Jam menunjukan pukul 05.00 pagi, Jenandra yang lebih awal terbangun saat alarmnya berbunyi. Setelah mematikan alarm tadi, dengan gerakan malas ia bangun menuju ke kamar mandi, meninggalkan Jevano yang masih tertidur lelap di sampingnya.
Sekedar informasi, mereka tinggal bersama di apartment milik Jevano yang dekat sekolahnya sejak mereka memasuki bangku SMA. Awalnya Jenanda menolak karena tidak ingin meninggalkan Ibunya sendirian, tapi berkat bujukan Jevano yang bisa dibilang kekanakan dengan cara mogok makan dan mogok berbicara kepada jenandra saat itu, berhasil membuat Jenanda untuk tinggal bersama di apartementnya. Beruntung Ibu Jenanda tidak melarang, sehingga mereka bisa dengan mudah pindah ke apartement yang saat ini mereka tinggali.
Dan apabila kalian penasaran kenapa Jevano seingin itu tinggal bersama Jenanda, alasannya bukan hanya karena ingin lebih dekat dengan sekolah mereka. Tapi karena di rumah pun dia selalu kesepian hanya di temani oleh pada maid yang berkerja di rumahnya karena kedua orang tuanya selalu sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, yang membuat Jevano semakin membulatkan tekadnya untuk tinggal bersama Jenanda.
Selesai dengan urusan mandi dan memakai seragam lengkap, Jenanda bergegas ke arah dapur untuk membuat sarapan. Ia berencana membuat sandwich untuk menu pagi ini, semalam sahabat menyebalkannya itu meminta menu itu untuk mereka santap hari ini.
Di tengah fokusnya, tubuh Jenanda sedikit terperanjat ketika sepasang tangan yang yang ia kenali melingkar dengan apik di pinggangnya dari belakang. Bahu sebelah kirinya juga jadi ikut sedikit lebih berat karena orang itu menompangkan dagunya di bahu Jenanda, Jevano (si pelaku) ini memang sepertinya tidak bisa absen menganggu kegiatan Jenanda.
"Jevano, lepas dulu gue lagi masak," pinta Jenandra pada orang yang masih betah bergelayut manja padanya.
"Gak mau Nannn, masih ngantuk," rengek Jevano yang malah semakin mengeratkan pelukannya.
Jenanda yang kesal pun dengan penuh usaha mendorong Jevano, yang untungnya kali ini berhasil.
"Lagian siapa suruh semalem ngegame terus, di suruh berhenti malah ngeyel. Udah sana mandi, ini sarapannya udah jadi nih."
"Iya iya maaf, ini mau mandi," Usai memberikan jawaban yang diiringi decakan malas, Jevano segera berbalik ke kamar mereka untuk mandi dan siap-siap seperti permintaan sahabatnya, meninggalkan Jenanda yang tengah menggelengkan kepala ketika melihat kelakuannya.
"Dia tuh sebenernya umur berapa sih? Di depan gue kayak anak kecil, giliran di sekolah udah kayak kulkas berjalan," gumamnya.
Tidak lama setelah itu, mungkin sekitar 20 menit setelah perdebatan kecil tadi, Jevano keluar dari kamar mereka dengan penampilan yang lebih segar dan tentunya semakin tampan. Pemuda Taurus itu segera menghampiri Jenanda, dan mereka pun mulai menyantap sarapan yang sudah Jenanda siapkan tadi."Nan, hari ini gue disuruh Mama buat balik dulu ke rumah. Lo mau ikut gak?" tanya Jevano saat mereka telah selesai sarapan.
"Gua ikut deh, tapi cuma sampe ke rumah gue aja ya? Kangen bunda, di sana lo nginep gak?" Jawab Jenanda.
"Iya ntar gua anterin, kirain mau ikut ke rumah gue. Enggak nginep deh males, lagian mama sama Papa katanya mau ada proyek lagi ke luar kota, ini di suruh pulang ke rumah juga katanya cuma mau sampein sesuatu doang," ucap Jevano.
"Oh gitu, tumben bener minta lo balik padahal cuma buat kasih tau sesuatu doang. Yaudah ntar kalo jemput gue lagi kabarin aja," balas Jenanda.
"Iya Na, udah ayo berangkat."
Obrolan merwka berakhir di sana, acara sarapan telah sai dan mereka harus bergegas untuk berangkat ke sekolah.
.
To be continue
Thank you for reading, don't forget to vote and comment ya <3
KAMU SEDANG MEMBACA
INFINITY [ Jevano dan Cintanya]
Teen Fiction"Kita beneran gak bisa ya na?" -Jevano "Gak bisa jev, Tuhan dan semesta gak akan suka" -Jenandra Hanya berisi kisah 2 adam yang memperjuangkan cinta mereka yang berbeda. BxB Homophobic? DNI Start: 26 november 2021 End: -