30. Selamat Ulang Tahun

2.6K 442 34
                                    

Tujuh belas tahun yang lalu, Jordan dan Yuna merasakan betapa bahagia dan beruntungnya hidup mereka.

Jika dikatakan setiap manusia pasti memiliki porsi bahagia tersendiri, Jordan dan Yuna sangat paham akan hal itu.

Kelahiran Anak mereka yaitu Tarachandra Edward Bimasena, adalah sebuah anugerah yang selalu membawa rasa bahagia.

Dia tumbuh dengan baik dan menjadi Anak yang cerdas. Tidak ada seorangpun yang dapat Edward andalkan selain Ayahnya, dan tidak ada orang yang lebih baik dari Bundanya.

Edward percaya jika kedua orangtuanya adalah manusia pilihan yang begitu spesial untuk dirinya. Terlepas dari ucapan orang lain, Edward tidak peduli.

Bahasa sekarangnya, orang lain hanya bisa meninggalkan komentar tanpa memberikan suka.

Sebaik-baiknya manusia pasti akan tetap ada yang tidak menyukai, itu sudah bukan rahasia umum.

"Lilinnya dinyalain dulu." Ucap Yuna pelan di depan pintu kamarnya bersama Jordan.

"Nggak waktu di dalem kamar Edward aja?" Tanya Jordan, kedua tangannya sudah membawa kue yang sudah dibeli oleh Istrinya siang tadi.

Sekarang pukul dua puluh tiga lebih lima puluh lima. Pukul dua belas malam nanti Edward akan berulang tahun yang ke tujuh belas, di mana usia itulah yang sudah ditunggu-tunggu oleh Anak tersebut.

"Jangan." Jawab Yuna.

"Di depan kamar dia aja biar nggak keburu mati apinya." Ucap Jordan lalu berjalan ke kamar Edward yang berada tidak jauh dari kamar mereka berada.

Sampai di depan kamar Anak mereka, Yuna menyalakan lilin berangka tujuh belas di atas kue, lalu membuka pintu kamar Edward perlahan.

Kamar itu gelap. Sebelumnya Jordan sudah memeriksa seperti biasanya dan memastikan jika putranya tersebut sudah tidur.

Bukan kejutan besar, namun akan terasa spesial. Edward sudah besar, tidak ada hal yang lebih mengharukan dari kejuatan yang diberikan oleh orangtuanya, meskipun itu sederhana.

"Chandra." Suara pelan nan lembut milik Yuna begitu baik untuk didengar oleh telinga di tengah malam seperti ini.

Tidak ada nyanyian ulang tahun yang mengejutkan atau suara terompet yang berisik. Edward tidak suka dikejutkan dalam tidurnya yang damai, dan mungkin bukan hanya Edward saja namun semua orangpun merasakan demikian.

Kamar yang gelap, hanya tersisa cahaya redup dari lampu tidur, lalu ditambah dengan dua lilin yang menyala di atas kue yang dibawa oleh Jordan lah yang menyapa penglihatan Edward malam ini.

Melihat wajah Ayahnya yang tersenyum begitu lebar dengan diterangi lilin di bawahnya mungkin cukup horor di hari-hari biasa, tapi otak Edward langsung bisa terkoneksi dengan apa yang sedang terjadi, apalagi saat melihat Yuna juga berada di sana sambil tersenyum begitu lembut kepadanya, membuat Edward tak kuasa untuk tidak ikut tersenyum.

Anak laki-laki itu langsung mengubah posisinya menjadi duduk, seolah dirinya tidak baru sadar dari tidurnya. Edward terlalu bersemangat.

"Bunda." Panggil Edward dengan senyum yang sama lebarnya dengan Jordan. Mirip sekali Ayah dan Anak ini.

"Selamat ulang sayang, Anak Bunda yang ganteng sekarang udah tujuh belas tahun. Semoga kamu selalu bahagia." Ucap Yuna sambil menangkup kedua pipi cabi Edward, lalu menciuminya bergantian, dan terakhir di dahi Anak itu lebih lama.

Anaknya yang begitu menggemaskan dan penurut ternyata sudah besar. Memang benar, membesarkan Anak memang tidak akan terasa. Yuna tidak tahu bagaimana Anaknya yang dulu begitu mungil dan selalu dirinya gendong ternyata sekarang sudah sebesar ini.

TarachandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang