Sisir giok meluncur di atas rambut panjang Wol Ya yang lembut. Ini pertama kalinya ia disisiri oleh wanita selain ibunya, apalagi orang tersebut memiliki pangkat yang jauh lebih tinggi darinya. Mulanya ia menolak karena merasa sungkan saat Yeon Ae berkata ingin menyisirkan rambutnya yang akan ia buat berantakan malam ini, namun tentu saja titah majikan tak terbantahkan.
Yeon Ae menarik seluruh rambut Wol Ya ke belakang. Jemari lentiknya sengaja ia sapukan di atas kulit leher Wol Ya, membuat bulu kuduknya meremang. Mendengar hembusan napas Wol Ya yang seolah menahan hasrat untuk mendesah, membuat Yeon Ae terkikik pelan. Ia mengepang rambut panjang itu, lalu menggelungnya ke atas. Ia tak membuat model gelungan rambut khusus dayang istana, melainkan gelungan rambut wanita bangsawan seperti yang biasanya ia gunakan. Ia juga menancapkan binyeo bulan emas miliknya agar gelungan rambut itu tak terlepas, dan menghiasinya dengan aneka jepit mahal.
Yeon Ae juga memakaikan Wol Ya hanbok mewah yang biasa ia pakai sehari-hari, juga mendandani wajahnya.
"Cantik. Kau cocok menjadi selir," ucap Yeon Ae yang memperhatikan hasil karyanya.
"Saya tidak mau menjadi selir."
"Lantas? Ratu?"
"Astaga, Mama..." Wol Ya terkesiap, sedangkan Yeon Ae terbahak.
"Aku bercanda."
"Jangan bercanda seperti itu, saya bisa dihukum mati, Mama."
"Tapi aku tak bercanda akan satu hal," Yeon Ae membelai wajah Wol Ya dengan buku jarinya, "kau cantik."
Kemudian Yeon Ae mencium bibirnya, membuat lipstik merah jambu di sana belepotan. Wol Ya memeluk erat pinggang selir raja yang dicintainya, membalas ciumannya dengan penuh cinta.
Yeon Ae menarik binyeo yang tadi ia tusukkan di gelungan rambut Wol Ya, kemudian melucuti pakaian yang ia pakaikan ke tubuh Wol Ya tadi. Ia mendorongnya ke atas ranjang dan naik ke atasnya.
"Malam ini aku akan memuaskanmu," kata Yeon Ae sebelum melumat salah satu puting payudara Wol Ya.
Sudah tiga bulan berlalu sejak malam panas pertama mereka. Tugas Wol Ya di kamar mandi sudah dikembalikan. Tiap malam ia juga bertugas menemani sang selir tidur, tentu saja di ranjang yang sama, kecuali saat Lee Jung datang. Sejauh ini tak ada yang curiga, karena mereka sama-sama wanita.
*****
Sementara Yeon Ae besenang-senang dengan dayang kesayangannya, Lee Jung juga bersenang-senang dengan salah satu dayang junior milik Yeon Ae, Jang Mi. Lee Jung rutin berkunjung ke paviliun selir terakhirnya itu dua minggu sekali. Tak hanya menggunakan Jang Mi sebagai alat pemancing hasrat, Lee Jung terkadang melakukan hubungan seksual dengan remaja itu.
Tak hanya dengan Jang Mi, Tuan Im juga membawa masuk budak anak-anak secara diam-diam, bahkan tanpa sepengetahuan Permaisuri. Makin tua makin keladi, hasrat sang Raja makin tak terkendali.
Budak-budak itu akan langsung dibunuh begitu selesai dipakai, sementara Jang Mi disuruh rutin meminum ramuan kontrasepsi. Akan tetapi ramuan itu tampaknya tidak terlalu ampuh untuk mencegah kehamilan. Gadis remaja 12 tahun itu mengandung.
Jang Mi yang masih polos tidak tahu bahwa ada seorang janin kecil yang tumbuh di rahimnya. Ia mengira perutnya yang makin buncit itu karena ia makan banyak. Lee Jung yang menyadarinya ketika melihat perubahan di tubuh gadis itu. Dayang Heo memeriksa nadinya dan menyatakan bahwa Jang Mi tengah mengandung 14 minggu.
"Jadi, dia mengandung?" Tanya Lee Jung.
"Iya, Jeonha."
"Apa kau tidak minum ramuannya?" Murka Lee Jung.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Concubine (Complete)
Historical FictionAku ingin menjadi kupu-kupu, yang kini sedang hinggap di atas telapak tanganku, lalu kembali terbang menuju taman bunga untuk menghisap madu. Aku ingin menjadi burung pipit, yang sedang bernyanyi di atas pohon tempatku berdiri di bawah rimbunan daun...