Arah Jalan

22 3 0
                                    

"Hidup seseorang tak akan terus bahagia. Ada masanya ia akan bahagia. Ada masanya ia akan marah. Ada masanya ia akan sedih. Dan ada saat-saat dimana ia harus ambil sebuah keputusan penting "

☄️🌷

Minju sudah menyusuri Padang bunga dalam waktu yang lama, namun ia tak juga melihat jalan setapak disana. Meski dia sudah berlari ke segala arah tetap saja tak ada. Di hampir frustasi dengan itu. Hampir saja Minju mau menyerah namun ia ingat kalau dirinya tak bisa berhenti begitu saja. Bagaimanapun caranya ia harus keluar dari tempat ini. Ia tak mau sendirian.
Tiba-tiba dari arah matahari terbenam, ada seseorang yang melambaikan tangan kearahnya. Dengan cepat Gadis itu segera berlari menghampiri orang itu. Minju tak tau siapa dia. Tapi yang jelas ia tak lagi sendiri. Sekarang ada seseorang disana. Ada seorang pemuda berbaju putih disana.

☄️🌷

"Kumohon buat aku bahagia. Aku ingin bahagia...."





































Kelas 12 bahasa 4 terlihat tenang. Bisa dibilang kalau kelas ini adalah kelas paling tenang diseluruh SMA Dream yang layak sekali jika diberi penghargaan atas kesunyian yang berlangsung. Namun kesunyian ini bukan karna sifat dari penghuni kelasnya, melainkan kelakuan penghuni kelas yang tengah sibuk menjalankan tugas mulia sebagai pelajar, yaitu mengerjakan pr di pagi hari.

Minju saja sampai heran menyadari kelasnya yang sunyi. Biasanya tak sesunyi ini. Saat ia berjalan menuju kelasnya semua tampak tenang, tapi giliran ia menginjakkan kakinya ke dalam seluruh teman-temannya segera menghampiri tubuh gadis itu. Tanpa aba-aba atau pemberitahuan tas Minju langsung direbut oleh salah satu temannya. Kita panggil dia Ryujin, ratu di kelas bahasa 4.

Dengan kasar ya Ryujin mengobrak-abrik tas Minju. Sementara si pemilik tas yang tak lain adalah Minju sendiri hanya terdiam kaku melihat semua isi tasnya yang mulai berserakan di lantai.

"Hei lihat Minju sudah selesain tugas bahasa Jepang !" teriak Ryujin sambil menenteng buku bahasa Jepang milik Minju. "Yang mau datang sendiri "

Ryujin segera melesat ke tempat duduknya disusul siswa-siswi yang lain. Sedangkan Minju hanya bisa pasrah melihat bukunya menjadi santapan lezat bagi teman-temannya.

Minju menundukkan tubuhnya sambil memunguti barang-barang dari tasnya yang sudah dikeluarkan dengan paksa. Gadis itu tampak sekali tertekan dengan keadaan kelasnya.

"Kenapa aku harus memulai hariku dikelas dengan cara seperti ini ? "

Tak lama kemudian Ryujin berdiri di hadapan Minju sambil menenteng buku Minju yang sudah tak berguna lagi bagi mereka.

"Kutu buku nih buku loh udah selesai " serah Ryujin dengan ekspresi wajah jijik. Perlu diingat kalo Ryujin itu benci sekali dengan Minju. Ia bahkan sering membully Minju. Entah itu merobek bukunya, membuang tas ke tong sampah, mengotori baju Minju, hingga yang terparah mendorong tubuh Minju saat di kamar mandi hingga buat gadis itu dirawat di rumah sakit selama tiga hari.

Kalau jadi Minju mungkin kalian akan melawan balik. Namun gadis itu memilih untuk diam dan mengalah. Dia tahu betul jika ia melawan balik bukannya akan meredam kejahilan Ryujin malah semua akan jadi lebih buruk. Jadi yang selalu Minju lakukan yaitu diam dan menunggu Ryujin selesai dengan aksinya.

"Ih bukunya jelek, ada banyak kotoran disini. Ada saus, kecap, lumpur !" tunjuk Ryujin dengan ekspresi jijiknya.

Dusta. Semua yang Ryujin katakan itu bohong karna pada kenyataannya tidak ada kotoran dibuku Minju. Itu cuma trik Ryujin buat mengerjai Minju saja. Belum afdol namanya bagi Ryujin jika sehari tak mengerjai Minju.

MIRROR WORLD •• 01 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang