RJ 18

2K 364 38
                                    

Hai!
Akhirnya aku update 😆
Sempat stuck banget, apalagi kalian pada gagal move on, hehe.
Tapi aku gak akan lupa kok untuk update, ya aku selingi dengan kegiatan yang lain juga.

Aku cuma mau bilang, kalau cerita Jendral ini gak akan punya chapter yang panjang. Jadi, enjoy, ya.

Sebelum baca, jangan lupa tekan vote 😁
So, selamat membaca!

'*'

Jendral tengah sibuk membuka asal buku pelajarannya, dia tengah mengerjakan tugas bersama Nusa dan Juno. Mereka mendapat tugas kelompok dan dengan rajinnya Nusa mengajak mereka mengerjakan tugas itu dengan segera meski waktu kumpulnya masih Minggu depan.

"Gue yang print ajalah," celetuk Juno yang langsung di hadiahi tatapan tajam dari Jendral dan Nusa.

"Cari materi lo," ketus Jendral.

"Kalian tinggal cari materi yang udah gue bagi, terus kirim ke gue dalam bentuk word. Selebihnya biar gue yang selesaikan," jelas Nusa.

Jendral membuka handphonenya. "Padahal gue udah nemu, baru aja mau kirim link materinya."

Nusa mendelik tajam. "Kalau cuma cari link materi, gue juga bisa. Pokoknya materi kalian sudah siap di file word, gue mau materinya juga berasal dari beberapa sumber. Cantumkan sumber-sumbernya."

Juno mendengkus pelan. "Laptop gue rusak," ujarnya beralasan.

"Banyak alasan, warnet banyak. Pake laptop gue juga bisa," ketus Jendral. "Lagian bokap lo punya komputer, jangan bohong. Gue banting lo."

"Ih, kalau gitu besok aja. Gue capek, mau istirahat," ujar Juno membuka aplikasi permainan di handphonenya.

Jendral ikut menutup bukunya, Nusa hanya bisa pasrah dan membiarkan kedua teman malasnya itu. Dia kembali melanjutkan tulisannya, menulis beberapa inti materi yang akan dia ketik nanti.

Hampir satu jam mereka berada di perpustakaan kampus, Nusa juga sudah menyelesaikan tugasnya. Juno masih bermain sedangkan Jendral malah tidur dengan nyenyak.

"Bangun," ujar Nusa menepuk pundak Jendral.

Jendral membuka matanya, dia menatap kedua sahabatnya yang sudah mulai berdiri. Dengan cepat Jendral mengikuti mereka keluar perpustakaan.

Mereka bertiga menuju coffee shop milik Nusa. Saat sampai, Jendral langsung memilih mandi. Mereka mandi bergantian lalu membuka cafe itu. Seperti biasa, Jendral akan lebih sering menjaga kasir, Juno mengantar minuman dan Nusa berada di dalam untuk membuat minuman.

Sudah beberapa menit cafe buka, kelihatannya masih belum ada yang berkunjung. Setidaknya mereka bisa santai sedikit, karena Nusa membuka tempat ini juga dengan niat untuk tempatnya bersantai.

Kring!

Pengunjung pertama datang, dua orang laki-laki dan perempuan yang terlihat seperti sepasang kekasih itu masuk. Yang laki-laki berjalan kearah Jendral dan yang perempuan mencari tempat duduk.

"Selamat datang!" sapa Jendral tanpa tersenyum. "Mau pesan apa?"

"Cappucino satu, Vanilla frappe satu," ujarnya.

"70 ribu," jawab Jendral.

Laki-laki itu langsung memberi uangnya dan menghampiri kekasihnya.

"Reilan belum balik, ya?" tanya Juno bersandar di meja kasir.

Ruang Jendral [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang