa dari mereka sudah terlihat berbeda.

"Lo lupa? Gue Juno. Pemegang koneksi Grexda generasi 9, kumpulin orang-orang ini mudah untuk gue," ujar Juno lagi.

"Reilan gak kesini, gue larang," ujar Nusa tiba-tiba.

"Dia memang gak boleh ikut," balas Jendral tersenyum.

Reilan? Perempuan itu harus mereka jaga. Mereka tidak akan membiarkan dia ikut, tidak ada jaminan pulang dengan baik-baik saja setelah ini.

"Ral!" sapa seseorang.

Jendral menghampiri orang itu, dia tersenyum dan melakukan tos andalan mereka.

"Kemana aja lo?" tanya Jendral pada teman kelasnya dulu.

"Bertapa," jawab Danar. "Gue udah tau tentang Evan dari Minggu lalu, awalnya gue gak mau ikut campur. Tapi, setelah gue lihat perkembangan geng itu, gue risih dan mau gak mau ikut turun tangan setelah di hubungi Juno."

"Makasih, Dan."

"ASSALAMUALAIKUM! UDAH PADA SHOLAT ISYA BELUM?" teriak Sukirman baru bergabung.

"ASIK NIH, PADA REUNIAN, YA?" sambung Amar ikut datang.

"Bacot amat ni dua jomblo," ketus yang lain.

"Heh Sukir, sini lo. Rindu gue sama lo."

"Aduh, si wibu muncul lagi," balas Sukirman tertawa. "Btw, si Ian K-Popers mana nih?"

Orang yang di sebut pun menoleh. "Apaan nyebut nama gue?" tanya Ian.

"Masih suka liat Korea-Koreaan?"

"Kenapa emang? Mau kasih gue album? Atau beliin gue tiket konser?"

Sukirman mendelik. "Cowok kok suka KPop."

Ian tersenyum miring. "Cowok kok tukang rumpi. Ribet amat ngurusin hobi orang, gak punya hobi?"

"Si anjing," umpat Sukirman lalu mengalungkan lengannya di leher Ian.

"GUYS! MOHON PERHATIANNYA SEBENTAR!!"

Semua dari mereka langsung menoleh pada Jendral yang berdiri di tengah-tengah. Merasa semua sudah fokus, Jendral berdehem sejenak.

"Evan, dia mendirikan sebuah geng motor dengan nama Grexda. Gue sudah ngomong ke dia untuk bubarin atau ganti nama, tapi dia tetap gak dengerin gue. Di antara kalian, kita sudah pernah adu kuat sama mereka dan kita menang, tapi Evan tetap gak mau Bubarin geng itu. Jadi, inti dari panggilan Juno ke kalian semua adalah gue sebagai pemimpin terakhir Grexda mengumumkan perang saudara untuk Evan dan gengnya. Barang siapa yang ada di pihak gue silahkan keluarin semua kemampuan kalian untuk malam ini, sedangkan yang gak setuju, kalian bebas pergi dan lupain Grexda."

Tidak ada yang bergerak, mereka terlihat yakin dan mendukung Jendral.

"Boleh tau alasan Evan buat Grexda baru?" tanya salah satunya. "Gue balik ke Jakarta kemarin dan gak tau apa-apa soal ini."

Ruang Jendral [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang