46. Kasmaran

2K 295 41
                                    

Hari sabtu, hari pertama untuk memulai libur diakhir pekan, Edward menyelesaikan bagian terakhir untuk menyempurnakan penampilannya pagi ini, dengan celana berwarna hitam, kaus putih dan jaket hitam sudah membuatnya puas pagi ini.

Orang lain berkata jika dirinya ini tampan seperti Ayahnya, hal itu membuat Edward bisa percaya diri mau sesederhana apapun penampilannya, setidaknya dasarnya ia sudah tampan.

"Ayah, Bunda, aku mau pergi sekarang." Ucap Edward setelah berada di teras rumah, di mana sang Bunda sedang menemani Ayahnya meminum kopi selepas sarapan.

"Mau pergi ke mana?" Tanya Jordan, pasalnya Edward sebelumnya hanya meminta izin untuk pergi ke luar.

"Jemput pacar aku." Jawab Edward.

Jordan melongo, beruntung dirinya sedang tidak meneguk kopinya. Apa-apaan Edward ini?

"Kamu punya pacar?" Tanya Yuna. Sebetulnya dirinya juga terkejut, namun mengingat Edward yang tidak lama ini membahas tentang dia yang tertarik dengan seorang gadis, Yuna menjadi paham.

"Iya, Bunda." Balas Edward.

"Duduk dulu, kamu harus cerita ke Ayah." Ucap Jordan.

Edward menurut, lalu duduk di depan kedua orangtuanya dibatasi dengan meja kecil di depan mereka.

"Sejak kapan kamu punya pacar?" Tanya Jordan mulai menginterogasi.

Ini tidak bisa dibiarkan. Kenapa Edward tidak melibatkan Jordan untuk hal semenarik ini?

"Baru dua hari." Jawab Edward sambil mengangkat jari telunjuk dan tengahnya.

"Baru banget ya." Balas Jordan.

"Baru, Yah."

"Emang siapa pacar kamu? Bunda boleh lihat fotonya nggak?" Tanya Yuna kepada Anaknya.

"Boleh dong. Bunda sama Ayah udah pernah ketemu kok. Dia pernah ikut jengukin waktu Bunda sakit." Ucap Edward sambil mengeluarkan ponselnya dan membuka foto profil dari nomor Shireen.

Edward menunjukkan layar ponselnya ke depan orangtuanya, membuat kedua orang itu mencondongkan tubuhnya untuk melihat lebih jelas.

"Cantikkan, tapi masih cantikan Bunda sih." Ucap Edward, lalu menjauhkan kembali ponselnya.

"Oh itu jelas, nggak usah diomong lagi." Ucap Jordan bangga.

"Tapi pacar kamu cantik juga ya Edward, kayak ada bule-bulenya." Lanjut Jordan.

"Iya cantik banget. Namanya siapa?" Tanya Yuna.

"Namanya Shireen. Aku belum pernah ketemu Ayahnya, tapi katanya Ayahnya Shireen masih ada keturunan Belanda." Jelas Edward.

"Pantesan cantik ya. Kamu ajaklah dia ke sini, Bunda kan juga mau kenal." Ucap Yuna.

"Iya ajak aja ke rumah." Jordan ikut setuju dengan Istrinya.

"Kapan-kapan aku ajak main ke sini, sekarangkan udah ada janji mau main ke luar." Balas Edward.

"Kencan kali, masa main." Ralat Jordan.

Main katanya, memangnya mereka masih Anak-anak di bawah umur? Ada-ada saja memang Edward ini.

"Ya gitulah pokoknya, Yah." Edward sejujurnya tidak peduli dengan istilah-istilah seperti itu.

"Kamu udah ada uang belum mau ajak cewek jalan gitu?" Tanya Jordan sambil merogoh saku belakang celananya mengambil dompet.

"Ada uang bulanan aku, masih ada sisa dari yang aku pakai buat jajan di sekolah, kan sisanya disuruh buat ditabung kalau nanti butuh sesuatu." Jawab Edward.

TarachandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang