Sudah seminggu dilewati oleh jenandra dan jevano dengan berat hati, mereka tak banyak interaksi seperti permintaan dari bunda jenandra. Hari itu jevano memang menghubungi jenanda, tapi sayangnya kekasihnya itu tak kunjung mengangkatnya. Bahkan sampai hari ini, pesan nya belum ada yang dibalas.
Meskipun sesekali jevano berusaha mendekat, kekasihnya itu selalu berusaha menghindari nya. Kekasihnya itu bahkan menukar bangkunya dengan teman sebangku haikal, dan selama itu pula jevano menegerang prustasi dia rindu kekasih manisnya. Dia sangat cemburu saat melihat jenandra begitu akrab dengan haikal, sekalipun dia kenal jevano tetap tidak menyukainya.
Jenandra tidak ingin mengecewakan bundanya, setidaknya sampai bundanya benar-benar menerima keadaan nya yang sekarang.
Seperti hari ini, jenandra terburu-buru mengajak haikal untuk ke kantin. Haikal sendiri sudah tau ceritanya, dan kadang membantu menenangkan jenandra saat sahabatnya itu tengah menceritakan betapa ia rindu dengan kekasihnya.
"Nanda bisa bicara sebentar? Gue mohon" cegah jevano
Dilihatnya penampilan jevano yang berantakan, dia tidak menyangka bahwa kekasih tampan nya bisa semengerikan ini penampilan nya. Dengan wajah sedihnya dia mengiyakan setelah mendapati anggukan dari sahabatnya.
"Ayo bicara di halaman belakang sekolah aja, disini takut ada yang mendengar" jenandra langsung berjalan lebih dulu setelah mengatakan nya.
Jevano pun mengikutinya, menatap punggung ringkih itu dengan tatapan sedih. Dia ingin sekali memeluk kekasih nya itu, tapi dia harus menahan nya setidaknya samapi mereka di halaman belakang sekolah.
Dan itu semua tak luput dari pandangan kirana, dia penasaran lalu diam-diam mengikuti keduanya.
.
Setelah sampai di halaman belakang jevano pun langsung memeluk kekasihnya itu dengan erat dari arah belakang, menghirup aroma bayi yang yang sangat dirindukan nya mengguar dari tubuh dipelukan nya."Biarin kayak gini dulu, aku bener-bener kangen sama kamu. Kamu jahat gak bales chat aku terus" jevano mengeratkan pelukan nya saat jenandra berusaha melepaskannya.
"Bagaimana bunda? Apa dia masih seperti hari itu? Apa dia sudah menerima keadaan kita? Apa makanan yang ku kirim selalu kamu makan? Apa kamu baik-baik saja?" Rentetan pertanyaan jevano lontarkan saat dia terlah menmutar badan kekasihnya itu agar berhadapan dengan nya.
Jenandra mendengarkan nya, tapi dia hanya menundukan kepalanya. Bibirnya terasa kelu, terasa sangat susah untuk berbicara.
Selama tidak bertemu memang jevano sering mengirimkan makanan yang sering ia pakai untuk memperbaiki mood jenandra saat mereka bertengkar, bundanya yang selalu menerima nya. Dia senang, tapi disisi lain dia sedih karena dia sendiri tidak melakukan apa-apa untuk jevano.
"B-bunda sekarang jauh baik, aku baik, aku makan dengan baik. Aku selalu makan kiriman dari kamu, bunda yang selalu menererimanya. Soal kita, aku gatau... bunda gak pernah bahas lagi, dia hanya lebih banyak diam" jawab jenandra pelan.
"Kalo ngomong sama orang tuh liat orangnya nanda, gak sopan" jevano mengangkat dagu kekasihnya
Jenandra mau tak mau melihat kearah jevano, melihat bagaimana kekasihnya itu terlihat lebih kurus dan mata itu memancarkan berapa ia sangat merindu.
"Kamu sendiri apa baik? Kenapa malah terlihat semakin kurus?"Diusap nya pipi kekasihnya itu dengan sayang dengan raut sedihnya.
