Sejak pengakuan cintanya, Wol Ya tidak lagi melayani Yeon Ae di kamar mandi. Ia ditugaskan untuk mengurus kebun, sementara Yeon Ae dimandikan oleh dayang yang lain. Yeon Ae menempatkan Wol Ya sejauh mungkin dari dirinya. Ia bukan takut kepada Wol Ya, namun lebih tepatnya ia takut kepada perasaannya sendiri. Tertarik kepada lawan jenis saja tidak boleh, karena ia sudah menjadi milik raja, apalagi tertarik kepada sesama jenis. Hal itu adalah perbuatan yang tidak bermoral dan dipandang sebagai dosa menjijikkan di negeri itu.
Maka ia 'mengucilkan' Wol Ya, berharap dengan jarang melihatnya, perasaan aneh itu akan hilang dengan sendirinya. Ia juga berhenti mengkonsumsi pil kontrasepsi. Ia berpikir, jika ia hamil dan memiliki anak, perasaan itu akan teralihkan kepada anaknya kelak.
Tetapi seperti yang pernah dikatakan oleh mendiang Selir Park, salah satu efek obat itu adalah ketidaksuburan. Selir Park membutuhkan waktu satu tahun pasca berhenti minum obat untuk bisa hamil, namun berakhir dengan keguguran. Selain itu, kini Lee Jung juga sudah jarang 'sukses' saat berhubungan intim. Keberadaan dayang-dayang kecil tidak membawa pengaruh yang signifikan. Hanya melihat dan berpura-pura tak sengaja menyentuh sedikit sudah tidak membuatnya ereksi lagi. Ia butuh benar-benar menyentuh daerah privat mereka seperti yang biasa ia lakukan saat belum naik tahta.
****
Lee Jung berkunjung ke kediaman Yeon Ae pada sore hari yang cerah. Mereka berjalan-jalan di kebun sambil bercengkrama. Mendekati tempat Wol Ya berdiri, Yeon Ae menggandeng lengan Lee Jung dengan mesra. Ia dengan sengaja berhenti di depannya, menyuruhnya memetik beberapa buah jeruk dan mengupaskannya.
"Buah-buahan yang baru dipetik sangat segar jika langsung dimakan. Cobalah, Jeonha," kata Yeon Ae sambil menyuapkan sepotong jeruk kepada Lee Jung. Namun sebelum jeruk itu masuk ke mulut Lee Jung, Yeon Ae menariknya kembali dan malah meletakkan di antara giginya sendiri.
Lee Jung terkekeh, "apa yang kau lakukan? Banyak mata yang melihat."
Yeon Ae sendiri sebenarnya juga merasa malu. Niatnya untuk memanas-manasi Wol Ya membuatnya kehilangan akal sehat sejenak. Lidah dan bibirnya bergerak memasukkan jeruk kecil itu ke dalam mulutnya, namun sebelum masuk, Lee Jung merebutnya dengan mulutnya.
"Hm... kau benar, buah ini segar dan manis," gumam Lee Jung.
****
Ketika malam tiba, kasim yang melayani raja bersama Dayang Heo berjaga di depan pintu kamar, sementara dayang-dayang lainnya kembali ke kamar masing-masing, seperti biasanya setiap kali raja tidur bersama Yeon Ae. Beberapa saat kemudian, Dayang Heo pergi.
Sementara itu, di kamar dayang, Boon Yi yang terlelap berguling hingga kakinya menindih Jang Mi. Dayang Heo menghampiri kasur anak- anak itu, menyingkirkan kaki Boon Yi dan mengguncang pelan bahu Jang Mi. Jang Mi terbangun perlahan bangkit berdiri.
Ketika melihat Dayang Heo kembali bersama Jang Mi, Kasim Ho segera masuk ke kamar.
"Jeonha," ia berbisik perlahan kepada Lee Jung yang sedang berbaring di sisi Yeon Ae yang sudah terlelap.
Lee Jung membuka matanya. Ia memang tidak tidur dari tadi. Ia pergi ke ruangan sebelah, ruang makan. Jang Mi yang sudah berada di dalam menunduk hormat. Begitu pintu ditutup, ia membuka pakaiannya.
***
(Flashback)
18 tahun yang lalu, setelah para pemberontak tertangkap dan dihukum mati, keluarga mereka yang tidak terlibat langsung juga ditangkap dan dijadikan budak di Pulau Tamra, Orang tua Jang Mi adalah salah satu dari mereka. Pasangan itu bertemu di Tamra dengan status yang diturunkan dari Sangmin menjadi Cheonmin. Mereka saling jatuh cinta di tengah luka dan duka, dan akhirnya menikah. Tidak bisa disebut menikah sebenarnya, karena mereka tidak melangsungkan upacara maupun mendaftarkan pernikahan secara resmi. Mereka adalah budak, dan budak tidak punya uang untuk membuat upacara, dan tidak perlu merepotkan pejabat untuk mencatat jika mereka ingin berkembang biak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Concubine (Complete)
Historical FictionAku ingin menjadi kupu-kupu, yang kini sedang hinggap di atas telapak tanganku, lalu kembali terbang menuju taman bunga untuk menghisap madu. Aku ingin menjadi burung pipit, yang sedang bernyanyi di atas pohon tempatku berdiri di bawah rimbunan daun...