Warning!
Full HOT scene🔥🔥🔥Usai memastikan air di dalam bak mandi cukup hangat, Wol Ya menaburkan bunga dan rempah-rempah.
"Air mandi sudah siap, Mama," lapor Wol Ya, yang hari ini bertugas untuk memandikan Yeon Ae.
Ia mengikuti Yeon Ae yang melangkah masuk ke ruang mandi, kemudian mulai melepaskan pakaian sang selir, satu persatu dari jubah terluar hingga pakaian dalam. Ia menelan ludah diam-diam saat melihat kulit mulus dada Yeon Ae ketika pakaian dalam bagian atas terlepas. Buah dada Yeon Ae menyembul begitu rok dalam ia lepaskan, begitu ranum, begitu menggoda untuk dicicipi. Wol Ya berlutut dengan satu kaki, melepaskan celana dalam Yeon Ae dengan tangan yang mulai gemetar. Hutan hitam yang lebat begitu menggoda untuk ditelusuri.
"Silahkan masuk, Mama," kata Wol Ya dengan suara yang sedikit bergetar.
Bokong Yeon Ae bergoyang ke kanan dan ke kiri ketika ia masuk ke dalam bak, masih tampak kencang meskipun ia pernah melahirkan anak satu kali. Wol Ya mencengkeram erat kedua tangannya untuk tidak meremas bokong itu. Ia segera mengambil sabun dan kain penggosok, mulai menggosok tubuh Yeon Ae di sisi bak.
Sejak kecil Yeon Ae memang tidak pernah mandi sendiri seumur hidupnya. Sebagai putri bangsawan, meskipun bukan murni, ia memiliki seorang pelayan untuk memandikannya, dan ketika menjadi selir, ia punya makin banyak dayang yang melayaninya dalam segala hal. Dimandikan oleh seorang dayang adalah hal yang sudah biasa ia lakukan. Namun hari ini dia merasa ada hal yang sedikit berbeda.
Ia merasakan ada sensasi aneh saat Wol Ya menyentuh tubuhnya, terutama di bagian privat. Wol Ya menggosok bagian-bagian itu terlalu lembut sehingga membuat bulu kuduknya meremang. Gadis itu bahkan menggosok pelan putingnya, berkata bahwa ada daki yang menempel dan sulit terlepas di sana, membuatnya terangsang. Ia bahkan tidak pernah merasa terangsang ketika Lee Jung melumat bagian-bagian itu. Ia masih merasa belum puas ketika Wol Ya berhenti menggosok putingnya karena dakinya sudah terangkat.
"Sudah, Mama. Apakah ada bagian tubuh lain yang perlu digosok?"
"Tidak."
Meski masih belum puas, Yeon Ae memutuskan untuk menyudahi mandinya. Wol Ya menyeka tubuh Yeon Ae dengan handuk. Kembali Yeon Ae merasakan sensasi aneh yang menjalar di bawah kulitnya. Jantungnya berdebar sangat kencang dan pipinya terasa hangat. Ia baru saja mandi, tetapi merasa sudah mulai berkeringat. Ia pikir, mungkin airnya terlalu panas.
"Lain kali jangan menuangkan air panas terlalu banyak. Ini sedang musim panas, aku ingin mandi dengan air yang agak dingin," kata Yeon Ae.
"Maaf, Mama."
Wol Ya memakaikan Yeon Ae pakaian bersih, kemudian mereka berdua keluar dari kamar mandi yang 'panas' itu.
****
Wol Ya menepuk buntalan kecil di atas bubuk bedak, lalu menepuk pelan di pipi Yeon Ae. Jang Mi mengepang rambut Yeon Ae, sedangkan Boon Yi menyiapkan hiasan rambutnya.
"Binyeo," pinta Jang Mi sambil mengulurkan tangan.
Boon Yi mengambil binyeo emas dengan hiasan giok hijau di ujungnya. Jang Mi menusukkan binyeo itu ke gelungan rambut Yeon Ae. Boon Yi melanjutkan pekerjaan Jang Mi dengan menusukkan berbagai jepit rambut.
"Wah, ini sangat indah," Boon Yi mengagumi jepit mutiara hitam.
"Itu adalah pemberian pertama Jeonha untukku."
"Kudengar, anda adalah selir yang paling dicintai oleh Jeonha. Wah, beruntung sekali kami bisa melayani selir kesayangan raja," kata Jang Mi bangga.
![](https://img.wattpad.com/cover/233027174-288-k342668.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Little Concubine (Complete)
Historical FictionAku ingin menjadi kupu-kupu, yang kini sedang hinggap di atas telapak tanganku, lalu kembali terbang menuju taman bunga untuk menghisap madu. Aku ingin menjadi burung pipit, yang sedang bernyanyi di atas pohon tempatku berdiri di bawah rimbunan daun...