5 tahun yang lalu.
Wol Ya mengejar kedua puteri kembar Selir Han, So Hwa dan Min Hwa yang berlari menuju kediaman selir lain yang penuh dengan pohon buah-buahan. Ini adalah hari pertamanya bertugas sebagai pengasuh di kediaman Selir Han, dan baru setengah hari ia sudah terengah-engah oleh ulah aktif si kembar.
"Eommoni..." seru si kembar sambil berlari menuju seorang wanita muda yang berjongkok sambil merentangkan tangannya. Kedua anak itu memeluknya erat.
"Hari ini strawberrynya sudah merah loh, siapa yang mau memanen?"
"Aku!!!" Seru anak-anak itu.
Selir itu menggandeng si kembar menuju kebun. Mereka memanen strawberry dengan gembira. Min Hwa hendak memakan sebuah, namun Wol ya merebutnya, menggigitnya sedikit, lalu mengembalikannya. Min Hwa pun menangis kencang.
"Apa yang kau lakukan?" Tegur selir itu.
"Saya sedang menjalankan tugas. Gimi."
Sang selir mendengus kesal, "kau pikir aku menanam buah ini menggunakan racun?"
Wol Ya menunduk, "maafkan saya. Saya hanya menjalankan peraturan agar selalu mencicipi makanan sebelum dimakan oleh Gongju-agissi."
"Kau pasti orang baru, ya?"
"Saya memang baru bekerja hari ini."
Selir itu berdecak, "cih, tidak menyenangkan."
Seorang dayang tua menghampiri Wol Ya setelah selir itu mengajak anak-anak memanen jeruk.
"So Hwa Gongju dan Min Hwa Gongju sudah sering ke mari, bahkan sering menginap. Han Soyong-mama juga sudah mengizinkan anak-anaknya dianggap seperti anak sendiri oleh Im Sowon-mama. Tak ada yang perlu dikhawatirkan."
"Tetapi peraturannya--"
"Jangan terlalu kaku," Dayang Min menepuk punggungnya.
Mulut So Hwa celemotan oleh strawberry yang ia makan. Wol Ya hendak menyekanya dengan saputangan, namun Selir Im mendahuluinya. Wanita itu berjongkok dan mengusap bibir So Hwa dengan tangannya sambil tersenyum. Saat itulah, Wol Ya terpesona. Ia menyentuh dadanya, di mana jantungnya mengetuk-ngetuk dengan cepat.
****
Wol Ya sudah lama mengetahui orientasi seksualnya yang berbeda. Ia paling suka saat diajak oleh ibunya mencuci baju sekalian mandi di sungai, bersama para ibu dan anak-anak perempuan lain seusianya. Di dalam air, para ibu hanya mengenakan rok dalaman, sedangkan anak-anak kecil tak berpakaian. Ia suka melihat payudara-payudara para ibu yang tercetak oleh kain basah. Terkadang saat dia dimandikan oleh tetangganya, ia pura-pura tak sengaja menyentuh payudara wanita itu. Terkadang pula ia menyelam untuk melihat bagian dalam rok yang tersingkap. Tidak ada yang terlalu memedulikan hal itu. Tidak ada yang tahu bahwa Wol Ya 'berbeda'.
Ia sendiri tidak tahu apa penyebabnya menyukai sesama jenis. Ia dilahirkan di sebuah keluarga kecil yang bahagia, tidak pernah mengalami trauma apapun, dan tentu saja bukan orangtuanya yang mengajarinya untuk menyukai sesama wanita.
Ayah Wol Ya adalah seorang penjaga gerbang istana. Wol Ya masuk ke istana pada usia dua belas tahun dan berlatih sebagai dayang junior selama tiga tahun. Selama dalam pelatihan, ia diam-diam menikmati tubuh rekan-rekannya ketika mereka mandi bersama dan berganti pakaian.
Akan tetapi, hari ini adalah untuk yang pertama kalinya ia merasakan perasaan yang hangat saat melihat senyum seorang selir raja yang berusia lima tahun lebih tua darinya. Wanita itu memiliki senyum terindah dari semua wanita yang pernah ia temui.
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Concubine (Complete)
Ficción históricaAku ingin menjadi kupu-kupu, yang kini sedang hinggap di atas telapak tanganku, lalu kembali terbang menuju taman bunga untuk menghisap madu. Aku ingin menjadi burung pipit, yang sedang bernyanyi di atas pohon tempatku berdiri di bawah rimbunan daun...