" Bagaimana bisa seorang anak kecil tersenyum bahkan ketika ia berada dititik yang paling menyiksa ? Bagaimana mereka bisa bahagia meski tak tau arti dari bahagia itu sendiri ?"
°°🌷☄️Minju tidak lagi berjalan karena lelah. Dia kini sedang duduk tenang merangkai mahkota dari bunga. Satu persatu bunga disusun dengan sabar hingga membentuk lingkaran cantik layaknya mahkota. Setelah semua selesai, gadis itu memakainya dengan riang. Dia tersenyum senang.
Tak lama, laki-laki itu datang membawa mahkota bunga dengan ukuran yang jauh lebih besar dari milik Minju. Ia segera memakaikannya ke kepala Minju.
Minju tersenyum senang. Sangat disayangkan wajah laki-laki itu masih samar-samar. Untung saja senyumnya masih bisa terlihat. Hal inipun sungguh membuat hati Minju gembira. Senyumannya sungguh indah.
° ° 🌷☄️
Dunia nyata
Sungchan sedang berjalan menuju kelas Winter yaitu 12 bahasa 1. Tapi ditengah perjalanan, langkahnya terhenti saat melewati kelas Minju. Kelas tersebut tampak sepi karna ditinggal penghuninya berolahraga.
Entah alasan apa, Sungchan tiba-tiba mendadak berhenti dan memandang ke arah bangku kosong tak berpenghuni. Bangku tersebut kosong tidak seperti yang lain. Tak ada tas yang ditaruh di atasnya. Dan itulah yang menjadi pusat perhatian seorang Sungchan.
Pemuda itu tampak lesu. Wajahnya terlihat sedih sebelum datangnya sebuah bola yang otomatis membuatnya mengalihkan perhatian.
" Yakh Sungchan cepat lempar itu....!!" pinta Ryujin yang berdiri dipinggir lapangan dan melambaikan tangan.
Sungchan sempat bergeming untuk beberapa saat sebelum bola itu dilempar. Pada akhirnya pemuda melempar bola tersebut.
Saat akan melanjutkan perjalanan, lagi-lagi fokus Sungchan teralihkan. Kali ini bukan kelas melainkan pot bunga tulip yang Minju tanam. Pemuda manis itu tersenyum senang saat melihat bunga itu lebih dekat. Dia berjongkok dan menyentuh kelopak bunga tulip dengan lembut.
Sebuah senyum yang lebih lebar terbentuk. Dia nampak sedang teringat dengan seseorang. Entahlah hanya Sungchan yang tau maksud senyumannya itu.
Dunia cermin
Seperti harinya di dunia nyata, Minju melakukan aktivitas yang sama. Pergi ke sekolah dengan sepeda. Bedanya sekarang dia tak lagi mengantar koran.
Pada awalnya dia dilarang sang ibu untuk pergi ke sekolah dengan sepeda. Ibunya lebih setuju jika Minju berangkat menggunakan mobil. Tapi Minju menolak. Dia lebih suka menikmati harinya dengan menghirup udara bebas bukan AC.
Minju berangkat melewati rumah-rumah warga yang masih sepi. Udara disekitarnya cukup segar dan membuat gadis itu tampak lebih bersemangat.
Dia begitu menikmati hidupnya yang sekarang. Terasa lebih bahagia. Namun disisi lain, Minju juga merindukan pekerjaannya sebagai kurir koran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MIRROR WORLD •• 01 Line ✓
RandomApa jadinya jika dunia cermin benar-benar ada? Apakah hanya hal baik akan terjadi? jika itu benar pasti semua orang ingin tinggal disana selamanya. "Jika bahagiaku ada di dunia cermin maka aku akan tinggal selamanya disana" Minju....