11. Trauma

5.3K 542 9
                                    

Langit siang ini cukup cerah saat Jordan dan keluarga kecilnya akhirnya sampai di tempat tujuan setelah melewati perjalanan udara.

Menuju taxi yang sudah dipesannya, Jordan menggendong Edward menggunakan tangan kiri, sedangkan tangan kanannya menggenggam tangan Istrinya yang bebas dari memegang koper di tangan lainnya.

Setelah memastikan kondisi kesehatan Edward sudah lebih membaik meskipun luka masih menghiasi tubuh dan wajahnya, akhirnya hari ini Jordan menepati janjinya untuk mengajak keluarga kecilnya ini berlibur.

"Ayah, nanti di pantai main bola ya?" Tanya Edward, membuat Jordan menatap wajah putranya tersebut.

Berhari-hari tidak diizinkan bermain bola oleh orangtuanya dengan alasan kesehatan, membuat Edward begitu merindukan olahraga itu.

"Iya, main sepuas kamu." Balas Jordan.

Edward senang bukan main mendengarnya, apa dengan datang ke sini itu berarti larangan untuk dirinya beberapa hari ini akan berakhir?

"Tapi aku kan nggak bawa bola," Edward baru ingat itu, benda yang begitu penting ternyata tidak ikut dibawa liburan.

"Nanti kita beli ya." Tidak mungkin juga Jordan membawa bola milik Edward sampai ke sini, itu akan memakan tempat.

"Terus nanti dibawa pulang bolanya?" Tanya Edward antusias. Bukankah itu berarti bola miliknya akan bertambah lagi setelah pulang dari sini?

"Kalau muat nanti dibawa pulang." Jawab Jordan.

"Harus dibawa," Edward tidak bisa menerima penjelasan dari Ayahnya.

"Iya-iya terserah kamu mau bawa pulang apa aja." Ucap Jordan pada akhirnya menyenangkan hati Edward adalah tujuan mereka ke sini.

Jika Edward yang meminta dan tidak dituruti, lalu untuk apa mereka ke sini?

•••

16:20

Sesuai agenda, sere ini Jordan bersama Yuna dan Edward sudah berada di tepi pantai setelah pria itu membeli bola yang sudah Edward tagih.

Sengaja hanya beristirahat sebentar lalu pergi ke pantai sambil menanti sunset, hal ini adalah kesempatan paling tepat dibandingkan menunggu terbitnya matahari dipagi buta, Edward pasti belum bangun dijam seperti itu.

"Mundur terus Ya, aku mau nendang keras," Edward mengibas-ngibaskan tangannya sambil mengambil ancang-ancang.

Di tempat yang tidak terlalu jauh, Yuna mengawasi kedua laki-laki itu sambil meminum air kelapa, di sampingnya juga ada minuman untuk Suami dan Anaknya tersebut.

Hari ini Jordan kembali bertugas menjadi penjaga gawang di mana Edward adalah penendang. Bertambah besar membuat tendangan Anak itu semakin keras, jadi Jordan tidak bisa lagi berpura-pura lemah agar Anaknya merasa hebat.

Sebelum menikah, Jordan tidak berpikir jika hanya bermain bola bersama Anak kecil akan sangat menyenangkan. Jordan bahagia, apalagi jika bermain dengan Anaknya sendiri.

Jika boleh memaksa Jordan ingin dikaruniai Anak kembali, bukan dirinya tidak bersyukur dengan adanya Edward seorang, namun bukankah akan lebih membahagiakan jika memiliki banyak Anak? Edward pun tampak kesepian selama ini.

"Udahan mainnya. Ayo ke Bunda." Jordan mengajak Edward menghampiri Yuna, lalu duduk di samping perempuan itu.

Mengingat kondisi Edward yang belum sehat betul, Jordan pun harus membatasi waktu bermain Anaknya tersebut.

TarachandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang