7 - Broken

3.3K 186 1
                                    

"Eonni..."

Seorang puteri Raja yang masih balita menghampiri Yeon Ae sambil membawa sekuntum bunga matahari, menyodorkan bunga itu kepadanya. Yeon Ae tersenyum menerimanya.

"Agissi, seharusnya kau memanggilnya Eommoni, bukan Eonni," tegur pengasuhnya.

"Bagaimana kami memanggil seseorang yang seusia dengan kami dengan sebutan Eommoni?"

Pengasuh itu menoleh, menunduk hormat kepada Pangeran Lee Won. Yeon Ae hampir saja ikut menunduk hormat, namun ia segera ingat bahwa pangkatnya kini berada di atas Lee Won. Lee Won yang seharusnya menunduk hormat kepadanya, namun tak dilakukan oleh anak itu.

"Meskipun kita seumuran, tetapi aku adalah istri ayahmu. Jadi aku sekarang menjadi ibu tirimu," kata Yeon Ae.

Lee Won tertawa sinis, "apa kau begitu senang menjadi istri dari laki-laki yang sepantasnya kau sebut ayah?"

"Wonja," tegur Ratu Hong yang muncul di belakangnya.

"Eomma-mama," Lee Won terkesiap kaget dan segera menunduk.

"Kau mempermalukan Ibu. Apakah Ibu tidak pernah mengajarimu sopan santun?"

"Maafkan saya, Eomma-mama."

"Minta maaf kepada ibu tirimu."

Menggertakkan gigi menahan kesal, Lee Won menunduk hormat kepada Yeon Ae, "Maafkan aku, Eommoni."

Yeon Ae mengangguk pelan. Lee Won berpamitan untuk ke ruang belajar. Saat melewati Yeon Ae, matanya melirik dengan tajam.

"Aku cukup akrab dengan ayahmu, aku bahkan memanggilnya Orabeoni. Kuharap kita juga bisa akrab," kata Ratu.

"Iya, Mama."

"Ah, ya, kudengar ibumu akan berkunjung ke istana."

"Benarkah, Mama?" Mata sayu Yeon Ae mulai berbinar.

"Tadi ayahmu yang bilang kalau nanti sore dia akan kembali ke istana bersama istrinya untuk mengunjungimu."

Yeon Ae bergegas ke kediamannya, menyuruh para dayang untuk memasak makanan enak dan memperindah ruangan. Sudah hampir setengah tahun ia tinggal di istana dan tak bertemu lagi dengan ibunya. Meskipun Ibu lebih sering menyiksa daripada memeluknya, namun Yeon Ae tetap menyayangi ibu.

Tetapi senyum ceria yang sempat terukir di wajahnya kembali hilang, tatkala yang datang bukanlah ibu kandung Yeon Ae, melainkan Nyonya Kim, ibu tirinya. Dua adik tirinya juga ikut, bermain-main di taman mungil di depan kediamannya. Panekuk daun bawang yang disajikan oleh dayang sebenarnya diperuntukan untuk ibu kandungnya, dihabiskan oleh Nyonya Kim dan anak-anaknya.

"Bagaimana kabar Ibu?" Tanya Yeon Ae.

"Sedikit kerepotan mengurusi dua adik laki-lakimu yang nakal, tapi aku baik-baik saja," jawab ibu tiri.

Yeon Ae hanya menghela napas diam-diam. Yang ia maksud adalah kabar ibu kandungnya, bukan wanita ini.

"Sejak kau menjadi selir raja, hidup keluarga kita sangat bahagia. Ayahmu naik jabatan, harta makin melimpah, dan semua orang makin menghormati kita."

"Syukurlah..."

Mata Nyonya Kim tertuju pada norigae kupu-kupu emas yang tergantung di dangui Yeon Ae.

"Ehm... norigae yang bagus."

Yeon Ae menyentuh benda itu, "ah, ini salah satu pemberian Jeonha."

"Kau punya banyak, ya? Senang sekali."

Diam-diam Yeon Ae tersenyum sinis. Ia tahu maksud wanita ini tiba-tiba menanyakan hal tersebut. Wanita ini memang suka menginginkan milik orang lain. Ia lantas melepaskan norigae itu, memberikannya untuk Nyonya Kim.

Little Concubine (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang