"Ada apa, Yeon Ae?" Tanya Lee Jung saat Yeon Ae tiba-tiba berhenti berjalan.
Wanita mungil itu mengangkat roknya, kemudian wajahnya memucat. Lee Jung mengikuti arah pandangan Yeon Ae, seketika wajahnya ikut pias.
"Jeonha... darah... bayi..." Yeon Ae terbata-bata. Kedua lengan yang gemetar memeluk perutnya.
Lee Jung segera menggendongnya, membawanya kembali ke kamar, sambil menyuruh para dayang segera memanggilkan tabib dan bidan.
"Apakah perutmu sakit, Yeon Ae?" Tanya Lee Jung setelah ia meletakkan wanita itu perlahan di atas kasur.
Yeon Ae mengangguk. Ia mengusap perutnya yang terasa nyeri dan mengencang. Ia juga ketakutan karena darah yang terus mengalir tanpa henti dari rahimnya. Tangannya yang berada di dalam genggaman Lee Jung terasa dingin bagai es.
"Apakah... apakah aku akan melahirkan? Tapi... tapi... bukankah belum cukup bulan? Atau... apakah aku keguguran?"
"Tenanglah, bidan akan datang sebentar lagi."
"Jeonha, berjanjilah padaku, apapun yang terjadi, selamatkan bayi kita."
Lee Jung tak menjawab, tak juga mengangguk ataupun menggeleng. Ia membeku bagai patung es. Sebelumnya, ia tak pernah memedulikan istri-istrinya yang hendak melahirkan, ataupun yang memiliki kendala selama kehamilan, pokoknya tiga bulan setelah bayi itu keluar dari rahim mereka, vagina mereka siap untuk ia masuki lagi. Kalaupun ada yang meninggal, ia juga tidak terlalu peduli. Ia bisa menikahi gadis muda lain lagi. Tetapi kali ini ia merasa takut. Ia sangat takut kehilangan Yeon Ae.
"Jeonha, berjanjilah..."
Para tabib dan bidan yang datang membuat Lee Jung terbebas dari dilema untuk menjawab perkataan Yeon Ae. Bidan wanita menyingkap rok Yeon Ae yang telah berlumuran darah, untuk mengecek apakah ada pembukaan rahim. Kemudian ia berbicara sesuatu kepada Kepala Tabib.
"Jeonha, silahkan menunggu di ruangan pribadi anda," kata Kepala Tabib.
"Tidak bisakah aku menemaninya?"
"Maaf, Jeonha, tapi sudah peraturannya bahwa tidak boleh ada laki-laki di dalam kamar bersalin, meskipun itu suami dari ibu yang akan melahirkan. Selain itu, ada sesuatu yang harus saya sampaikan kepada anda."
Mendengar hal itu, membuat Lee Jung semakin cemas.
*****
"Ampun, Jeonha, tapi anda harus memilih, menyelamatkan ibunya atau bayinya."
Lee Jung mencengkeram kerah baju Tabib, "kenapa aku harus memilih? Kenapa kau tidak menyelamatkan keduanya saja?"
"Sugwon-Mama mengalami pendarahan. Keadaannya kritis bila bayi itu tidak segera dilahirkan. Tetapi bila dilahirkan sekarang, bayi itu akan mengalami kendala kesehatan karena belum cukup bulan. Organ-organ tubuh bayi belum terbentuk sempurna."
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Concubine (Complete)
Historical FictionAku ingin menjadi kupu-kupu, yang kini sedang hinggap di atas telapak tanganku, lalu kembali terbang menuju taman bunga untuk menghisap madu. Aku ingin menjadi burung pipit, yang sedang bernyanyi di atas pohon tempatku berdiri di bawah rimbunan daun...