52. Agenda Yang Tertunda

1.6K 259 54
                                    

Tiga hari menjelang berakhirnya masa liburan sekolah. Merealisasikan rencana yang sebelumnya tertunda dikarenakan sebelumnya sudah memiliki agenda masing-masing, Edward bersama temen-temennya pun sepakat untuk pergi berlibur untuk dua hari satu malam di daerah pantai.

Pagi ini Jaena datang ke kediaman Jordan untuk berangkat bersama dengan Edward menuju rumah Raynar menggunakan mobil dari Saudaranya tersebut.

"Luna, kamu ikut?" Tanya Edward sedikit terkejut karena Jaena tidak datang sendiri.

"Iya gue ajak, kebetulan Luna juga lagi nggak ada acara. Lagian nanti kan ada Shireen sama ceweknya Jendra." Jaena yang menyahuti.

"Kok aku nggak tau kalau kamu bakal ikut?" Tanya Edward.

"Aku kira kamu juga udah dikasih tau Jaena." Balas Luna.

"Kalau gue ngasih tau Chandra, bisa-bisa dia yang ngelarang." Ucap Jaena.

"Kenapa?" Luna melihat ke Jaena dan Edward bergantian.

Edward menggeleng pelan, lalu mengambil tas miliknya di atas sofa.

"Ayo berangkat sekarang." Ajak Edward memutus topik pembicaraan mereka.

"Ayo, pamit dulu ke Om sama Tante." Balas Jaena lalu mengikuti langkah Edward ke dapur rumah Saudaranya tersebut.

Meminta izin ke Jordan dan Yuna, ketiganya lantas segera berangkat menuju rumah Raynar yang sudah ditetapkan sebagai titik kumpul keberangkatan mereka.

Sampai di sana rupanya Jendra, Shireen serta Nadia kekasih dari Jendra sudah sampai terlebih dulu.

"Lama banget." Itu adalah kata pertama yang langsung Raynar ucapkan saat ketiga orang tersebut baru turun dari mobil.

"On time ini, on time. Kalian aja yang datengnya kecepetan." Jaena menunjuk-nunjuk jam di pergelangan tangan kirinya.

"Itu rambut lo juga kenapa, Ward? Udah ubanan lo?" Tanya Raynar kepo dengan nada tidak santai.

"Aku rasa kamu nggak sebodoh itu." Balas Edward.

"Oke-oke, masih pagi jangan pada ribut. Sekarang kita tentuin dulu siapa yang bakal nyetir." Ucap Jendra menengahi.

"Chandra, berhubung yang udah punya SIM baru dia doang. Soalnya kalau pagi-pagi gini biasanya banyak Polisi, nanti kalau udah agak siangan bebaslah kita gantian nyetirnya." Jelas Jaena.

Edward mengangguk saja setuju, lagipula ini bukanlah kegiatan yang berat.

"Ya udah ayo. Gimana tempat duduknya?" Tanya Jendra.

"Gue duduk di depanlah, sialan lo semua pada bawa gandengan. Jomlo nih jomlo." Ucap Raynar menggebu-gebu.

"Makanya cari ceweklah, lo nggak punya gebetan apa?" Tanya Jendra.

"Yang ditaksir sih ada, tapi dianya udah ada yang punya." Balas Raynar sambil melirik orang yang dirinya maksud.

Jendra langsung diam, lalu menggeleng-geleng tidak peduli, dan setelah itu berbalik badan untuk berjalan terlebih dulu bersama Nadia.

"Kamu duduk di belakang aja sama yang lain, biar Shireen yang duduk di depan." Ucap Edward kepada Raynar.

"Bawa mobil sendiri nih gue." Memang bukan Raynar namanya jika tidak gampang tersulut emosi.

"Boleh." Balas Edward lalu menggandeng tangan Shireen menuju mobilnya.

Laki-laki itu membukakan pintu mobil untuk Shireen, lalu memastikan teman-temannya untuk masuk semua terlebih dulu sebelum dirinya dan setelah itu menjalankan mobilnya.

TarachandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang