Rute Jalan

20 4 0
                                    

Happy reading 🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading 🤗


"Ada satu hal  yang harus kita tahu sebelum bahagia datang, yaitu mengenai pertanyaan.
Bagaimana kita bisa bahagia ?
Dengan siapa kita bahagia ?
Kapan kita akan bahagia ?
Karna apa kita akan bahagia ?
Dan sampai kapan kita bahagia ?
Semua pertanyaan itu layak kita pikirkan dan semuanya akan dijawab oleh sang waktu "

☄️🌷

Minju akhirnya sampai didepan pemuda berbaju putih.

Wangi.

Tercium bau wangi menyeruak. Tubuh pemuda itu sungguh tegap layaknya para tentara yang sudah terlatih. Dengan pakaian serba putih plus sepatu sneaker putih, dia nampak cocok sekali. Ditambah dengan jam tangan dan rambutnya yang hitam pekat. Terlihat sangat tampan menurut Minju. Gadis itu bahkan hanya tersenyum lebar tanpa berbuat apa-apa. Namun sayang seribu sayang, Minju tak bisa melihat dengan wajahnya disebabkan mentari yang bersinar terang.

Pemuda itu mengulurkan tangannya pada Minju. Dia sempat tersenyum manis. Manis sekali. Itulah yang bisa Minju tangkap terlepas dari sinar mentari yang masih berpijar. Minju termenung selama beberapa detik sebelum akhirnya ia balas ukuran tangannya.

🌷☄️













Winter tengah asik makan bersama teman-temannya di restoran tempat Minju bekerja. Di atas mejanya tersaji banyak sekali makanan-makanan kelas tinggi yang jika ditotal pasti bernilai puluhan juta. Namun bagi gadis itu semuanya tak masalah. Biasalah kebiasaan para anggota kelas atas.

Winter mempersilahkan teman-temannya untuk memesan apapun yang mereka mau tanpa mempermasalahkan harga. Katanya dia yang mau bayar. Sementara gadis itu sibuk menyuapi Sungchan.

Kesenangan itu nyatanya tak berlangsung lama hingga Minju datang dan langsung marah-marah. Minju protes pada Winter yang seenaknya makan tapi nggak mau bayar.

"Ah.. berisik loh. Masukin aja tagihannya ke gaji elo. Beres,kan ?" ucap   Winter ngawur. Dia sama sekali tak mempedulikan semua ocehan Minju.

"Aku tak punya uang sebanyak itu Winter, kau bisa minta bibi kan ?"

Winter diam saja. Dia sibuk menatap benda padat berbentuk kotak. Sedangkan teman-temannya menatap Minju kesal.

"Winter ku mohon..." pinta Minju memelas.

"Nggak, PAKE AJA GAJIMU !!" bentak Winter hilang kesabaran. Gadis itu mulai memanas. Dia tak sibuk lagi dengan ponselnya. Winter berbalik menatap Minju dengan tajam. Suasana disekitar pun berubah senyap. Semua pandangan tertuju ke mereka.

MIRROR WORLD •• 01 Line ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang