Suasana cafe tempat team jevano berkumpul sangat ramai, mereka menikmati kemenangan mereka dengan khidmat. Tapi saat sedang asik-asik nya bercanda, tiba-tiba haris bersuara.
"Jev, homoan lo gak ikut? Biasanya kan gak pernah kepisah"
"Jaga mulut lo ya anjing, coach guys gua balik duluan"
Dengan penuh amarah jevano pun pergi dari sana, dia ingin mengahajar haris tapi tak enak karena ada coach mereka disana.
Mark mendelik kesal ke arah haris, dia malah menghancurkan suasana nyaman mereka. Anak-anak yang lain sendiri hanya menyimak, sudah biasa dengan pertengkaran haris dan kapten mereka.
"Apa? Gue cuma ngomong doang, dia nya yang emosian" ucapnya tanpa rasa salah pada marka.
Marka hanya diam dan kembali duduk, mood bercanda nya hilang seketika.
.
Jenandra yang sedang membereskan ruang tengah, bekas dia bermain game bersama haikal pun tersentak kaget saat mendengar bunyi pintu yang dibanting.
"JEVANO KALO TUTUP PINTU TUH PEL-"
Teriakan jenandra terhenti saat jevano tiba-tiba memeluknya erat, bisa ia rasakan nafas sahabat nya yang memburu sepeti menahan emosi.
"Jev, u okay?" tanya nya sambil mengelus punggung laki-laki di pelukan nya.
"Eumm, aku lagi kesel. Haris tadi ngatain kita homo lagi, untung ada coach kalo enggak udah aku bogem diem"
"Sttt udah, lagian gak sepenuhnya salah. Kita bisa kan emang homo" ucap jenandra dengan polosnya.
Gemas dengan kepolosan sahabat manisnya, jevano pun menggigit bahu jenandra.
"AWW KO MALAH DI GIGIT SIH BAHUKU, SAKIT TAU" Jenandra melepaskan pelukan mereka, lalu mengusap bahu yang digigit tadi
Jevano tertawa lalu menangkup wajah pria manis di depan nya.
"Lagian ini mulutnya kenapa lemes bener, gigit lagi mau?" Godanya yang dibalas tinjuan pelan di dadanya.
"Udah ah sana mandi, bau tuh badan nya. Aku mau lanjut beresin ini"
"Iya sayang"
Dikecupnya sekilas kening jenandra, lalu pergi meninggalkan calon kekasih ekhem maksudnya sahabat manisnya untuk pergi ke membersihkan diri.
Jenandra hanya menggelengkan kepalanya, heran dengan tingkah sahabatnya yang semakin hari semakin menjadi.
.
Selesai makan malah, mereka berdua duduk manis di ruang tv. Menonton film action kesukaan mereka dengan posisi jenandra yang bersandar dengan nyaman pada dada jevano.Sambil mengelus rambut pria manis di dekapan nya, suaranya mengalihkan perhatian jenandra dari film itu.
"Nanda, udah ada jawaban nya?"
"Eum, jawaban apa?"
Jevano tau betul, sahabat manisnya ini sedang pura-pura lupa. Dengan seluruh tenaga, dia ubah posisi mereka menjadi saling berhadapan dengan jenandra yang berada di pangkuan nya.
"Jev, ini.."
"Sttt kayak gini, jadi gimana? Kamu mau sampe kapan gantung aku kayak gini hm? Aku tau kamu inget"
Skakmat, dia ketahuan.
"Maaf aku gak bermaksud jev" jawab nya sambil memaikan ujung bajunya dan jangan lupa gigitan kecil dibibirnya.
"Jadi gimana sayang?" Ditangkupnya wajah itu lalu di elus pelan pipinyaJenandra tak bersuara, dia hanya menganggukan kepalanya malu. Dia salting karena di tatap sebegitunya oleh pria di hadapan nya.
"Berbicara jenandra, apaan ngangguk doang" ejek jevano.
"Iya aku mau" cicit jenandra dengan suara pelan.
"Hah gimana sayang? Gak denger nih"
"Ish, IYA AKU MAU"
"Mau apa nih?"
"JEVANO NGESELIN BANGET"
"Aduh jangan di pukul dong sakit, orang aku nanya beneran. Kamu mau apa?"
"Jadi pacar kamu"
"Ulangi apa?"
"Jev aku beneran marah loh ya kamu ledek terus"
"Hahaha iya maaf, aduh jangan manyun gitu dong lan makin lucu"
Diueyelnya pipi jenandra dengan gemas, yang di balas erangan kesal dari kekasihnya. Jevano hanya tertawa tanpa berniat menghentikan nya.
Dengan sekuat tenaga jenandra pun menyingkirkan tangan kekasihnya itu.
"UDAH SAKIT PIPI AKU KAMU TARIK MULU" omelnya
Jevano terkekeh lalu mengelus pipi itu dengan sayang disertai dengan ucapan maaf, dikecupnya kening, hidung dan kedua pipi itu dan saat akan mencium bibir yang sedari tadi menggodanya untuk segera ia cicipi, jevano menatap kedua mata jenandra.
"Boleh cium kamu?"
Jenandra menganggukan kepala sebagai jawaban, dan setelah mendapat persetujuan jevano pun segera menempelkan bibir mereka. Mencium kekasih nya dengan lembut dan penuh perasaan, menyalurkan betapa ia sangat mencintai jenandra.
Tapi tak berlangsung lama, kini ciuman mereka berubah menjadi ciuman yang agak tergesa. Jevano dengan semangat menggebu terus mecium bibir kekasihnya dengan brutal, sampai jenandra kualahan saat mencoba mengimbanginya.
Film yang mereka tonton sedari tadi pun malah berganti menjadi film nya yang menonton mereka.
Dan saat ciuman jevano akan berpindah ke lehernya, jenandra menahan nya.
"Jev udah, kita belum bisa jauh"tolaknya.
Perasaan kecewa ada, tapi jevano sadar meemang tak sepantasnya mereka berbuat jauh ini baru hari pertama mereka berganti status. Menganggukan kepalanya maklum dan berganti memeluk kembali kekasihnya itu.
"Maaf tadi hampir kelepasan, untung kamu ingetin"
"Iya tak apa jev"
Setelah mematikan tv, mereka pun berpindah ke kamar. Melanjutkan acara cuddle mereka hingga tertidur.
.
To be continue
Thank you for reading, don't forget to vote and comments
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY [ Jevano dan Cintanya]
Novela Juvenil"Kita beneran gak bisa ya na?" -Jevano "Gak bisa jev, Tuhan dan semesta gak akan suka" -Jenandra Hanya berisi kisah 2 adam yang memperjuangkan cinta mereka yang berbeda. BxB Homophobic? DNI Start: 26 november 2021 End: -