"Aku tidak pernah baik, kalo gak ada kamu babe" jawaban nya itu membuat jenandra semakin merasa bersalah.
"Maaf, bunda belum mengijinkan nanda buat pulang ke apart" ucapnya.
"Hmm tak apa aku mengerti, aku masih bisa melihatmu di sekolah" jevano memeluk kembali tubuh kekasihnya itu setelah mengucapkan itu.
"Hey, kamu belum menjawab pertanyaanku diawal. Kenapa kamu mengabaikan pesanku?" lanjutnya
"Maaf, aku hanya takut bunda semakin marah kalo tau aku belum menjaga jarak sama kamu. Maaf ya" jeandra menjawabnya setelah membalas pelukan jevano.
"Kalo begitu tak apa, aku hanya khawatir. Jangan terlalu dekat dengan haikal, aku tidak suka" rutuknya dengan manja
Jenandra terkekeh mendengarnya, kekasihnya ini kenapa bisa semanja itu sekarang.
"Aku sama haikal gak ada apa-apa, aku gak suka laki-laki kecuali kamu jev. Jangan cemburu, aku sama dia cuma sahabat biasa"
"Tapi dulu kita juga sahabat, ah udahlah maaf aku malah marah-marah gini. Aku cuma takut"
"Gapapa jev, aku ngerti. Udah dulu ya? Buat sementara ini maaf kita gak bisa bareng-bareng dulu, aku masih harus tenangin bunda. Aku gak mau kecewain bunda lagi, tapi kalo kamu mau udahan aku gapapa. Aku gapapa selagi kamu bakal baik-baik aja"
"Ngawur banget ngomongnya, gak boleh gitu cantik. Aku gapapa kalo emang kita harus jaga jarak dulu, kabarin aku kalo bunda udah mulai terima kita. Maaf gak bisa ngapa-ngapain selain kirim makanan dan lindungin kamu dari jauh. Bunda mu melarang" jevano mengucapkan itu setelah menyentil pelan kening kekasihnya itu, yang dibalas pekikan pelan dan tonjokan kecil di dadanya oleh kekasihnya itu.
"Maaf, aku cuma gak mau bebanin pikiran kamu aja. Gapapa aku paham, you enought for me jev. Jadi jangan merasa bersalah, tolong tunggu aku pulang ya?"
"Pasti, aku selalu nunggu kamu pulang sayang"
"Makasih jev, aku sayang kamu. Ayo kembali, aku laper pengen makan takut keburu masuk" rengeknya.
"Hahaha jangan gemes-gemes aku gak bisa gigit kamu disini. Aku juga sayang kamu, yaudah ayo ke kantin kasih baby di perut kamu nanti nangis" jevano terkekeh pelan merasa geli dengan perkataannya.
"Kamu nih ngaco ah, udah ayo ke kantin"
"Iya ayo sayang" jevano mengecup sekilas kening jenandra, lalu menraik kekasihnya itu untuk pergi dari sana menuju ke kantin.
Disisi lain, kirana yang menguping di balik semak-semak pun terkaget atas apa yang di dengarnya. Dia merekam semuanya, dan bermaksud untuk mengurimkan nye ke ibu jevano.
"Jevano waiting me, you will be mine. Ucapkan selamat tinggal untuk hubungan menjijikan kalian jenandra" ucapnya dalam hati.
Setelah itu, kirana pun pergi dari sana. Tanpa sadar kalo bukan hanya dia yang mendengarnya, ada haris dia juga mendengarnya. Dan saat dia menyadari keberadaan kirana, dia mendadak memiliki ide yang cemerlang untuk membalaskan dendam nya.
"Kirana, sepertinya kita bisa bekerja sama" Seringaian muncul dibibir tipis itu.
.
To be continue
Thank you for reading, don't forget to vote and comments <3
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY [ Jevano dan Cintanya]
أدب المراهقين"Kita beneran gak bisa ya na?" -Jevano "Gak bisa jev, Tuhan dan semesta gak akan suka" -Jenandra Hanya berisi kisah 2 adam yang memperjuangkan cinta mereka yang berbeda. BxB Homophobic? DNI Start: 26 november 2021 End: -